Polisi Inggris Juluki Elon Musk sebagai Pejuang Keyboard karena Kobarkan Kerusuhan Anti-Islam
Minggu, 11 Agustus 2024 - 15:20 WIB
Musk membagikan sebuah unggahan pada hari Sabtu yang menyoroti perbedaan antara kasus Steven Mailen dan Mustafa al Mbaidib. Mailen, 54 tahun, dijatuhi hukuman lebih dari dua tahun penjara pada hari Jumat karena berteriak dan “menggerakkan tangan” ke arah seorang polisi selama demonstrasi yang penuh kekerasan di Hartlepool minggu lalu; Al Mbaidib, seorang warga negara Yordania berusia 27 tahun, didenda USD33 bulan lalu karena menyerang seorang polisi wanita di Bournemouth pada bulan Mei.
"Keadilan di Inggris memang tampak tidak setara," tulis Musk di X. Miliarder itu juga membagikan serangkaian meme yang membandingkan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dengan seorang perwira Nazi dan pemerintah Inggris dengan kediktatoran totaliter dalam novel '1984' karya George Orwell.
Starmer sedang mempertimbangkan untuk mengubah Undang-Undang Keamanan Daring Inggris untuk menghukum perusahaan media sosial yang mengizinkan penyebaran konten "legal tetapi berbahaya", The Telegraph melaporkan pada hari Jumat.
Undang-undang tersebut, yang disahkan oleh pemerintah Konservatif sebelumnya di negara itu, awalnya akan mencakup klausul tersebut, tetapi pengesahannya akhirnya ditarik setelah Menteri Bisnis dan Perdagangan Kemi Badenoch mengeluh bahwa undang-undang itu sama saja dengan "menetapkan undang-undang untuk menyakiti perasaan."
"Keadilan di Inggris memang tampak tidak setara," tulis Musk di X. Miliarder itu juga membagikan serangkaian meme yang membandingkan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dengan seorang perwira Nazi dan pemerintah Inggris dengan kediktatoran totaliter dalam novel '1984' karya George Orwell.
Starmer sedang mempertimbangkan untuk mengubah Undang-Undang Keamanan Daring Inggris untuk menghukum perusahaan media sosial yang mengizinkan penyebaran konten "legal tetapi berbahaya", The Telegraph melaporkan pada hari Jumat.
Undang-undang tersebut, yang disahkan oleh pemerintah Konservatif sebelumnya di negara itu, awalnya akan mencakup klausul tersebut, tetapi pengesahannya akhirnya ditarik setelah Menteri Bisnis dan Perdagangan Kemi Badenoch mengeluh bahwa undang-undang itu sama saja dengan "menetapkan undang-undang untuk menyakiti perasaan."
(ahm)
Lihat Juga :
tulis komentar anda