AS Segera Cabut Larangan Penjualan Senjata Mematikan ke Arab Saudi

Sabtu, 10 Agustus 2024 - 18:10 WIB
"Kami juga mencatat langkah positif yang telah diambil Kementerian Pertahanan Saudi selama tiga tahun terakhir untuk secara substansial meningkatkan proses mitigasi bahaya sipil mereka, sebagian berkat kerja keras para pelatih dan penasihat AS," kata pejabat Departemen Luar Negeri tersebut.



Perang Yaman dipandang sebagai salah satu dari beberapa pertempuran proksi antara Iran dan Arab Saudi. Houthi menggulingkan pemerintah yang didukung Saudi dari Sanaa pada akhir tahun 2014 dan telah berperang melawan aliansi militer yang dipimpin Saudi sejak tahun 2015, konflik yang telah menewaskan ratusan ribu orang dan membuat 80% penduduk Yaman bergantung pada bantuan kemanusiaan.

Biden mengambil sikap yang lebih keras terhadap penjualan senjata ke Arab Saudi pada tahun 2021, dengan mengutip kampanye kerajaan tersebut melawan Houthi yang berpihak pada Iran di Yaman, yang telah menimbulkan banyak korban sipil.

Hubungan antara kerajaan dan Amerika Serikat telah menghangat sejak saat itu, karena Washington telah bekerja lebih erat dengan Riyadh setelah serangan Hamas pada 7 Oktober untuk menyusun rencana bagi Gaza pascaperang.

Pemerintahan Biden juga telah merundingkan pakta pertahanan dan kesepakatan kerja sama nuklir sipil dengan Riyadh sebagai bagian dari kesepakatan luas yang membayangkan Arab Saudi menormalisasi hubungan dengan Israel, meskipun itu masih merupakan tujuan yang sulit dipahami.

Keputusan itu muncul ketika tingkat ancaman di kawasan itu telah meningkat sejak akhir bulan lalu, dengan Iran dan kelompok Hizbullah yang didukung Iran yang kuat di Lebanon bersumpah untuk membalas terhadap Israel setelah kepala politik Hamas Ismail Haniyeh terbunuh di Teheran.

Houthi telah muncul sebagai pendukung kuat kelompok Islam Palestina Hamas dalam perangnya melawan Israel. Awal tahun ini, mereka menyerang kapal-kapal komersial yang mereka katakan terkait dengan Israel atau menuju pelabuhan Israel.
(ahm)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More