Putra Hasina Curiga Intelijen Pakistan di Balik Kekacauan Bangladesh

Jum'at, 09 Agustus 2024 - 10:58 WIB
Para mahasiswa marah dan mulai berunjuk rasa dan polisi menggunakan kekerasan berlebihan untuk menghentikan mereka. Pemerintah kita segera memberhentikan para polisi itu. Pemerintah kita membentuk tim pengadilan untuk menyelidiki. Namun, seluruh insiden itu dirancang untuk berkobar. Protes meningkat dan mereka menuntut pengunduran diri Perdana Menteri. Banyak pengunjuk rasa yang memiliki senjata api. Mereka menyerang kantor polisi dengan senjata api. Dari mana mereka mendapatkan senjata api itu?

Laporan menunjukkan bahwa apa pun yang terjadi di Bangladesh adalah karena Amerika Serikat, China, dan Pakistan. Apakah Anda setuju?



Saya tidak berpikir China terlibat dalam hal ini karena tidak pernah terlibat dalam masalah internal kami. Kami berteman dengan setiap negara. Dengan China dan India, kami memiliki hubungan baik. Kami menganggap India sebagai sahabat terbaik kami. AS juga memiliki hubungan baik tetapi Pakistan (ISI) selalu menentang kemerdekaan Bangladesh. Kami berjuang untuk kemerdekaan dari mereka. Jadi, saya menduga bahwa ISI terlibat dalam memicu protes.

Benarkah Kepala Angkatan Bersenjata telah memberikan ultimatum kepada Sheikh Hasina untuk meninggalkan negara itu dalam waktu 45 menit?



Itu tidak benar. Mereka bertemu, dan saya ada di sana bersama ibu saya sebelum dan sesudah pertemuan. Tidak ada ultimatum dari Kepala Angkatan Bersenjata. Ibu saya telah memerintahkan polisi dan militer untuk tidak membunuh para pengunjuk rasa. Ketika mereka mulai berdemonstrasi, militer membuat barikade di kota Dhaka. Jadi, saat para pengunjuk rasa berbaris, militer membawa ibu saya ke tempat yang aman. Jadi, tuduhan itu sepenuhnya salah.



Sheikh Hasina sedang memberikan pidato kepada rakyat dan di tengah-tengah pidatonya, dia harus berhenti karena para pengunjuk rasa berbaris menuju kediamannya. Apa yang ingin Anda katakan tentang ini?



Tidak, dia berencana untuk mengundurkan diri. Dia mengatakan kepada saya bahwa dia tidak menginginkan pertumpahan darah lagi. Dia akan mengundurkan diri, membuat pernyataan, dan mengatur pengalihan kekuasaan secara damai sesuai dengan Konstitusi. Namun, sayangnya, para pengunjuk rasa menyatakan pawai mereka ke kediaman Perdana Menteri. Dia tidak punya waktu untuk membuat pernyataan atau pidato.



Pemenang Nobel Muhammad Yunus akan menjadi kepala pemerintahan sementara. Apa komentar Anda tentang ini?

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More