Iran Ungkap Ismail Haniyeh Tewas karena Ledakan Proyektil Jarak Pendek
Senin, 05 Agustus 2024 - 15:02 WIB
TEHERAN - Kepala politik Hamas Ismail Haniyeh tewas akibat ledakan yang disebabkan "proyektil jarak pendek," menurut klaim Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC).
Iran menyalahkan Israel dan Amerika Serikat (AS) atas pembunuhan tersebut.
Dalam pernyataan pada Sabtu, IRGC, cabang militer Iran yang elit dan berpengaruh, mengklaim serangan mematikan terhadap Haniyeh di Teheran awal pekan ini "dirancang dan dilaksanakan oleh rezim Zionis dan didukung pemerintah kriminal Amerika."
Meskipun Yerusalem Barat tidak membenarkan atau membantah keterlibatannya, pejabat Israel telah berulang kali berjanji melenyapkan pejuang Hamas sementara konflik berdarah di Gaza terus berlanjut.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Washington "tidak mengetahui atau terlibat dalam" pembunuhan tersebut.
IRGC juga mengatakan penyelidikan menemukan "operasi teroris dilakukan dengan menembakkan proyektil jarak pendek dengan hulu ledak sekitar tujuh kilogram" dari luar rumah tempat Haniyeh berada.
Pada Kamis, New York Times, mengutip pejabat Timur Tengah, melaporkan Haniyeh telah terbunuh oleh bom yang diledakkan dari jarak jauh yang diselundupkan ke wisma tamu sekitar dua bulan sebelum kematian Haniyeh.
Pembunuhan tersebut telah memperburuk situasi keamanan yang sudah tegang di Timur Tengah.
Serangan mendadak ke Israel oleh pejuang Hamas Oktober lalu memicu operasi darat Israel di daerah kantong itu yang telah menyebabkan kerusakan besar dan ribuan kematian.
Sebagai tanggapan atas pembunuhan itu, Iran telah bersumpah memberikan "hukuman keras" kepada Israel, sementara militer negara Yahudi itu telah disiagakan tinggi untuk menghadapi potensi serangan.
AS, sekutu utama Israel, juga mengumumkan akan mengirim aset militer tambahan ke wilayah tersebut.
Eskalasi besar sebelumnya antara Israel dan Iran pada bulan April mengakibatkan Teheran meluncurkan serangan rudal dan pesawat tak berawak ke sasaran-sasaran Israel. Namun, pejabat di Tel Aviv mengklaim kerusakan akibat serangan itu minimal.
Iran menyalahkan Israel dan Amerika Serikat (AS) atas pembunuhan tersebut.
Dalam pernyataan pada Sabtu, IRGC, cabang militer Iran yang elit dan berpengaruh, mengklaim serangan mematikan terhadap Haniyeh di Teheran awal pekan ini "dirancang dan dilaksanakan oleh rezim Zionis dan didukung pemerintah kriminal Amerika."
Meskipun Yerusalem Barat tidak membenarkan atau membantah keterlibatannya, pejabat Israel telah berulang kali berjanji melenyapkan pejuang Hamas sementara konflik berdarah di Gaza terus berlanjut.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Washington "tidak mengetahui atau terlibat dalam" pembunuhan tersebut.
IRGC juga mengatakan penyelidikan menemukan "operasi teroris dilakukan dengan menembakkan proyektil jarak pendek dengan hulu ledak sekitar tujuh kilogram" dari luar rumah tempat Haniyeh berada.
Pada Kamis, New York Times, mengutip pejabat Timur Tengah, melaporkan Haniyeh telah terbunuh oleh bom yang diledakkan dari jarak jauh yang diselundupkan ke wisma tamu sekitar dua bulan sebelum kematian Haniyeh.
Pembunuhan tersebut telah memperburuk situasi keamanan yang sudah tegang di Timur Tengah.
Serangan mendadak ke Israel oleh pejuang Hamas Oktober lalu memicu operasi darat Israel di daerah kantong itu yang telah menyebabkan kerusakan besar dan ribuan kematian.
Sebagai tanggapan atas pembunuhan itu, Iran telah bersumpah memberikan "hukuman keras" kepada Israel, sementara militer negara Yahudi itu telah disiagakan tinggi untuk menghadapi potensi serangan.
AS, sekutu utama Israel, juga mengumumkan akan mengirim aset militer tambahan ke wilayah tersebut.
Eskalasi besar sebelumnya antara Israel dan Iran pada bulan April mengakibatkan Teheran meluncurkan serangan rudal dan pesawat tak berawak ke sasaran-sasaran Israel. Namun, pejabat di Tel Aviv mengklaim kerusakan akibat serangan itu minimal.
(sya)
tulis komentar anda