Takut Diserang Iran, Israel Batalkan Liburan Para Tentara untuk Antisipasi Perang
Jum'at, 02 Agustus 2024 - 21:30 WIB
TEL AVIV - Israel memutuskan membatalkan liburan para tentara di unit tempur, menurut situs berita Israel Walla.
Keputusan militer Israel tersebut merupakan bagian dari keadaan siaga untuk mengantisipasi kemungkinan tanggapan dari Iran dan Hizbullah menyusul pembunuhan tokoh-tokoh penting, Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan Komandan Hizbullah Fuad Shukr.
Situs berita tersebut juga melaporkan tentara Israel telah meningkatkan kehadirannya di Tepi Barat yang diduduki karena situasi keamanan saat ini. Israel juga tampaknya khawatir akan eskalasi di berbagai lini.
Militer Israel menyatakan mereka sedang mempersiapkan dan berkoordinasi dengan pasukan keamanan di Tepi Barat untuk berbagai skenario.
Israel berada dalam kondisi siaga tinggi, menurut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Pernyataan Netanyahu itu muncul di tengah meningkatnya dugaan bahwa Iran atau sekutunya akan membalas pembunuhan para pemimpin senior Hizbullah dan Hamas pekan ini, Reuters melaporkan.
"Israel sangat siap untuk skenario apa pun, baik secara defensif maupun ofensif," ujar Netanyahu dalam pernyataan yang dirilis kantornya setelah kunjungan ke Komando Front Dalam Negeri.
Dia mengancam, "Kami akan menuntut harga yang sangat mahal untuk setiap tindakan agresi terhadap kami dari arena mana pun."
Pemimpin Hizbullah Lebanon, Sayyed Hassan Nasrallah, berjanji pada Kamis (1/8/2024) untuk menanggapi pembunuhan oleh Israel terhadap komandan militer paling senior kelompok itu dalam serangan di pinggiran selatan Beirut pekan ini.
Nasrallah, saat berbicara di pemakaman komandan yang terbunuh, Fuad Shukr, mengatakan negara-negara yang tidak disebutkan namanya telah meminta Hizbullah untuk tidak membalas, namun dia mengatakan kelompok itu sedang menjajaki respons yang “nyata dan terencana”.
Keputusan militer Israel tersebut merupakan bagian dari keadaan siaga untuk mengantisipasi kemungkinan tanggapan dari Iran dan Hizbullah menyusul pembunuhan tokoh-tokoh penting, Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan Komandan Hizbullah Fuad Shukr.
Situs berita tersebut juga melaporkan tentara Israel telah meningkatkan kehadirannya di Tepi Barat yang diduduki karena situasi keamanan saat ini. Israel juga tampaknya khawatir akan eskalasi di berbagai lini.
Militer Israel menyatakan mereka sedang mempersiapkan dan berkoordinasi dengan pasukan keamanan di Tepi Barat untuk berbagai skenario.
Israel berada dalam kondisi siaga tinggi, menurut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Pernyataan Netanyahu itu muncul di tengah meningkatnya dugaan bahwa Iran atau sekutunya akan membalas pembunuhan para pemimpin senior Hizbullah dan Hamas pekan ini, Reuters melaporkan.
"Israel sangat siap untuk skenario apa pun, baik secara defensif maupun ofensif," ujar Netanyahu dalam pernyataan yang dirilis kantornya setelah kunjungan ke Komando Front Dalam Negeri.
Dia mengancam, "Kami akan menuntut harga yang sangat mahal untuk setiap tindakan agresi terhadap kami dari arena mana pun."
Pemimpin Hizbullah Lebanon, Sayyed Hassan Nasrallah, berjanji pada Kamis (1/8/2024) untuk menanggapi pembunuhan oleh Israel terhadap komandan militer paling senior kelompok itu dalam serangan di pinggiran selatan Beirut pekan ini.
Nasrallah, saat berbicara di pemakaman komandan yang terbunuh, Fuad Shukr, mengatakan negara-negara yang tidak disebutkan namanya telah meminta Hizbullah untuk tidak membalas, namun dia mengatakan kelompok itu sedang menjajaki respons yang “nyata dan terencana”.
(sya)
tulis komentar anda