Kondisi Memanas, Maskapai Lebanon Tunda Kedatangan Penerbangan di Bandara Beirut

Senin, 29 Juli 2024 - 20:50 WIB
Orang-orang melihat layar untuk mendapatkan informasi terkini setelah maskapai milik negara Lebanon, Middle East Airlines (MEA), mengumumkan beberapa penerbangan ke Beirut ditunda hingga besok pagi, di Bandara Internasional Beirut Rafic Hariri di Beirut,
BEIRUT - Maskapai Middle East Airlines (MEA) Lebanon mengatakan pada Minggu (28/7/2024) bahwa mereka telah menunda keberangkatan beberapa penerbangan yang dijadwalkan mendarat di Beirut semalam sehingga mereka akan tiba pada Senin pagi, menurut Reuters.

Langkah itu dilakukan setelah Israel bersumpah akan melakukan pembalasan cepat terhadap Hizbullah Lebanon setelah 12 anak tewas oleh roket di Dataran Tinggi Golan yang dicaplok Israel pada hari Sabtu.

Negara penjajah mengklaim roket itu ditembakkan oleh gerakan yang berbasis di Lebanon tersebut. Hizbullah telah membantah bertanggung jawab atas serangan itu.



Hizbullah dan militer Israel telah saling tembak selama hampir 10 bulan bersamaan dengan perang genosida Israel melawan Palestina di Gaza, yang telah menyebar ke beberapa front regional.

Baku tembak sebelumnya telah mengganggu penerbangan di seluruh wilayah tersebut.

MEA mengatakan enam penerbangan yang dijadwalkan tiba di Beirut semalam dari London, Kopenhagen, dan empat kota lain di Timur Tengah akan ditunda sehingga mereka akan lepas landas pada Senin pagi.

Kepala maskapai, Mohamad El-Hout, mengatakan kepada penyiar lokal Al-Jadeed bahwa perubahan penerbangan di Bandara Internasional Rafic Hariri di Beirut disebabkan risiko asuransi.

"Kami tidak takut bandara akan diserang, kami juga tidak memiliki informasi apa pun terkait hal itu," jelas dia.

Dia menekankan, "Jika kami takut, kami tidak akan membiarkan penerbangan apa pun (beroperasi)."

Bandara Beirut diserang pada awal perang terakhir antara Hizbullah dan Israel pada tahun 2006.

Menurut seorang fotografer Reuters, para penumpang masih mendarat di bandara pada Minggu sore.

Orang-orang dengan panik memeriksa papan indikator untuk melihat apakah penerbangan akan dibatalkan atau ditunda.

Kekhawatiran telah berkembang tentang perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah di tengah pertukaran serangan lintas batas antara kedua belah pihak.

Eskalasi terjadi dengan latar belakang serangan mematikan Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 39.300 warga Palestina sejak Oktober, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More