Israel Bantai 30 Warga Palestina di Sekolah Gaza, Klaim Targetkan Markas Hamas
Minggu, 28 Juli 2024 - 12:48 WIB
Um Hasan Ali, seorang perempuan pengungsi yang tinggal di sekolah tersebut, mengatakan dia baru beberapa bulan kembali ke Gaza dari Mesir bersama putrinya untuk perawatan medis, dan kini putrinya terluka dalam serangan itu dan dibawa ke rumah sakit.
Perempuan lain, Ibtihal Ahmed, mengatakan kepada Reuters bahwa dia sedang duduk di tenda tetangga ketika mendengar serangan hebat.
"Saya mulai berlari, putri saya berada di satu tempat, dan saya berada di tempat lain, saya melihat orang-orang berlarian ke arah tempat yang terkena serangan. Orang-orang yang berlindung di sekolah Khadija semuanya adalah orang-orang yang terluka, mereka tidak bersalah dan ini seharusnya tidak terjadi pada mereka," katanya.
Dalam serangan-serangan sebelumnya yang menghantam infrastruktur sipil, militer Israel menyalahkan kelompok militan Hamas karena membahayakan warga sipil, menuduhnya beroperasi di lingkungan padat penduduk, sekolah, dan rumah sakit sebagai kedok. Hamas membantahnya.
Sebelumnya pada hari Sabtu, media pemerintah Palestina mengatakan bahwa sedikitnya 14 warga Palestina tewas akibat serangan Israel sejak fajar di kota selatan Khan Younis dan jenazah mereka dibawa ke Kompleks Medis Al-Nasser.
Militer Israel memberi tahu warga Palestina untuk sementara mengungsi dari lingkungan selatan Khan Younis sehingga mereka dapat "beroperasi dengan paksa" di sana, dan meminta mereka untuk pindah ke zona kemanusiaan di Al-Mawasi, kata militer Zionis dalam sebuah pernyataan.
Militer Zionis mengatakan seruannya untuk mengungsi dikomunikasikan kepada penduduk melalui beberapa media untuk mengurangi bahaya bagi warga sipil.
Di kamp pengungsi Al-Bureij, lima warga Palestina tewas sebelumnya dalam serangan udara Israel terhadap sebuah rumah, sementara empat lainnya tewas dalam serangan lain terhadap sebuah rumah di Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir, kata para petugas medis.
Pejabat PBB menuduh Israel menggunakan kekuatan yang tidak proporsional dalam perang dan gagal memastikan warga sipil memiliki tempat yang aman untuk dituju. Namun, Zionis Israel lagi-lagi membantahnya.
Perempuan lain, Ibtihal Ahmed, mengatakan kepada Reuters bahwa dia sedang duduk di tenda tetangga ketika mendengar serangan hebat.
"Saya mulai berlari, putri saya berada di satu tempat, dan saya berada di tempat lain, saya melihat orang-orang berlarian ke arah tempat yang terkena serangan. Orang-orang yang berlindung di sekolah Khadija semuanya adalah orang-orang yang terluka, mereka tidak bersalah dan ini seharusnya tidak terjadi pada mereka," katanya.
Dalam serangan-serangan sebelumnya yang menghantam infrastruktur sipil, militer Israel menyalahkan kelompok militan Hamas karena membahayakan warga sipil, menuduhnya beroperasi di lingkungan padat penduduk, sekolah, dan rumah sakit sebagai kedok. Hamas membantahnya.
Pertempuran Khan Younis
Sebelumnya pada hari Sabtu, media pemerintah Palestina mengatakan bahwa sedikitnya 14 warga Palestina tewas akibat serangan Israel sejak fajar di kota selatan Khan Younis dan jenazah mereka dibawa ke Kompleks Medis Al-Nasser.
Militer Israel memberi tahu warga Palestina untuk sementara mengungsi dari lingkungan selatan Khan Younis sehingga mereka dapat "beroperasi dengan paksa" di sana, dan meminta mereka untuk pindah ke zona kemanusiaan di Al-Mawasi, kata militer Zionis dalam sebuah pernyataan.
Militer Zionis mengatakan seruannya untuk mengungsi dikomunikasikan kepada penduduk melalui beberapa media untuk mengurangi bahaya bagi warga sipil.
Di kamp pengungsi Al-Bureij, lima warga Palestina tewas sebelumnya dalam serangan udara Israel terhadap sebuah rumah, sementara empat lainnya tewas dalam serangan lain terhadap sebuah rumah di Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir, kata para petugas medis.
Pejabat PBB menuduh Israel menggunakan kekuatan yang tidak proporsional dalam perang dan gagal memastikan warga sipil memiliki tempat yang aman untuk dituju. Namun, Zionis Israel lagi-lagi membantahnya.
tulis komentar anda