Horor, Militer Israel Bantai 70 Warga Palestina di Khan Younis Gaza

Selasa, 23 Juli 2024 - 11:51 WIB
Militer Israel membantai 70 warga Palestina di Khan Younis, Gaza, pada hari Senin. Foto/EPA-EFE/HAITHAM IMAD
GAZA - Sebanyak 70warga Palestina tewas dan lebih dari 200 lainnya terluka dalam pembantaian oleh militer Israel di Khan Younis, Jalur Gaza, pada Senin.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan brutal terjadi setelah militer Zionis memperingatkan akan "beroperasi paksa" di daerah tersebut.

Peringatan militer itu berdampak pada sektor Khan Younis timur di zona kemanusiaan Al-Mawasi di Gaza selatan dan menyebabkan ribuan warga Palestina melarikan diri.



Militer Israel mengatakan akan bertindak untuk mengekang tembakan roket di daerah tersebut.



Wilayah Khan Younis telah menjadi pertempuran sengit sejak awal tahun ini.

Insiden terbaru ini terjadi sembilan hari setelah Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 92 orang tewas dalam serangan di Al-Mawasi, ketika Israel mengatakan pihaknya menargetkan para komandan Hamas.

Israel telah bersumpah untuk menghancurkan Hamas dan melancarkan operasi militer intensif di wilayah Gaza yang sebelumnya dinyatakan bebas dari militan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, di bawah tekanan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera, tiba di Washington pada hari Senin untuk berpidato di depan Kongres Amerika Serikat (AS).

Netanyahu akan bertemu dengan Presiden AS Joe Biden, yang telah mendorongnya untuk menyetujui gencatan senjata, lebih dari sembilan bulan setelah perang Gaza yang dipicu oleh serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

Pada akhir Juni, Netanyahu mengatakan perang “dalam fase intensnya” akan segera berakhir.

Perintah evakuasi di wilayah Al-Mawasi dikeluarkan hanya dua bulan setelah militer Israel mengarahkan warga Palestina ke sana demi keselamatan mereka sendiri.

“Akibat serangan dan pembantaian pendudukan Israel di Khan Younis sejak dini hari hingga sekarang, 70 orang menjadi martir dan lebih dari 200 orang terluka,” kata Kementerian Kesehatan Gaza pada hari Senin, yang dilansir AFP, Selasa (23/7/2024).

Militer Israel tidak memberikan komentar mengenai jumlah korban jiwa dalam serangan tersebut ketika ditanya oleh AFP.

Namun dalam sebuah pernyataan, militer Israel mengatakan jet tempur dan tanknya menyerang dan melenyapkan apa yang mereka sebut "teroris" di daerah tersebut.

Disebutkan bahwa pasukan Israel menargetkan lebih dari 30 lokasi infrastruktur di Khan Younis yang mereka klaim sebagai "infrastruktur teror".

Menurut pernyataan tersebut, pesawat-pesawat tempur Israel juga menyerang fasilitas penyimpanan senjata, pos pengamatan, terowongan dan bangunan yang digunakan oleh militan Hamas.

Menghadapi pengungsian lainnya, warga Palestina memenuhi jalan-jalan berdebu di Khan Younis dengan mobil, sepeda motor, kereta yang ditarik keledai, dan berjalan kaki, membawa barang-barang semampu mereka.

Hassan Qudayh mengatakan keluarganya melarikan diri karena panik.

“Kami dengan senang hati membuatkan sarapan untuk anak-anak kami, karena kami telah aman selama sebulan, namun dikejutkan oleh peluru, selebaran peringatan, dan para martir di jalanan,” katanya kepada AFPTV.

"Ini ke-14 atau ke-15 kalinya kami mengungsi. Cukup. Kami sudah menderita selama 10 bulan."

Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan mengakibatkan kematian 1.197 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka Israel.

Para militan juga menyandera 251 sandera, 116 di antaranya masih berada di Gaza, menurut militer Israel tewas.

Operasi militer balasan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 39.000 orang, sebagian besar adalah warga sipil, menurut data dari Kementerian Kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas.

Pertempuran yang tiada henti telah menjerumuskan Gaza ke dalam krisis kemanusiaan yang parah.

Yussef Abu Taimah asal Al-Qarara di Khan Younis mengatakan keluarganya pergi ke zona kemanusiaan tetapi tidak menemukan tempat.

“Bahkan trotoar penuh dengan orang dan tenda. Kami lelah dan muak. Cukup dengan pengungsian dan migrasi ini.”

Pembicaraan yang terputus-putus selama berbulan-bulan mengenai gencatan senjata pertama dan pertukaran sandera-tahanan sejak November 2023 hanya menghasilkan sedikit kemajuan.

Netanyahu akan bertemu Biden minggu ini dan menyampaikan pidato penting di hadapan Kongres pada hari Rabu, di tengah ketegangan yang belum pernah terjadi sebelumnya antara Israel dan sekutunya; Amerika Serikat.

Pemimpin Israel telah berulang kali menolak tekanan dari pemerintahan Biden untuk menerima gencatan senjata, yang ditentang oleh anggota sayap kanan koalisinya.

Biden pada hari Senin berjanji untuk terus berupaya menemukan solusi selama bulan-bulan terakhir masa jabatannya, sehari setelah mengumumkan pengunduran dirinya dari pemilihan presiden AS.

“Saya akan bekerja sangat erat dengan Israel dan Palestina untuk mengakhiri perang, mencapai perdamaian di Timur Tengah dan memulangkan para sandera," katanya.

Netanyahu akan mengadakan pertemuan terpisah selama kunjungannya dengan Wakil Presiden AS Kamala Harris, yang tampaknya akan menggantikan Biden sebagai kandidat presiden Partai Demokrat.

Washington khawatir akan reaksi pemilih atas meningkatnya korban sipil dalam perang di Gaza, sementara protes dari demonstran anti-pemerintah dan keluarga sandera di Israel menekan Netanyahu di dalam negeri.

“Suasananya belum pernah seburuk ini,” kata Steven Cook, pakar Timur Tengah di Council on Foreign Relations.

“Jelas ada ketegangan dalam hubungan, terutama antara Gedung Putih dan perdana menteri Israel,” kata Cook dalam komentarnya.

Kunjungan Netanyahu tersebut terjadi ketika perang Gaza kembali memicu kekerasan regional.

Israel pada hari Sabtu menyerang Yaman untuk pertama kalinya, sebagai pembalasan atas serangan drone mematikan di Tel Aviv oleh kelompok Houthi.

Terjadi juga baku tembak lebih lanjut antara kelompok Hizbullah Lebanon dan militer Israel pada akhir pekan, karena ketegangan masih tinggi di sepanjang perbatasan.

Delegasi Israel akan melakukan perjalanan ke Doha pada hari Kamis untuk membahas tuntutan baru bagi gencatan senjata di Gaza dan pertukaran sandera, kata sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut.

Mesir, Qatar dan Amerika Serikat telah berupaya untuk mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More