Israel Ungkap Misi Pengeboman Yaman: Libatkan Jet Tempur Siluman F-35, 10 Serangan

Selasa, 23 Juli 2024 - 09:36 WIB
Israel akui misi pengeboman terhadap wilayah Yaman pekan lalu melibatkan jet tempur siluman F-35. Serangan besar-besaran ini sebagai pembalasan atas serangan drone Houthi. Foto/EPA-EFE/ABIR SULTAN
TEL AVIV - Militer Israel mengakui pengeboman besar-besaran terhadap area Pelabuhan Hodeidah, Yaman, pada Sabtu lalu melibatkan jet tempur siluman F-35.

Sebanyak enam orang tewas dan 83 lainnya terluka dalam serangan udara militer Zionis tersebut, yang diklaim sebagai pembalasan atas serangan drone kamikaze Houthi di Tel Aviv yang menewaskan satu orang dan melukai 10 lainnya.

Menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF), butuh waktu 2 jam 50 menit bagi kelompok F-15, F-35, dan jet tempur lainnya melakukan sekitar 10 serangan udara pada Sabtu malam lalu.





Mengutip laporan dari Jerusalem Post, Selasa (23/7/2024), jet-jet tempur itu lepas landas sekitar pukul 15.00 sore dan mencapai target mereka sekitar pukul 18.00 sore.

Meskipun terus mengklasifikasikan jumlah pasti pesawat yang digunakan untuk mengisi bahan bakar jet tempurnya dalam misi sejauh 1.800 kilometer dan kembali dengan selamat, IDF memberikan video dramatis yang menunjukkan beberapa pengisian bahan bakar di udara secara real-time.

Selain itu, IDF menyediakan video terpisah yang menunjukkan empat rudal berbeda diarahkan ke sasaran di kawasan Pelabuhan Hodeidah, dengan satu rudal menyerang lokasi industri hingga hampir tidak ada yang tersisa.

Video ketiga merekam Kepala Angkatan Udara IDF Mayor Jenderal Tomer Bar memberi selamat kepada para pilot dalam perjalanan pulang, setelah mereka aman berada di luar jangkauan pasukan musuh.

Selain itu, berbagai macam pesawat serang, pesawat pengumpul intelijen, pesawat pengisian bahan bakar, pesawat penyelamat, dan pasukan pertahanan ikut serta dalam serangan tersebut, meskipun jumlah pasti pesawatnya masih dirahasiakan.

Serangan udara Israel menargetkan fasilitas penyulingan minyak di Hodeidah serta aset Angkatan Udara Yaman, untuk mengganggu pengangkutan senjata Iran ke Yaman.

Menurut laporan media Israel, puluhan orang tewas atau terluka dalam serangan tersebut. Namun, media Houthi mengonfirmasi enam orang tewas dan 83 lainnya terluka.

Meskipun Houthi berusaha menampilkan pelabuhan tersebut digunakan untuk tujuan kemanusiaan, beberapa pejabat tinggi Israel mengatakan bahwa pelabuhan itu adalah tameng untuk mencampurkan impor senjata dalam jumlah besar dengan bantuan kemanusiaan.

Sumber lokal di Yaman mengatakan kepada Al Mayadeen yang berafiliasi dengan Hizbullah bahwa terjadi pemadaman listrik di beberapa daerah di Hodeidah akibat serangan Israel yang menghantam pabrik produksi listrik.

Israel dengan jelas menyatakan bahwa mereka melakukan serangan itu tanpa bantuan Amerika Serikat (AS), meskipun mereka telah memberi tahu Washington sebelumnya.

Ada juga petunjuk bahwa negara-negara Arab yang bersekutu, seperti Arab Saudi, dapat membantu dengan mengizinkan penggunaan wilayah udara mereka atau masalah pengisian bahan bakar, yang telah lama dibahas.

Namun, Arab Saudi membantah terlibat dalam serangan udara Israel terhadap wilayah Yaman.

Pada 13-14 April, Arab Saudi juga dilaporkan membantu Israel dengan intelijen operasional untuk menembak jatuh serangan udara Iran.

Meskipun saat ini mereka tidak aktif berperang, sebelumnya Riyadh melakukan pengeboman besar-besaran terhadap kelompok Houthi, sementara proksi Iran itu menyebabkan kerusakan serius pada wilayah Saudi dengan serangan roket, rudal, dan drone.

Setelah serangan drone Houthi terhadap Tel Aviv, yang menewaskan satu orang dan melukai 10 lainnya, Israel memutuskan bahwa Houthi telah melewati garis merah.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More