4 Janji Donald Trump kepada Zelenksy, dari Akhiri Perang Ukraina hingga Menekan NATO

Sabtu, 20 Juli 2024 - 17:06 WIB
Donald Trump berjanji akan mengakhiri perang Ukraina dan Rusia. Foto/Reuters
WASHINGTON - Mantan Presiden Donald Trump mengatakan dia “melakukan panggilan telepon yang sangat baik” dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Jumat (19/7/2024). Dia menyakinkan Zelensky bahwa perang Rusia dan Ukraina akan berakhir jika dia memenangkan pemilu presiden 2024.

Percakapan telepon antara kedua pemimpin tersebut, yang memiliki hubungan yang rumit, menandai percakapan pertama mereka sejak Trump meninggalkan Gedung Putih dan terjadi sehari setelah dia secara resmi menerima pencalonan presiden dari Partai Republik. Hal ini juga terjadi di tengah kekhawatiran di Eropa mengenai kebijakan Trump terhadap perang Rusia-Ukraina jika ia memenangkan pemilihan presiden pada bulan November.

“Presiden Zelenskyy dari Ukraina dan saya menerima panggilan telepon yang sangat baik hari ini. Dia mengucapkan selamat kepada saya atas kesuksesan Konvensi Nasional Partai Republik dan menjadi calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik,” kata Trump dalam postingan di Truth Social.



“Dia mengutuk upaya pembunuhan keji pada Sabtu lalu dan menyatakan bahwa rakyat Amerika bersatu dalam semangat Persatuan selama masa-masa ini.” Itu menunjukkan Trump ingin menjaga persatuan dengan negara anggota NATO.

4 Janji Donald Trump kepada Zelenksy, dari Akhiri Perang Ukraina hingga Menekan NATO

1. Mengakhiri Perang Ukraina dan Rusia



Foto/Reuters

Sejak lama, Trump memang berambisi mengakhiri perang Ukraina dan Rusia. Itu tidak lepas karena kedekatan Trump dengan Putin.

Trump melanjutkan, “Saya menghargai Presiden Zelenskyy atas upayanya karena saya, sebagai Presiden Amerika Serikat berikutnya, akan membawa perdamaian ke dunia dan mengakhiri perang yang telah memakan banyak korban jiwa dan menghancurkan banyak keluarga tak berdosa. Kedua belah pihak akan dapat bersatu dan menegosiasikan kesepakatan yang mengakhiri kekerasan dan membuka jalan menuju kemakmuran.”

Dalam sebuah postingan di X yang menjelaskan panggilan telepon tersebut, Zelensky mengatakan dia mengucapkan selamat kepada Trump atas pencalonannya dan mengutuk “upaya pembunuhan yang mengejutkan di Pennsylvania.”

“Saya mendoakan dia diberi kekuatan dan keselamatan mutlak di masa depan,” katanya. “Saya mencatat dukungan bipartisan dan bikameral Amerika yang penting untuk melindungi kebebasan dan kemerdekaan bangsa kita.”

2. Mewujudkan Perdamaian yang Abadi



Foto/Reuters

Zelensky menyimpulkan, “Kami sepakat dengan Presiden Trump untuk membahas dalam pertemuan pribadi langkah-langkah apa yang dapat membuat perdamaian menjadi adil dan benar-benar abadi.”

Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, Trump telah berulang kali mengatakan bahwa ia dapat menyelesaikan perang Ukraina dalam satu hari, namun masih belum jelas bagaimana ia akan mengupayakan perdamaian.

Dalam debat presiden CNN bulan lalu, Trump mengatakan bahwa persyaratan Putin untuk sebuah perjanjian – yang mencakup penyerahan Ukraina atas empat wilayah yang saat ini diduduki oleh Rusia – “tidak dapat diterima.” Namun mantan presiden dan sekutunya juga mengkritik pengiriman bantuan militer AS ke Kyiv.

3. Mendorong Anggota NATO Membeli Senjata



Foto/Reuters

Namun mantan presiden dan sekutunya juga mengkritik bantuan militer AS ke Kyiv.

Trump telah lama mengkritik belanja pertahanan NATO. Pada bulan Februari, mantan presiden tersebut mengatakan bahwa dia akan mendorong Rusia untuk melakukan “apa pun yang mereka inginkan” terhadap negara anggota NATO mana pun yang tidak memenuhi pedoman pengeluaran pertahanan, sehingga membuat khawatir banyak pemimpin di Washington dan Eropa.

Trump dan Zelensky juga punya sejarahnya masing-masing. Hampir lima tahun yang lalu, Trump berulang kali mendorong Zelensky untuk menyelidiki saingan politiknya Joe Biden dan putranya, Hunter, dalam panggilan telepon menjelang pemilu tahun 2020. “Panggilan telepon yang sempurna” itu, dalam kata-kata Trump, berujung pada pemakzulan pertamanya.



4. Tetap Bekerja Sama



Foto/Reuters

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bekerja dengan Donald Trump jika dia terpilih kembali sebagai presiden AS akan menjadi “kerja keras, tapi kami adalah pekerja keras”.

Dalam wawancara eksklusif dengan BBC di London, Zelensky mengatakan dia bersedia bekerja sama dengan siapa pun yang berkuasa di AS.

Beberapa hari yang lalu, Trump mengumumkan Senator Ohio JD Vance sebagai pasangannya dalam pemilu bulan November. Pria berusia 39 tahun itu pernah berkata “dia tidak peduli dengan apa yang terjadi di Ukraina”.

Pencalonan tersebut telah memperbarui kekhawatiran bahwa komitmen AS terhadap Ukraina akan hilang jika Trump kembali menduduki Gedung Putih pada pemilu November mendatang.

“Mungkin dia benar-benar tidak memahami apa yang terjadi di Ukraina, jadi kami harus bekerja sama dengan Amerika Serikat,” kata Zelensky kepada BBC.

Pemimpin Ukraina tersebut berada di Inggris untuk menghadiri pertemuan Komunitas Politik Eropa (EPC), di mana ia menyampaikan pidato pada Kamis sore.

EPC, yang mencakup 27 anggota Uni Eropa serta 20 non-anggota seperti Inggris, merupakan forum kerja sama yang lebih informal.

Dia menambahkan bahwa Ukraina “tidak hanya membutuhkan halaman baru, kita membutuhkan kekuatan untuk mengubah keadaan ini”.
(ahm)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More