Houthi Yaman Klaim Serangan Drone Kamikaze di Tel Aviv Israel
Sabtu, 20 Juli 2024 - 00:01 WIB
SANAA - Satu ledakan pesawat nirawak mengguncang kota Tel Aviv, Israel, pada dini hari Jumat (19/7/2024), menewaskan satu orang dan melukai beberapa orang lainnya.
Kelompok Houthi atau Ansarallah Yaman mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dengan menyatakan mereka melakukan operasi kualitatif yang menargetkan kota itu.
Insiden itu terjadi di Jalan Ben Yehuda di pusat kota Tel Aviv, tempat ledakan besar dilaporkan media Israel.
Menurut media Israel, polisi Israel menemukan sesosok mayat dengan luka serpihan dan mengonfirmasi tiga orang terluka.
Pasukan polisi segera mengamankan daerah itu, menutupnya, dan mencari serpihan untuk menentukan penyebab ledakan.
Militer Israel mengatakan pesawat nirawak itu, yang diidentifikasi sebagai buatan Iran, diyakini telah diluncurkan dari Yaman.
Satu penyelidikan dibuka untuk memahami mengapa sirene serangan udara dan pertahanan udara gagal mencegat pesawat nirawak itu.
Sebelumnya, Komando Front Dalam Negeri Israel telah menyatakan tidak ada infiltrasi udara yang terdeteksi, yang menjelaskan tidak adanya sirene.
Dalam beberapa bulan terakhir, militer Israel telah mencegat rudal dan pesawat nirawak yang ditujukan terutama ke Eilat, yang datang dari timur.
Juru bicara militer Ansarallah, Yahya Saree, mengumumkan dalam pidato yang disiarkan televisi bahwa angkatan udara mereka telah melakukan serangan pesawat nirawak di Tel Aviv menggunakan pesawat nirawak ‘Jaffa’ baru, yang mampu menghindari deteksi radar.
Saree memperingatkan Tel Aviv akan tetap menjadi target utama dan menyatakan daerah itu tidak aman bagi “musuh Zionis.”
Ansarallah telah menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah sejak November untuk mendukung Gaza.
Ini menandai serangan udara Houthi pertama yang diakui di Tel Aviv sejak operasi mereka dimulai.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant berjanji meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas serangan itu dan menekankan perlunya memperkuat sistem pertahanan udara.
Tentara Israel menuduh pesawat nirawak itu dipantau tetapi tidak dicegat karena “kesalahan manusia.”
Setelah insiden tersebut, Channel 12 Israel melaporkan militer AS telah mencegat empat pesawat tanpa awak yang sedang menuju Israel.
Ledakan tersebut menyebabkan kerusakan yang signifikan, memecahkan jendela dan menyebarkan pecahan peluru.
Kelompok Houthi atau Ansarallah Yaman mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dengan menyatakan mereka melakukan operasi kualitatif yang menargetkan kota itu.
Insiden itu terjadi di Jalan Ben Yehuda di pusat kota Tel Aviv, tempat ledakan besar dilaporkan media Israel.
Menurut media Israel, polisi Israel menemukan sesosok mayat dengan luka serpihan dan mengonfirmasi tiga orang terluka.
Pasukan polisi segera mengamankan daerah itu, menutupnya, dan mencari serpihan untuk menentukan penyebab ledakan.
Militer Israel mengatakan pesawat nirawak itu, yang diidentifikasi sebagai buatan Iran, diyakini telah diluncurkan dari Yaman.
Satu penyelidikan dibuka untuk memahami mengapa sirene serangan udara dan pertahanan udara gagal mencegat pesawat nirawak itu.
Sebelumnya, Komando Front Dalam Negeri Israel telah menyatakan tidak ada infiltrasi udara yang terdeteksi, yang menjelaskan tidak adanya sirene.
Dalam beberapa bulan terakhir, militer Israel telah mencegat rudal dan pesawat nirawak yang ditujukan terutama ke Eilat, yang datang dari timur.
Drone Jaffa
Juru bicara militer Ansarallah, Yahya Saree, mengumumkan dalam pidato yang disiarkan televisi bahwa angkatan udara mereka telah melakukan serangan pesawat nirawak di Tel Aviv menggunakan pesawat nirawak ‘Jaffa’ baru, yang mampu menghindari deteksi radar.
Saree memperingatkan Tel Aviv akan tetap menjadi target utama dan menyatakan daerah itu tidak aman bagi “musuh Zionis.”
Ansarallah telah menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah sejak November untuk mendukung Gaza.
Ini menandai serangan udara Houthi pertama yang diakui di Tel Aviv sejak operasi mereka dimulai.
Kesalahan Manusia
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant berjanji meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas serangan itu dan menekankan perlunya memperkuat sistem pertahanan udara.
Tentara Israel menuduh pesawat nirawak itu dipantau tetapi tidak dicegat karena “kesalahan manusia.”
Setelah insiden tersebut, Channel 12 Israel melaporkan militer AS telah mencegat empat pesawat tanpa awak yang sedang menuju Israel.
Ledakan tersebut menyebabkan kerusakan yang signifikan, memecahkan jendela dan menyebarkan pecahan peluru.
(sya)
tulis komentar anda