DF-26B, Rudal Canggih China Dibuat untuk Tenggelamkan Kapal Induk AS

Selasa, 16 Juli 2024 - 14:28 WIB

Mengirim Pesan ke Washington?



Rudal-rudal tersebut merupakan ancaman yang harus ditanggapi dengan sangat serius oleh Washington, dan Beijing jelas bermaksud menyampaikan pesan tersebut ketika melakukan uji peluncuran kedua platform tersebut ke Laut China Selatan pada tahun 2020.

Uji coba tersebut dilakukan hanya satu hari setelah Beijing menuduh Amerika Serikat mengirimkan sebuah pesawat mata-mata U-2 memasuki "zona larangan terbang" selama latihan militer PLAN di Laut Bohai di lepas pantai utara China.

Salah satu rudal—DF-26B—diluncurkan dari provinsi barat laut Qinghai; sementara yang lainnya—DB-21B—diluncurkan dari provinsi timur Zhejiang. Kedua rudal tersebut ditembakkan ke daerah antara provinsi Hainan dan Pulau Paracel, kata sumber PLA kepada South China Morning Post pada saat itu. Daerah pendaratan berada dalam zona yang menurut otoritas keamanan maritim di Hainan akan terlarang karena adanya latihan militer tersebut.

Bukan hanya Angkatan Laut Amerika Serikat yang bisa menjadi sasaran PLAN. Rudal DB-21B dan DF-26B dapat digunakan untuk menargetkan kapal induk India atau Jepang atau menyerang kapal perang Taiwan jika Beijing melakukan invasi terhadap pulau yang memiliki pemerintahan sendiri tersebut.

Orang Bodoh Melawan Benteng!



Dalam sebuah opini untuk Breaking Defense pada bulan Agustus, Albert Palazzo dari Universitas New South Wales di Canberra, Australia, mengutip pepatah terkenal Laksamana Inggris Horatio Nelson, "Sebuah kapal bodoh jika melawan sebuah benteng."

Palazzo menyatakan pada abad ke-21, "Sebuah kapal adalah tindakan yang bodoh jika melawan pantai yang dilindungi rudal", dan berpendapat bahwa Angkatan Laut perlu mengkaji ulang cara mereka beroperasi.

Penguasaan atas lautan mungkin tidak lagi cukup. Penyerbu perlu membangun dominasi lokal melalui aset darat, udara, dan siber sebelum kapal berlayar ke jalur yang berbahaya.

Ini adalah poin yang dipelajari Angkatan Laut Rusia dengan susah payah pada April 2022, ketika Ukraina menggunakan rudal Neptune yang berbasis di darat untuk menenggelamkan kapal andalan Armada Laut Hitam, Moskva. Itu adalah kapal perang terbesar yang hilang dalam pertempuran sejak Perang Dunia Kedua.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More