Jenderal Tertinggi Ukraina Dituduh Siap Letakkan Senjata dan Menyerah pada Rusia
Selasa, 16 Juli 2024 - 07:45 WIB
KYIV - Panglima Militer Ukraina Kolonel Jenderal Olekandr Syrsky siap meletakkan senjata dan menyerah kepada Rusia. Demikian tuduhan yang dilontarkan seorang anggota Parlemen dari partainya Presiden Volodymyr Zelensky.
Syrsky diangkat menjadi jenderal tertinggi Ukraina pada awal Februari, menggantikan Valery Zaluzhny yang dianggap gagal memukul mundur pasukan Rusia pada tahun lalu.
Menurut Mariana Bezuglaya, anggota Parlemen dari Partai Servant of the People pimpinan Zelensky, Syrsky dan Zaluzhny diam-diam berkolusi untuk mencegah kemenangan Ukraina.
Bezuglaya, yang juga Wakil Ketua Komite Keamanan, Pertahanan dan Intelijen Nasional Parlemen, memaparkan kasus terkait konspirasi militer tingkat tinggi dalam sebuah postingan panjang di Facebook pada hari Sabtu.
Dia mengeklaim bahwa Syrsky dan Zaluzhny sama-sama tergabung dalam “mafia jenderal” yang melindungi hak-hak istimewa mereka dari pemimpin militer generasi muda, yang diyakini Bezuglaya lebih kompeten dan inovatif, sehingga mampu mengalahkan Rusia.
“Setiap hari Syrsky tetap pada posisinya mengurangi kemampuan tempur kami dan membunuh orang,” kata anggota Parlemen tersebut, mendesak Presiden Zelensky untuk campur tangan dan memecat Syrsky, sebagaimana dikutip dari Russia Today, Selasa (16/7/2024).
Dia mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa Syrky dan lingkaran dalamnya mendukung gencatan senjata dengan Rusia dan akhirnya menyerah.
“Dia tidak percaya pada kemenangan dan dengan sungguh-sungguh berpikir bahwa kita tidak bisa mendapatkan keunggulan atas Rusia di tanah kita sendiri,” imbuh anggota Parlemen tersebut.
Bezuglaya menuduh Syrsky secara aktif mengekspos pasukan Ukraina terhadap serangan Rusia, dengan tujuan menghilangkan “saksi” atas kesalahannya.
Zelensky memecat Zaluzhny setelah sang jenderal berseberangan dengannya, dengan mengatakan kepada media asing bahwa konflik Ukraina telah mencapai “jalan buntu”.
Majalah TIME melaporkan pada saat itu bahwa keyakinan Zelensky terhadap kemenangan “tidak tergoyahkan, hampir mencapai tujuan mesianik.”
Zaluzhny kemudian ditunjuk sebagai duta besar Ukraina untuk Inggris.
Bezuglaya berlatar belakang tenaga medis dan dilaporkan merupakan lulusan program kepemimpinan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.
Dia memiliki reputasi sebagai seorang garis keras dan loyalis Zelensky, yang melontarkan tuduhan publik bahwa kantor pemimpin Ukraina tidak ingin bersuara secara langsung, untuk mempersiapkan opini publik untuk perubahan kebijakan.
Syrsky diangkat menjadi jenderal tertinggi Ukraina pada awal Februari, menggantikan Valery Zaluzhny yang dianggap gagal memukul mundur pasukan Rusia pada tahun lalu.
Menurut Mariana Bezuglaya, anggota Parlemen dari Partai Servant of the People pimpinan Zelensky, Syrsky dan Zaluzhny diam-diam berkolusi untuk mencegah kemenangan Ukraina.
Bezuglaya, yang juga Wakil Ketua Komite Keamanan, Pertahanan dan Intelijen Nasional Parlemen, memaparkan kasus terkait konspirasi militer tingkat tinggi dalam sebuah postingan panjang di Facebook pada hari Sabtu.
Dia mengeklaim bahwa Syrsky dan Zaluzhny sama-sama tergabung dalam “mafia jenderal” yang melindungi hak-hak istimewa mereka dari pemimpin militer generasi muda, yang diyakini Bezuglaya lebih kompeten dan inovatif, sehingga mampu mengalahkan Rusia.
“Setiap hari Syrsky tetap pada posisinya mengurangi kemampuan tempur kami dan membunuh orang,” kata anggota Parlemen tersebut, mendesak Presiden Zelensky untuk campur tangan dan memecat Syrsky, sebagaimana dikutip dari Russia Today, Selasa (16/7/2024).
Dia mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa Syrky dan lingkaran dalamnya mendukung gencatan senjata dengan Rusia dan akhirnya menyerah.
“Dia tidak percaya pada kemenangan dan dengan sungguh-sungguh berpikir bahwa kita tidak bisa mendapatkan keunggulan atas Rusia di tanah kita sendiri,” imbuh anggota Parlemen tersebut.
Bezuglaya menuduh Syrsky secara aktif mengekspos pasukan Ukraina terhadap serangan Rusia, dengan tujuan menghilangkan “saksi” atas kesalahannya.
Zelensky memecat Zaluzhny setelah sang jenderal berseberangan dengannya, dengan mengatakan kepada media asing bahwa konflik Ukraina telah mencapai “jalan buntu”.
Majalah TIME melaporkan pada saat itu bahwa keyakinan Zelensky terhadap kemenangan “tidak tergoyahkan, hampir mencapai tujuan mesianik.”
Zaluzhny kemudian ditunjuk sebagai duta besar Ukraina untuk Inggris.
Bezuglaya berlatar belakang tenaga medis dan dilaporkan merupakan lulusan program kepemimpinan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.
Dia memiliki reputasi sebagai seorang garis keras dan loyalis Zelensky, yang melontarkan tuduhan publik bahwa kantor pemimpin Ukraina tidak ingin bersuara secara langsung, untuk mempersiapkan opini publik untuk perubahan kebijakan.
(mas)
tulis komentar anda