Mungkinkah NATO Mengizinkan Ukraina Menggunakan Rudal Jarak Jauh?
Sabtu, 13 Juli 2024 - 21:15 WIB
MOSKOW - Ukraina mendesak sekutu NATO untuk mencabut pembatasan penggunaan senjata jarak jauh terhadap sasaran di Rusia, dengan mengatakan bahwa hal itu akan menjadi "pengubah permainan" dalam perangnya dengan Moskow.
Para anggota NATO mengeluarkan deklarasi untuk mendukung Ukraina pada pertemuan puncak di Washington pada hari Rabu, menjanjikan bantuan tambahan dan berjanji untuk mendukung “jalan yang tidak dapat diubah” menuju keanggotaan NATO.
“Pada pertemuan puncak ini kita mengambil keputusan dan meletakkan dasar bagi Ukraina untuk menang,” kata Sekjen NATO Jens Stoltenberg pada konferensi pers setelah pertemuan tiga hari di Washington yang dihadiri 32 negara NATO, dilansir Reuters.
“Kami mengirimkan pesan persatuan dan tekad yang kuat kepada Moskow bahwa kekerasan dan intimidasi tidak akan membuahkan hasil, dan bahwa Ukraina dapat mengandalkan NATO sekarang untuk jangka panjang.”
Menjelang akhir pertemuan puncak pada hari Kamis, Presiden AS Joe Biden secara keliru menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy sebagai “Presiden Putin,” sebelum mengoreksi dirinya sendiri, dalam sebuah kekeliruan yang kemungkinan akan menambah bahan bakar bagi seruan agar dia mundur dari pemilihan presiden tahun 2024.
Dalam konferensi pers tak lama setelah itu, Biden kembali melontarkan kesalahan verbal, menyebut Wakil Presiden Kamala Harris sebagai "Wakil Presiden Trump".
Zelenskiy sebelumnya meminta sekutunya untuk mempertahankan dukungan terpadu mereka terhadap Ukraina dan mengatakan bantuan baru harus diberikan dengan cepat.
“Jika kita ingin menang, jika kita ingin menang, untuk menyelamatkan negara kita dan mempertahankannya, kita perlu menghilangkan semua batasan,” ujarnya.
Ketua kabinet Zelenskiy Andryi Yermak mengatakan di forum publik bahwa Rusia tidak memiliki batasan dalam penggunaan senjata dan akan menjadi “pengubah permainan” jika sekutu Ukraina dapat mencabut semua batasan penggunaan senjata yang mereka pasok ke Ukraina.
Para anggota NATO mengeluarkan deklarasi untuk mendukung Ukraina pada pertemuan puncak di Washington pada hari Rabu, menjanjikan bantuan tambahan dan berjanji untuk mendukung “jalan yang tidak dapat diubah” menuju keanggotaan NATO.
“Pada pertemuan puncak ini kita mengambil keputusan dan meletakkan dasar bagi Ukraina untuk menang,” kata Sekjen NATO Jens Stoltenberg pada konferensi pers setelah pertemuan tiga hari di Washington yang dihadiri 32 negara NATO, dilansir Reuters.
“Kami mengirimkan pesan persatuan dan tekad yang kuat kepada Moskow bahwa kekerasan dan intimidasi tidak akan membuahkan hasil, dan bahwa Ukraina dapat mengandalkan NATO sekarang untuk jangka panjang.”
Menjelang akhir pertemuan puncak pada hari Kamis, Presiden AS Joe Biden secara keliru menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy sebagai “Presiden Putin,” sebelum mengoreksi dirinya sendiri, dalam sebuah kekeliruan yang kemungkinan akan menambah bahan bakar bagi seruan agar dia mundur dari pemilihan presiden tahun 2024.
Dalam konferensi pers tak lama setelah itu, Biden kembali melontarkan kesalahan verbal, menyebut Wakil Presiden Kamala Harris sebagai "Wakil Presiden Trump".
Zelenskiy sebelumnya meminta sekutunya untuk mempertahankan dukungan terpadu mereka terhadap Ukraina dan mengatakan bantuan baru harus diberikan dengan cepat.
“Jika kita ingin menang, jika kita ingin menang, untuk menyelamatkan negara kita dan mempertahankannya, kita perlu menghilangkan semua batasan,” ujarnya.
Ketua kabinet Zelenskiy Andryi Yermak mengatakan di forum publik bahwa Rusia tidak memiliki batasan dalam penggunaan senjata dan akan menjadi “pengubah permainan” jika sekutu Ukraina dapat mencabut semua batasan penggunaan senjata yang mereka pasok ke Ukraina.
tulis komentar anda