China Ejek Penjaga Pantai AS, Kirim 4 Kapal Perang di Dekat Gugusan Pulau Alaska
Sabtu, 13 Juli 2024 - 07:15 WIB
Perjalanan kapal perang China itu terjadi beberapa hari setelah Beijing dan Rusia memulai latihan angkatan laut gabungan di bagian lain Pasifik.
Berkumpul di selatan Korea Selatan, kapal-kapal Rusia dan China berlayar ke selatan, memulai patroli maritim gabungan keempat Moskow-Beijing di kawasan Asia-Pasifik.
Tujuan patroli tersebut mencakup upaya "memperkuat kerja sama angkatan laut antara Rusia dan China, menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia-Pasifik, memantau wilayah maritim, dan melindungi fasilitas ekonomi Federasi Rusia dan China," menurut Angkatan Laut Rusia.
Penempatan China di dekat Kepulauan Aleut terjadi pada malam menjelang pertemuan puncak NATO di Washington pekan ini.
Republik Rakyat China disebutkan berulang kali dalam komunike pasca-pertemuan puncak blok tersebut, dan oleh Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.
Mengomentari latihan gabungan China-Belarusia yang sedang berlangsung di Brest, Belarus barat daya pada Kamis, Stoltenberg mengecam Beijing karena "semakin dekat dengan NATO, di Eropa, di Afrika, di Kutub Utara, dan di tempat lain."
Sehari sebelumnya, Deklarasi KTT Washington menyebutkan China lebih dari selusin kali, mengecam negara itu atas "kemitraan 'tanpa batas' dengan Rusia, menyebutnya sebagai "pendorong yang menentukan" krisis di Ukraina, dan melabeli Beijing sebagai "tantangan" bagi "kepentingan, keamanan, dan nilai-nilai aliansi."
Misi diplomatik China di Brussels mengecam pernyataan tersebut, dengan mengatakan "NATO harus berhenti membesar-besarkan apa yang disebut ancaman China dan memprovokasi konfrontasi dan persaingan, serta berbuat lebih banyak untuk berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas dunia."
China tidak menciptakan krisis Ukraina, tegas misi Beijing tersebut, seraya menambahkan NATO harus menghindari menjadi "pengganggu perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia-Pasifik" dengan tetap berada di luar.
Berkumpul di selatan Korea Selatan, kapal-kapal Rusia dan China berlayar ke selatan, memulai patroli maritim gabungan keempat Moskow-Beijing di kawasan Asia-Pasifik.
Tujuan patroli tersebut mencakup upaya "memperkuat kerja sama angkatan laut antara Rusia dan China, menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia-Pasifik, memantau wilayah maritim, dan melindungi fasilitas ekonomi Federasi Rusia dan China," menurut Angkatan Laut Rusia.
Penempatan China di dekat Kepulauan Aleut terjadi pada malam menjelang pertemuan puncak NATO di Washington pekan ini.
Republik Rakyat China disebutkan berulang kali dalam komunike pasca-pertemuan puncak blok tersebut, dan oleh Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.
Mengomentari latihan gabungan China-Belarusia yang sedang berlangsung di Brest, Belarus barat daya pada Kamis, Stoltenberg mengecam Beijing karena "semakin dekat dengan NATO, di Eropa, di Afrika, di Kutub Utara, dan di tempat lain."
Sehari sebelumnya, Deklarasi KTT Washington menyebutkan China lebih dari selusin kali, mengecam negara itu atas "kemitraan 'tanpa batas' dengan Rusia, menyebutnya sebagai "pendorong yang menentukan" krisis di Ukraina, dan melabeli Beijing sebagai "tantangan" bagi "kepentingan, keamanan, dan nilai-nilai aliansi."
Misi diplomatik China di Brussels mengecam pernyataan tersebut, dengan mengatakan "NATO harus berhenti membesar-besarkan apa yang disebut ancaman China dan memprovokasi konfrontasi dan persaingan, serta berbuat lebih banyak untuk berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas dunia."
China tidak menciptakan krisis Ukraina, tegas misi Beijing tersebut, seraya menambahkan NATO harus menghindari menjadi "pengganggu perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia-Pasifik" dengan tetap berada di luar.
tulis komentar anda