Pilot Rusia Bocorkan Rahasia Jet Tempur Siluman F-35 AS, Ini Kata Pentagon

Jum'at, 12 Juli 2024 - 07:17 WIB
Blogger militer yang mengaku sebagai pilot Rusia telah membocorkan dokumen rahasia terkait jet tempur siluman F-35 AS, Foto/REUTERS
WASHINGTON - Seorang blogger militer yang berpengaruh, yang mengaku sebagai pilot Rusia, membuat heboh setelah membocorkan sejumlah dokumen rahasia tentang senjata Amerika Serikat (AS), termasuk jet tempur siluman F-35. Pentagon angkat bicara dengan menyebut informasi yang dibocorkan itu “palsu”.

South China Morning Post (SCMP), dalam laporannya, mengidentifikasi blogger pembocor dokumen itu sebagai Ivan Ivanov. Dia membocorkan dokumen-dokumen tersebut di Telegram melalui channel Fighterbomber.

Fighterbomber merupakan channel militer Rusia di Telegram yang mengeklaim memiliki koneksi dengan Angkatan Udara Rusia. Blogger itu mengatakan bahwa dia memiliki sekitar 250 gigabyte data tentang jet tempur dan sistem senjata buatan AS.





Dokumen awal yang dibagikan menunjukkan manual untuk perangkat panduan Paveway II serta instruksi untuk pembuatan jet tempur F-15 Eagle dan rincian teknis tentang Joint Direct Attack Munitions atau JDAM buatan AS, yang mengubah bom tak terarah menjadi bom presisi.

Dalam posting-an terpisah keesokan harinya, channel tersebut membagikan dokumen lebih lanjut yang diklaim terkait dengan drone dan jet tempur siluman F-35 rancangan AS. Beberapa dokumen telah dihapus sejak dipublikasikan.

Dokumen tentang F-35, yang diberi judul "panduan pengguna", telah banyak disunting. Banyak dari apa yang terbaca tampaknya merupakan pengetahuan umum.

Seorang juru bicara Pentagon mengatakan kepada Newsweek bahwa informasi yang dipublikasikan di Telegram tersebut adalah “palsu”.

Tidak jelas apakah Pentagon atau Departemen Pertahanan AS telah memeriksa seluruh cache dari file yang dipublikasikan.

“Kami mengetahui laporan tersebut dan memiliki kebijakan serta prosedur untuk memitigasi ancaman dunia maya terhadap bisnis kami,” imbuh pihak juru bicara Lockheed Martin kepada Newsweek dalam sebuah pernyataan, Jumat (12/7/2024).

“Kami tetap yakin dengan integritas sistem informasi dan keamanan data kami yang kuat dan berlapis-lapis.”

Dokumen lain, yang diberi label sebagai karya yang tidak dipublikasikan dan dilindungi hak cipta oleh perusahaan pertahanan Raytheon yang berbasis di AS pada tahun 2015, tampaknya memberikan rincian tentang bom GBU-50 Enhanced Paveway II. Raytheon menolak berkomentar.

Salah satu pakar keamanan siber China, yang dikenal sebagai Tang, berbicara kepada SCMP, mengatakan bahwa "sebagian besar konten tersebut tampaknya sangat autentik."

Kebocoran materi militer, tergantung pada tingkat klasifikasi dan keasliannya, dapat berdampak besar bagi pemerintahan dan militer suatu negara.

Pada bulan April 2023, dokumen rahasia militer AS beredar luas di media sosial, sehingga rincian penilaian upaya perang Ukraina melawan Rusia dan pengumpulan intelijen AS menjadi domain publik.

“Pelepasan dokumen rahasia apa pun merupakan sebuah masalah, karena pengumpulan intelijen yang melelahkan dapat mengumpulkan sejumlah besar data yang tidak terkait menjadi gambaran yang berguna mengenai kemampuan mereka,” ujar jurnalis dan pakar senjata terkemuka, David Hambling.

“Dalam kasus ini, mungkin aspek yang paling meresahkan adalah pertanyaan dari mana dokumen tersebut berasal dan bagaimana dokumen tersebut dibocorkan,” katanya kepada Newsweek.

Tidak mudah untuk mengetahui apakah file-file tersebut asli dan pada tingkat klasifikasi apa file-file tersebut berada, katanya, atau apakah masih ada file-file lain yang lebih berharga di masa depan.

"Saya tidak tahu apakah mereka sudah di-posting di suatu tempat atau belum, kemungkinan besar sudah diposting, tapi menurut saya tidak ada salahnya jika saya mem-posting-nya di sini bagi mereka yang membutuhkannya," tulis channel Fighterbomber yang memiliki lebih dari setengah juta pelanggan.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More