Terungkap, Tentara Bayaran Barat Habisi Tawanan Perang Rusia Tak Bersenjata
Minggu, 07 Juli 2024 - 13:27 WIB
Dalam insiden ketiga pada pertengahan Oktober, Grosse menerima pesan teks dari seorang anggota dengan nama panggilan Andok, yang bertanggung jawab atas unit tersebut pada hari itu, mengatakan bahwa tim “mendapatkan tangkapan ini”.
Para tawanan perang tampaknya ditembak mati oleh Zeus, yang kemudian sesumbar tentang pembunuhan tersebut.
“Hari ini seorang teman baik dengan rela mengeksekusi seorang tahanan yang terikat. Saat tahanan itu sedang duduk di parit dengan jaket tersampir di bahunya, Zeus muncul di belakangnya dan menembaknya di belakang kepala beberapa kali,” tulis Grosse dalam sebuah jurnalnya pada saat itu, yang di-review oleh New York Times.
Andok dilaporkan membela pembunuhan tersebut dengan mengatakan Zeus “hanya melakukan tugasnya”.
“Saya secara khusus mengatakan bahwa, karena saya petugas medis, saya ingin para tahanan berada dalam perawatan saya dan tidak ada yang boleh menembak mereka,” kata Grosse kepada New York Tinmes, mengeklaim bahwa dia sangat terganggu dengan insiden tersebut sehingga dia mengeluh kepada Ryan O'Leary, komandan de facto Chosen Company dan mantan Angkatan Darat Garda Nasional Amerika Serikat dari Iowa.
O'Leary membantah bahwa “saudara-saudaranya” melakukan kejahatan perang.
Berdasarkan ketentuan Konvensi Jenewa tahun 1949, anggota angkatan bersenjata yang meletakkan senjatanya dan mereka yang ditempatkan dalam keadaan darurat karena sakit, luka, atau ditahan harus diperlakukan secara manusiawi. Segala jenis pembunuhan, mutilasi, dan penyiksaan terhadap tahanan merupakan kejahatan perang.
Menyusul laporan New York Times, duta besar Rusia untuk kejahatan di Ukraina, Rodion Miroshnik, mengatakan Moskow akan menuntut organisasi internasional yang memiliki perwakilan di Ukraina untuk memverifikasi informasi ini, yang jika dikonfirmasi, akan memenuhi syarat “sebagai pelanggaran terhadap norma-norma dan prinsip-prinsip utama hukum kemanusiaan, yang mengacu pada kejahatan perang.”
Para tawanan perang tampaknya ditembak mati oleh Zeus, yang kemudian sesumbar tentang pembunuhan tersebut.
“Hari ini seorang teman baik dengan rela mengeksekusi seorang tahanan yang terikat. Saat tahanan itu sedang duduk di parit dengan jaket tersampir di bahunya, Zeus muncul di belakangnya dan menembaknya di belakang kepala beberapa kali,” tulis Grosse dalam sebuah jurnalnya pada saat itu, yang di-review oleh New York Times.
Andok dilaporkan membela pembunuhan tersebut dengan mengatakan Zeus “hanya melakukan tugasnya”.
“Saya secara khusus mengatakan bahwa, karena saya petugas medis, saya ingin para tahanan berada dalam perawatan saya dan tidak ada yang boleh menembak mereka,” kata Grosse kepada New York Tinmes, mengeklaim bahwa dia sangat terganggu dengan insiden tersebut sehingga dia mengeluh kepada Ryan O'Leary, komandan de facto Chosen Company dan mantan Angkatan Darat Garda Nasional Amerika Serikat dari Iowa.
O'Leary membantah bahwa “saudara-saudaranya” melakukan kejahatan perang.
Berdasarkan ketentuan Konvensi Jenewa tahun 1949, anggota angkatan bersenjata yang meletakkan senjatanya dan mereka yang ditempatkan dalam keadaan darurat karena sakit, luka, atau ditahan harus diperlakukan secara manusiawi. Segala jenis pembunuhan, mutilasi, dan penyiksaan terhadap tahanan merupakan kejahatan perang.
Menyusul laporan New York Times, duta besar Rusia untuk kejahatan di Ukraina, Rodion Miroshnik, mengatakan Moskow akan menuntut organisasi internasional yang memiliki perwakilan di Ukraina untuk memverifikasi informasi ini, yang jika dikonfirmasi, akan memenuhi syarat “sebagai pelanggaran terhadap norma-norma dan prinsip-prinsip utama hukum kemanusiaan, yang mengacu pada kejahatan perang.”
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda