Karier Politik Masoud Pezeshkian, Calon Presiden Iran yang Dikenal Sebagai Reformis

Selasa, 02 Juli 2024 - 15:15 WIB
Terlepas dari karier politiknya, Masoud adalah seorang ahli jantung yang terlatih. Dirinya juga sempat mengepalai Universitas Ilmu Kedokteran Tabriz, salah satu institusi medis terkemuka di Iran utara.

Masoud sempat mencalonkan diri sebagai Presiden Iran sebanyak dua kali, yakni di tahun 2013 dan 2021. Sayangnya dua pencalonannya itu harus berujung dengan kegagalan.

Pada tahun 2013, ia mengundurkan diri dari pencalonan di tahap akhir dan memilih mantan Presiden Hashemi Rafsanjani. Pada tahun 2021, pencalonannya ditolak oleh Dewan Wali, badan penyeleksi tertinggi negara.

Sebagai satu-satunya kandidat reformis dalam pemilihan kali ini, yang didukung oleh koalisi reformis terkemuka di Iran.

Kampanyenya didukung oleh kehadiran banyak mantan politisi dan menteri reformis, termasuk Javad Zarif, yang menjabat sebagai menteri luar negeri Iran selama dua periode di bawah mantan Presiden Hassan Rouhani.

Dalam debat presiden, ia menegaskan bahwa sanksi bertindak sebagai penghalang dalam menarik mitra dagang dan bahwa mencapai tingkat pertumbuhan 8% tidak mungkin dilakukan tanpa membuka perbatasan.

Ia juga dengan gigih membela kesepakatan nuklir 2015 yang dicapai antara Iran dan negara-negara adikuasa dunia selama pemerintahan rekan reformisnya Rouhani.

Masoud juga vokal mengenai isu-isu yang berpusat pada perempuan, termasuk kewajiban mengenakan jilbab, dan menyatakan penentangannya terhadap rancangan undang-undang parlemen tentang penerapan aturan berpakaian Islam yang diperkenalkan setelah meninggalnya Mahsa Amini pada akhir tahun 2022.
(ahm)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More