20.000 Anak Hilang di Gaza: Di Bawah Reruntuhan, Ditahan, Dikubur Tanpa Tanda
Selasa, 25 Juni 2024 - 20:15 WIB
GAZA - Lebih dari 20.000 anak-anak Palestina hilang di Gaza akibat serangan Israel yang terus berlanjut di Jalur Gaza, menurut organisasi non-pemerintah internasional Save the Children.
Banyak dari anak-anak ini terjebak di bawah reruntuhan, ditahan, dikuburkan di kuburan tak bertanda, atau terpisah dari keluarga mereka.
Dalam pernyataan pada Senin (24/6/2024), badan amal yang berbasis di Inggris tersebut menggambarkan tantangan pengumpulan dan verifikasi informasi dalam kondisi saat ini di Gaza, di mana serangan darat dan udara Israel terus berlanjut.
Organisasi tersebut memperkirakan sebanyak 17.000 anak tidak didampingi dan terpisah dari keluarga mereka, dan sekitar 4.000 anak kemungkinan besar terjebak di bawah reruntuhan, dan jumlah yang tidak diketahui juga terkubur di kuburan massal.
“Yang lainnya dihilangkan secara paksa, termasuk sejumlah orang yang ditahan dan dipindahkan secara paksa keluar dari Gaza, keberadaan mereka tidak diketahui oleh keluarga mereka di tengah laporan penganiayaan dan penyiksaan,” ungkap pernyataan Save the Children.
“Keluarga tersiksa oleh ketidakpastian keberadaan orang yang mereka cintai. Tidak ada orang tua yang harus menggali reruntuhan atau kuburan massal untuk mencoba menemukan jenazah anak mereka,” papar Direktur Regional Save the Children untuk Timur Tengah Jeremy Stoner.
“Tidak ada anak yang boleh sendirian, tanpa perlindungan di zona perang. Tidak ada anak yang boleh ditahan atau disandera,” tegas dia.
Saat ini diadili di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan genosida terhadap warga Palestina, Israel telah melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza sejak 7 Oktober.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 37.626 warga Palestina telah terbunuh, dan 86.098 terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai tanggal 7 Oktober.
Selain itu, 7.000 orang belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.
Banyak dari anak-anak ini terjebak di bawah reruntuhan, ditahan, dikuburkan di kuburan tak bertanda, atau terpisah dari keluarga mereka.
Dalam pernyataan pada Senin (24/6/2024), badan amal yang berbasis di Inggris tersebut menggambarkan tantangan pengumpulan dan verifikasi informasi dalam kondisi saat ini di Gaza, di mana serangan darat dan udara Israel terus berlanjut.
Organisasi tersebut memperkirakan sebanyak 17.000 anak tidak didampingi dan terpisah dari keluarga mereka, dan sekitar 4.000 anak kemungkinan besar terjebak di bawah reruntuhan, dan jumlah yang tidak diketahui juga terkubur di kuburan massal.
“Yang lainnya dihilangkan secara paksa, termasuk sejumlah orang yang ditahan dan dipindahkan secara paksa keluar dari Gaza, keberadaan mereka tidak diketahui oleh keluarga mereka di tengah laporan penganiayaan dan penyiksaan,” ungkap pernyataan Save the Children.
“Keluarga tersiksa oleh ketidakpastian keberadaan orang yang mereka cintai. Tidak ada orang tua yang harus menggali reruntuhan atau kuburan massal untuk mencoba menemukan jenazah anak mereka,” papar Direktur Regional Save the Children untuk Timur Tengah Jeremy Stoner.
“Tidak ada anak yang boleh sendirian, tanpa perlindungan di zona perang. Tidak ada anak yang boleh ditahan atau disandera,” tegas dia.
Baca Juga
Saat ini diadili di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan genosida terhadap warga Palestina, Israel telah melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza sejak 7 Oktober.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 37.626 warga Palestina telah terbunuh, dan 86.098 terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai tanggal 7 Oktober.
Selain itu, 7.000 orang belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.
(sya)
tulis komentar anda