Uni Eropa Setuju Transfer Rp24,6 Triliun Uang Rusia ke Ukraina, Moskow Siap Balas

Selasa, 25 Juni 2024 - 08:22 WIB
Uni Eropa menyetujui transfer keuntungan sebesar lebih dari Rp24,6 triliun dari aset Rusia yang dibekukan sebagai bantuan militer ke Ukraina. Foto/REUTERS/Yves Herman
BRUSSELS - Uni Eropa (UE) telah menyetujui transfer keuntungan sebesar €1,4 miliar (lebih dari Rp24,6 triliun) dari aset Rusia yang dibekukan sebagai bantuan militer ke Ukraina.

Itu diumumkan Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell pada hari Senin dalam konferensi pers usai pertemuan para menteri luar negeri Dewan Uni Eropa.

Negara-negara Barat telah membekukan sekitar USD300 miliar aset kedaulatan Rusia sehubungan dengan perang di Ukraina, dan sekitar USD280 miliar di antaranya tidak dapat bergerak di Uni Eropa.





“Para menteri hari ini menyetujui kerangka hukum untuk alokasi keuntungan tak terduga dari aset-aset Rusia yang tidak bergerak ke fasilitas perdamaian Eropa," kata Borell.

"Keuntungan tak terduga yang berasal dari aset Rusia yang dibekukan di Eropa, bukan aset itu sendiri, akan digunakan secepat mungkin untuk kepentingan Ukraina,” lanjut Borrell, seraya mencatat bahwa €1,4 miliar akan tersedia pada bulan depan, sementara €1 miliar lainnya akan tersedia pada akhir tahun.

Uang tersebut, kata Borell, akan digunakan untuk membeli sistem pertahanan udara dan amunisi untuk Ukraina, serta mendukung industri pertahanan negara tersebut.

Usulan Brussel untuk memanfaatkan bunga yang diperoleh dari aset Rusia guna memperoleh senjata bagi Ukraina muncul awal tahun ini.

Namun, langkah tersebut mendapat perlawanan dari Hongaria, yang merupakan kritikus vokal terhadap pendekatan Barat terhadap perang Rusia-Ukraina dan khususnya pengiriman senjata ke Kyiv.

Borrell mencatat pada hari Senin bahwa Hongaria tidak dapat memblokir penggunaan keuntungan dari aset Rusia untuk Ukraina, karena Hongaria tidak berpartisipasi dalam keputusan tersebut.

“Kami memahami bahwa, secara hukum, karena satu negara anggota tidak berpartisipasi dalam keputusan untuk menggunakan aset-aset [yang tidak dapat bergerak] ini, maka negara tersebut tidak berhak untuk berpartisipasi dalam memutuskan untuk tujuan apa [uang tersebut] dialokasikan,” kata Borrell, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

“Pekerjaan sekarang akan dipercepat tanpa adanya penyumbatan ini,” katanya, seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (25/6/2024).

Sebelumnya, juga pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto menyatakan: “Miliaran baru untuk Ukraina. Kali ini dengan menerapkan peraturan Eropa dan meninggalkan Hongaria.”

Szijjarto juga mengecam sesama anggota Uni Eropa dalam sebuah postingan di media sosial, dengan mengatakan: “Ini adalah garis merah yang jelas, tidak ada contoh pelanggaran aturan umum Eropa yang tidak tahu malu sebelumnya.”

Gagasan untuk menyita aset-aset Rusia yang dibekukan telah diperdebatkan oleh anggota Parlemen Uni Eropa dan sekutu-sekutunya selama sekitar dua tahun.

Beberapa pejabat tinggi telah memperingatkan bahwa langkah drastis seperti itu dapat merusak kepercayaan investor terhadap sistem keuangan Uni Eropa.

Rusia mengecam keputusan untuk mentransfer keuntungan dari aset-asetnya ke Ukraina sebagai “pengambilalihan” yang terang-terangan dan ilegal.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova mengatakan bahwa Moskow memiliki “persenjataan luas” berupa tindakan balasan politik dan ekonomi yang dapat digunakan untuk menanggapi setiap penyitaan aset kedaulatannya.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More