5 Perbedaan Hamas dan Hizbullah, dari Ideologi hingga Tujuan Perjuangan
Minggu, 23 Juni 2024 - 22:22 WIB
Foto/AP
Seperti Hizbullah, Hamas beroperasi sebagai partai politik. Mereka memenangkan pemilihan parlemen pada tahun 2006, dan pada tahun 2007, mereka menguasai Jalur Gaza dalam pertempuran berdarah dengan partai saingannya Fatah yang menyebabkan lebih dari 100 orang tewas.
Hamas telah menguasai Gaza sejak saat itu, dan tidak menunjukkan toleransi terhadap oposisi politik. Mereka tidak pernah mengadakan pemilu, dan lawan politik serta pengkritiknya sering ditangkap karena laporan penyiksaan.
"Selama ini, sayap bersenjata Hamas semakin canggih. Persenjataannya kini terdiri dari ribuan roket, termasuk rudal jarak jauh dan drone," jelas Norman.
Foto/AP
Hamas semakin banyak menerima dana, senjata dan pelatihan dari Iran, namun Iran tidak mempunyai kemampuan yang sama seperti Hizbullah, yang didukung hampir secara eksklusif oleh Iran dan mengambil arahan dari Republik Islam.
Terlebih lagi, sebagai organisasi Sunni, Hamas tidak memiliki hubungan agama Syiah dengan Iran seperti yang menjadi ciri Hizbullah dan sebagian besar proksi Iran. Akibatnya, meskipun Hamas mendapat keuntungan dari dukungan Iran, Hamas cenderung beroperasi lebih independen dibandingkan Hizbullah.
Foto/AP
Sebaliknya, Hamas pernah menerima dukungan antara lain dari Turki dan Qatar, dan beroperasi dengan otonomi relatif. Kelompok ini juga sudah lama berselisih dengan Iran atas sikap mereka yang berlawanan di Suriah.
"Saat ini, ini adalah perang antara Israel dan Hamas. Namun Hizbullah tetap menjadi ancaman bagi Israel. Jika Iran diaktifkan, keterlibatan penuhnya akan dengan cepat mengubah arah konflik dan kemungkinan besar akan membuka perang regional," papar Norman.
Seperti Hizbullah, Hamas beroperasi sebagai partai politik. Mereka memenangkan pemilihan parlemen pada tahun 2006, dan pada tahun 2007, mereka menguasai Jalur Gaza dalam pertempuran berdarah dengan partai saingannya Fatah yang menyebabkan lebih dari 100 orang tewas.
Hamas telah menguasai Gaza sejak saat itu, dan tidak menunjukkan toleransi terhadap oposisi politik. Mereka tidak pernah mengadakan pemilu, dan lawan politik serta pengkritiknya sering ditangkap karena laporan penyiksaan.
"Selama ini, sayap bersenjata Hamas semakin canggih. Persenjataannya kini terdiri dari ribuan roket, termasuk rudal jarak jauh dan drone," jelas Norman.
4. Lebih Independen
Foto/AP
Hamas semakin banyak menerima dana, senjata dan pelatihan dari Iran, namun Iran tidak mempunyai kemampuan yang sama seperti Hizbullah, yang didukung hampir secara eksklusif oleh Iran dan mengambil arahan dari Republik Islam.
Terlebih lagi, sebagai organisasi Sunni, Hamas tidak memiliki hubungan agama Syiah dengan Iran seperti yang menjadi ciri Hizbullah dan sebagian besar proksi Iran. Akibatnya, meskipun Hamas mendapat keuntungan dari dukungan Iran, Hamas cenderung beroperasi lebih independen dibandingkan Hizbullah.
5. Mendapatkan Dukungan dari Negara Sunni
Foto/AP
Sebaliknya, Hamas pernah menerima dukungan antara lain dari Turki dan Qatar, dan beroperasi dengan otonomi relatif. Kelompok ini juga sudah lama berselisih dengan Iran atas sikap mereka yang berlawanan di Suriah.
"Saat ini, ini adalah perang antara Israel dan Hamas. Namun Hizbullah tetap menjadi ancaman bagi Israel. Jika Iran diaktifkan, keterlibatan penuhnya akan dengan cepat mengubah arah konflik dan kemungkinan besar akan membuka perang regional," papar Norman.
Lihat Juga :
tulis komentar anda