Rusia Ingin Kerahkan Pesawat Generasi Ke-6 Pada 2050, tapi Jet Siluman Su-57-nya Absen Perang Ukraina
Minggu, 23 Juni 2024 - 09:56 WIB
Membahas pesawat canggih tampaknya hampir mustahil bagi Rusia, yang Angkatan Udara-nya mempunyai cukup banyak masalah dalam menggunakan pesawat tempurnya saat ini di Ukraina.
Angkatan Udara Rusia hanya memainkan peran kecil dalam perang di Ukraina, meskipun jumlah dan teknologinya lebih unggul dibandingkan dengan berkurangnya jumlah jet tempur era Soviet di Ukraina.
Angkatan Udara Rusia sebagian besar mengandalkan pesawat generasi keempat seperti Su-30, Su-35 dan Su-27, yang merupakan desain yang ditingkatkan sejak tahun 1980-an.
Pesawat tempur generasi kelima Rusia, Su-57, sangat mencolok karena ketidakhadirannya di Ukraina.
Dengan hanya sekitar selusin yang dibangun, Su-57 baru-baru ini menjadi berita ketika satu atau dua pesawat dirusak oleh serangan drone Ukraina di pangkalan udara mereka di Rusia.
Namun Rusia adalah salah satu kekuatan penerbangan terbesar di dunia, dengan basis penelitian dan manufaktur besar-besaran yang tersisa dari masa Soviet.
Ketika Amerika sedang mengejar proyek Next Generation Air Dominance, dan China sedang mengembangkan jet masa depan, akan menjadi aneh jika Rusia tidak mempertimbangkan pesawat tempur berikutnya.
Seperti negara-negara lain, Rusia harus bergulat dengan pertanyaan mendasar mengenai desain.
Apakah masuk akal untuk membangun pesawat tempur berawak, dengan segala kerumitan, kompleksitas, dan kemampuan bertahan hidup yang dibutuhkan manusia di kokpit? Atau memilih pesawat yang dikendalikan artificial intelligence (AI), atau mungkin tim tempat jet berawak bekerja dengan drone? Fitur siluman seperti apa yang dimilikinya, dan apakah ia akan dipersenjatai dengan meriam dan rudal tradisional, atau senjata laser?
Pada November 2023, seorang pejabat senior penerbangan Rusia mengatakan bahwa belum ada keputusan yang diambil mengenai apakah pesawat tempur generasi keenam akan berawak atau tidak.
Angkatan Udara Rusia hanya memainkan peran kecil dalam perang di Ukraina, meskipun jumlah dan teknologinya lebih unggul dibandingkan dengan berkurangnya jumlah jet tempur era Soviet di Ukraina.
Angkatan Udara Rusia sebagian besar mengandalkan pesawat generasi keempat seperti Su-30, Su-35 dan Su-27, yang merupakan desain yang ditingkatkan sejak tahun 1980-an.
Pesawat tempur generasi kelima Rusia, Su-57, sangat mencolok karena ketidakhadirannya di Ukraina.
Dengan hanya sekitar selusin yang dibangun, Su-57 baru-baru ini menjadi berita ketika satu atau dua pesawat dirusak oleh serangan drone Ukraina di pangkalan udara mereka di Rusia.
Namun Rusia adalah salah satu kekuatan penerbangan terbesar di dunia, dengan basis penelitian dan manufaktur besar-besaran yang tersisa dari masa Soviet.
Ketika Amerika sedang mengejar proyek Next Generation Air Dominance, dan China sedang mengembangkan jet masa depan, akan menjadi aneh jika Rusia tidak mempertimbangkan pesawat tempur berikutnya.
Seperti negara-negara lain, Rusia harus bergulat dengan pertanyaan mendasar mengenai desain.
Apakah masuk akal untuk membangun pesawat tempur berawak, dengan segala kerumitan, kompleksitas, dan kemampuan bertahan hidup yang dibutuhkan manusia di kokpit? Atau memilih pesawat yang dikendalikan artificial intelligence (AI), atau mungkin tim tempat jet berawak bekerja dengan drone? Fitur siluman seperti apa yang dimilikinya, dan apakah ia akan dipersenjatai dengan meriam dan rudal tradisional, atau senjata laser?
Pada November 2023, seorang pejabat senior penerbangan Rusia mengatakan bahwa belum ada keputusan yang diambil mengenai apakah pesawat tempur generasi keenam akan berawak atau tidak.
tulis komentar anda