Putin Janji Perkuat Triad Nuklir Rusia untuk Seimbangkan Kekuatan Dunia
Minggu, 23 Juni 2024 - 08:25 WIB
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin berjanji akan memperkuat triad nuklir Rusia, yang menurutnya perlu dilakukan untuk menjaga keseimbangan kekuatan di dunia.
Itu disampaikan Putin saat bertemu dengan lulusan universitas militer Rusia di Kremlin pada Kamis lalu. Dalam pidatonya, sang presiden mengucapkan selamat kepada para mahasiswa yang telah menyelesaikan studi mereka, yang oleh Menteri Pertahanan Andrey Belousov dipuji sebagai orang yang siap untuk "melayani tanah air dengan setia dan sungguh-sungguh."
Putin kemudian menyampaikan janjinya untuk memperkuat persenjataan nuklir Rusia. ”Kami berencana untuk mengembangkan lebih lanjut triad nuklir sebagai jaminan pencegahan strategis dan menjaga keseimbangan kekuatan di dunia,” katanya, seperti dikutip dari Ria Novosti, Minggu (23/6/2024).
Triad nuklir mengacu pada kemampuan militer tiga bagian yang terdiri dari rudal balistik antarbenua, rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam, dan pesawat pembom yang mampu membawa bom dan rudal nuklir.
Rusia adalah salah satu dari empat negara yang dipastikan memiliki triad nuklir, bersama Amerika Serikat (AS), China, dan India. Israel umumnya dianggap memiliki senjata nuklir, meskipun program nuklirnya yang rahasia membuatnya sulit diverifikasi oleh para ahli.
Pada bulan Mei, AS mengumumkan peningkatan triad nuklirnya, dengan Angkatan Udara merilis foto pesawat pengebom siluman B-21 yang sedang menjalani uji penerbangan.
Sebelumnya pada bulan ini, Putin mengeluarkan peringatan tentang potensi penggunaan senjata nuklir, dan menyatakan bahwa ancaman terhadap penggunaan senjata nuklir “tidak boleh dianggap enteng” oleh Barat.
Dengan menganggap senjata tersebut hanya untuk tujuan pertahanan, dia mengatakan bahwa Moskow akan terpaksa menggunakan segala cara yang dimiliki jika tindakan negara lain mengancam kedaulatan dan integritas teritorial Rusia.
Peringatan serupa dikeluarkan pada bulan Mei oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. Menyusul pengumuman pengiriman jet tempur F-16 ke Ukraina oleh Belgia, Lavrov mengatakan kepada pewawancara RIA Novosti bahwa ini merupakan "tindakan sinyal" NATO "di bidang nuklir”.
Namun, dalam sambutannya pada hari Kamis, Putin juga mengatakan bahwa Rusia bersedia terlibat dalam diskusi mengenai pembentukan sistem keamanan Eurasia dengan berbagai asosiasi, termasuk NATO.
Komentar Putin tersebut menyusul pernyataan online Dmitry Medvedev, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, melalui aplikasi media sosial Telegram pada Kamis pagi.
Postingan Medvedev mengkritik upaya AS yang terus-menerus untuk mempersenjatai Ukraina, dan mengabaikan harapan kerja sama antara Moskow dan Washington mengenai Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis baru yang membatasi proliferasi nuklir.
Itu disampaikan Putin saat bertemu dengan lulusan universitas militer Rusia di Kremlin pada Kamis lalu. Dalam pidatonya, sang presiden mengucapkan selamat kepada para mahasiswa yang telah menyelesaikan studi mereka, yang oleh Menteri Pertahanan Andrey Belousov dipuji sebagai orang yang siap untuk "melayani tanah air dengan setia dan sungguh-sungguh."
Putin kemudian menyampaikan janjinya untuk memperkuat persenjataan nuklir Rusia. ”Kami berencana untuk mengembangkan lebih lanjut triad nuklir sebagai jaminan pencegahan strategis dan menjaga keseimbangan kekuatan di dunia,” katanya, seperti dikutip dari Ria Novosti, Minggu (23/6/2024).
Triad nuklir mengacu pada kemampuan militer tiga bagian yang terdiri dari rudal balistik antarbenua, rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam, dan pesawat pembom yang mampu membawa bom dan rudal nuklir.
Rusia adalah salah satu dari empat negara yang dipastikan memiliki triad nuklir, bersama Amerika Serikat (AS), China, dan India. Israel umumnya dianggap memiliki senjata nuklir, meskipun program nuklirnya yang rahasia membuatnya sulit diverifikasi oleh para ahli.
Pada bulan Mei, AS mengumumkan peningkatan triad nuklirnya, dengan Angkatan Udara merilis foto pesawat pengebom siluman B-21 yang sedang menjalani uji penerbangan.
Sebelumnya pada bulan ini, Putin mengeluarkan peringatan tentang potensi penggunaan senjata nuklir, dan menyatakan bahwa ancaman terhadap penggunaan senjata nuklir “tidak boleh dianggap enteng” oleh Barat.
Dengan menganggap senjata tersebut hanya untuk tujuan pertahanan, dia mengatakan bahwa Moskow akan terpaksa menggunakan segala cara yang dimiliki jika tindakan negara lain mengancam kedaulatan dan integritas teritorial Rusia.
Peringatan serupa dikeluarkan pada bulan Mei oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. Menyusul pengumuman pengiriman jet tempur F-16 ke Ukraina oleh Belgia, Lavrov mengatakan kepada pewawancara RIA Novosti bahwa ini merupakan "tindakan sinyal" NATO "di bidang nuklir”.
Namun, dalam sambutannya pada hari Kamis, Putin juga mengatakan bahwa Rusia bersedia terlibat dalam diskusi mengenai pembentukan sistem keamanan Eurasia dengan berbagai asosiasi, termasuk NATO.
Komentar Putin tersebut menyusul pernyataan online Dmitry Medvedev, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, melalui aplikasi media sosial Telegram pada Kamis pagi.
Postingan Medvedev mengkritik upaya AS yang terus-menerus untuk mempersenjatai Ukraina, dan mengabaikan harapan kerja sama antara Moskow dan Washington mengenai Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis baru yang membatasi proliferasi nuklir.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda