4 Alasan Netanyahu Membubarkan Kabinet Perang Israel
Rabu, 19 Juni 2024 - 13:07 WIB
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu membubarkan kabinet perang yang mengawasi perang Gaza pada Senin (17/6/2024).
Netanyahu menolak seruan dari sekutu sayap kanannya yang ingin menduduki sejumlah kursi, menurut laporan media Israel.
Lantas apa alasan Netanyahu membubarkan kabinet perang? Berikut ini alasannya:
Kabinet perang awalnya dibentuk ketika Benny Gantz dan partainya Persatuan Nasional bergabung dengan koalisi darurat Oktober lalu.
Ketika Gantz mengundurkan diri pada tanggal 9 Juni, Netanyahu menyatakan kabinet perang tidak diperlukan lagi.
Gantz dan Gadi Eisenkot, salah satu pengamat kabinet perang, baru-baru ini keluar dari koalisi.
Netanyahu sekarang akan membahas perang Gaza dengan sekelompok kecil menteri, termasuk Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Menteri Urusan Strategis Ron Dermer, keduanya mantan anggota kabinet perang.
Menurut Al-Jazeera, kabinet akan digantikan oleh dewan yang diperkecil untuk konsultasi, tidak termasuk sekutu sayap kanan Netanyahu, seperti Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, yang mencari kursi kabinet perang setelah kepergian Gantz.
Keputusan itu muncul di tengah perpecahan antara Netanyahu dan komandan militer senior Israel.
Menurut media Israel, Netanyahu mengatakan kepada seluruh kabinet pada Minggu bahwa, "Untuk mencapai tujuan menghilangkan kemampuan Hamas, (dia telah) membuat keputusan yang tidak selalu dapat diterima oleh eselon militer."
Dia menekankan negara itu memiliki pemerintahan sipil yang mengawasi militer.
"Kita memiliki negara dengan tentara dan bukan tentara dengan negara," tegas Netanyahu.
Menteri Kabinet Perang Israel Benny Gantz mengundurkan diri dari pemerintahan persatuan darurat yang dipimpin Netanyahu pada tanggal 9 Juni.
Dalam konferensi pers yang diadakan di Tel Aviv, Gantz mendesak Netanyahu untuk menggelar pemilihan umum lebih awal "sesegera mungkin." "Jangan biarkan bangsa kita terpecah belah," pinta Gantz.
“Sayangnya, Netanyahu menghalangi kita untuk meraih kemenangan sejati,” papar dia. “Untuk memastikan kemenangan sejati, kita harus menyelenggarakan pemilu musim gugur ini, setahun setelah bencana, untuk membentuk pemerintahan yang akan mendapatkan kepercayaan rakyat dan secara efektif menghadapi tantangan kita.”
Gantz juga meminta Menteri Pertahanan Yoav Gallant untuk mengundurkan diri dari pemerintahan Netanyahu.
“Menteri Pertahanan, Anda adalah pemimpin yang berani dan bertekad, dan yang terpenting, seorang patriot. Saat ini, kepemimpinan dan keberanian berarti tidak hanya mengatakan apa yang benar tetapi melakukan apa yang benar,” tegas Gantz.
Gantz, yang bergabung dengan pemerintahan pada 7 Oktober, telah menetapkan 8 Juni sebagai batas waktu bagi Netanyahu untuk menyusun rencana pascaperang untuk Gaza atau dia akan meninggalkan koalisi.
Gadi Eisenkot, mantan kepala staf Israel dan pengamat di Kabinet Perang, juga mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Minggu.
Netanyahu menolak seruan dari sekutu sayap kanannya yang ingin menduduki sejumlah kursi, menurut laporan media Israel.
Lantas apa alasan Netanyahu membubarkan kabinet perang? Berikut ini alasannya:
1. Benny Gantz Mundur dari Kabinet
Kabinet perang awalnya dibentuk ketika Benny Gantz dan partainya Persatuan Nasional bergabung dengan koalisi darurat Oktober lalu.
Ketika Gantz mengundurkan diri pada tanggal 9 Juni, Netanyahu menyatakan kabinet perang tidak diperlukan lagi.
Gantz dan Gadi Eisenkot, salah satu pengamat kabinet perang, baru-baru ini keluar dari koalisi.
2. Perang Gaza Kini Hanya Dibahas di Tim Kecil
Netanyahu sekarang akan membahas perang Gaza dengan sekelompok kecil menteri, termasuk Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Menteri Urusan Strategis Ron Dermer, keduanya mantan anggota kabinet perang.
Menurut Al-Jazeera, kabinet akan digantikan oleh dewan yang diperkecil untuk konsultasi, tidak termasuk sekutu sayap kanan Netanyahu, seperti Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, yang mencari kursi kabinet perang setelah kepergian Gantz.
3. Ada Perpecahan antara Netanyahu dan Petinggi Militer Israel
Keputusan itu muncul di tengah perpecahan antara Netanyahu dan komandan militer senior Israel.
Menurut media Israel, Netanyahu mengatakan kepada seluruh kabinet pada Minggu bahwa, "Untuk mencapai tujuan menghilangkan kemampuan Hamas, (dia telah) membuat keputusan yang tidak selalu dapat diterima oleh eselon militer."
Dia menekankan negara itu memiliki pemerintahan sipil yang mengawasi militer.
"Kita memiliki negara dengan tentara dan bukan tentara dengan negara," tegas Netanyahu.
4. Gantz Menyerukan Pemilu Baru
Menteri Kabinet Perang Israel Benny Gantz mengundurkan diri dari pemerintahan persatuan darurat yang dipimpin Netanyahu pada tanggal 9 Juni.
Dalam konferensi pers yang diadakan di Tel Aviv, Gantz mendesak Netanyahu untuk menggelar pemilihan umum lebih awal "sesegera mungkin." "Jangan biarkan bangsa kita terpecah belah," pinta Gantz.
“Sayangnya, Netanyahu menghalangi kita untuk meraih kemenangan sejati,” papar dia. “Untuk memastikan kemenangan sejati, kita harus menyelenggarakan pemilu musim gugur ini, setahun setelah bencana, untuk membentuk pemerintahan yang akan mendapatkan kepercayaan rakyat dan secara efektif menghadapi tantangan kita.”
Gantz juga meminta Menteri Pertahanan Yoav Gallant untuk mengundurkan diri dari pemerintahan Netanyahu.
“Menteri Pertahanan, Anda adalah pemimpin yang berani dan bertekad, dan yang terpenting, seorang patriot. Saat ini, kepemimpinan dan keberanian berarti tidak hanya mengatakan apa yang benar tetapi melakukan apa yang benar,” tegas Gantz.
Gantz, yang bergabung dengan pemerintahan pada 7 Oktober, telah menetapkan 8 Juni sebagai batas waktu bagi Netanyahu untuk menyusun rencana pascaperang untuk Gaza atau dia akan meninggalkan koalisi.
Gadi Eisenkot, mantan kepala staf Israel dan pengamat di Kabinet Perang, juga mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Minggu.
(sya)
tulis komentar anda