China Diduga Gunakan Pengaruhnya dalam Menyabotase KTT Perdamaian Ukraina

Rabu, 19 Juni 2024 - 09:13 WIB
Sementara itu menurut Zelensky, China dapat menjadi faktor penentu perdamaian di Ukraina, dan dapat membantu Kyiv dalam mengatasi krisis. Tetapi Beijing melakukan hal sebaliknya dari apa yang diperlukan untuk perdamaian di negara Eropa Timur tersebut.

"Dengan dukungan China kepada Rusia, perang akan berlangsung lebih lama. Hal ini buruk bagi seluruh dunia dan juga kebijakan China, yang menyatakan bahwa mereka mendukung integritas dan kedaulatan teritorial," sebut Zelensky dalam konferensi pers di Shangri-la Dialogue.

Dia juga mengungkapkan ketidaksenangannya atas “kenakalan” China. Dalam pernyataannya selama konferensi pers, Zelensky mengatakan bahwa dia telah melakukan panggilan telepon dengan Presiden China Xi Jinping setahun lalu.

Setelah itu, Ukraina berupaya bertemu dengan pejabat China di semua tingkatan, tetapi hal ini tidak dikabulkan Beijing. Zelensky lebih lanjut mengeluh bahwa dia belum bisa bertemu dengan pejabat China, meski mereka sama-sama menghadiri Shangri-La Dialogue di Singapura.

KTT Perdamaian di resor Burgenstock, Swiss, berfokus pada konflik Ukraina, termasuk di bidang keamanan nuklir, keamanan pangan, pembebasan tawanan perang, pemulihan integritas teritorial Ukraina, dan penarikan pasukan Rusia.

Kecuali Rusia, Swiss telah mengundang 160 negara dan organisasi untuk menghadiri KTT Perdamaian tersebut.

Pengaruh China



Kekhawatiran Ukraina terhadap China tidak hanya berasal dari nilai perdagangannya yang besar dengan Rusia yang mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan meski terkena ada sanksi.

Kekhawatiran lain adalah terkait dugaan pendekatan China untuk mencegah negara-negara lain untuk menghadiri KTT Perdamaian di Swiss.

Arab Saudi, menurut kantor berita Jerman DPA, telah memutuskan untuk tidak menghadiri pertemuan di Swiss. Pada awal Agustus 2023, Arab Saudi telah menjadi tuan rumah pertemuan puncak internasional di Jeddah mengenai krisis Ukraina.

Perwakilan dari 40 negara telah menghadiri pertemuan di negara Teluk tersebut, walau tidak menghasilkan terobosan apa pun dalam membawa perdamaian ke Ukraina. Mengingat hal ini, keputusan Arab Saudi untuk absen telah menjadi kejutan besar bagi penyelenggara KTT Perdamaian di Swiss.

Pakistan dan Brasil telah menarik diri dari pertemuan puncak perdamaian, begitu juga dengan beberapa negara Asia Tenggara.

Dari Afrika, Cape Verde setuju menghadiri pertemuan puncak, sementara Afrika Selatan telah menyampaikan ketidakmampuannya untuk bergabung.

China telah membantah mengambil peran dalam memengaruhi sejumlah negara terkait partisipasi mereka di KTT Perdamaian di Swiss.

Para ahli mengatakan betapapun kerasnya upaya China dalam menjelaskan posisinya terhadap Ukraina, keputusan sejumlah negara yang memilih tidak hadir di Swiss membayang-bayangi kenetralan Beijing.

Sejumlah negara begitu dekat dengan China, dan sulit untuk percaya bahwa Beijing tidak memainkan peran apa pun dalam memengaruhi keputusan mereka.

Sejumlah pengamat isu China melihat hal ini dari sudut pandang berbeda. Mereka mengatakan Beijing cenderung tidak ingin perang di Ukraina berakhir dengan cepat.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More