Norwegia Peringatkan Otoritas Palestina Terancam Runtuh dalam Beberapa Bulan
Rabu, 19 Juni 2024 - 00:01 WIB
TEPI BARAT - Pemerintah Norwegia memperingatkan Otoritas Palestina (PA) dapat runtuh dalam beberapa bulan mendatang. Norwegia menyebut alasan kurangnya dana sebagai salah satu penyebabnya.
“Situasinya sangat mengerikan. Otoritas Palestina, yang bekerja sama erat dengan kita, memperingatkan kita bahwa mereka mungkin akan runtuh musim panas ini,” ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Norwegia Espen Barth Eide mengatakan kepada kantor berita Reuters.
“Jika runtuh, Anda bisa berakhir dengan Gaza lain, yang akan mengerikan bagi semua orang, termasuk orang-orang Israel,” papar dia.
Faktor-faktor lain yang mungkin menyebabkan keruntuhan adalah meningkatnya ketegangan di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Tak hanya itu, Israel menerapkan pembatasan ketenagakerjaan yang diberlakukan pada setengah juta warga Palestina yang tidak diizinkan bekerja di Israel.
Norwegia, pendukung PA, mengepalai kelompok donor internasional untuk Palestina.
Pada pertemuan mitra internasional tentang Palestina di Brussels bulan lalu, Barth Eide mengatakan situasi di lapangan, tidak hanya di Gaza tetapi juga di Tepi Barat, “mengerikan”, begitu pula situasi PA.
“Peran PA, sangat penting untuk penyediaan layanan bagi rakyat Palestina dan penting untuk lebih mengembangkan lembaga dan struktur tata kelola bagi rakyat di Tepi Barat,” ujar dia.
“Tidak hanya dana milik Palestina yang ditahan Israel, dan saya akan menegaskan kembali seruan saya bahwa Israel harus mentransfer pendapatan itu sepenuhnya,” tegas dia.
“Tetapi kita juga memiliki dampak lebih dari setengah juta rakyat Palestina yang tidak lagi mampu bekerja, dan banyak dari mereka yang menghidupi keluarga besar yang sekali lagi telah mengurangi sirkulasi ekonomi Palestina,” ungkap dia.
“Kemudian muncul dampak perang sehingga ada dampak akumulasi yang membuat situasi ekonomi menjadi sangat bermasalah,” papar dia.
Pada Senin, The Jerusalem Post melaporkan kabinet keamanan Israel “diperkirakan memberikan sanksi moneter lebih lanjut terhadap PA” atas dukungannya terhadap pejuang dan inisiatifnya terhadap tekanan pada Israel di panggung internasional, termasuk di Pengadilan Kriminal Internasional (ICJ) di Den Haag.
Surat kabar itu mengatakan Israel juga mempertimbangkan mengesahkan empat permukiman baru, “satu untuk masing-masing dari empat negara Eropa yang secara sepihak mengakui negara Palestina dalam dua bulan terakhir.” Negara-negara tersebut adalah Spanyol, Norwegia, Irlandia, dan Slovenia.
Menurut surat kabar itu, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengatakan pada Senin, “Ini adalah pesan yang jelas bahwa kami kirimkan kepada negara-negara yang bekerja sama dengan rencana untuk melenyapkan Israel.”
Dia menyatakan, “Setiap negara yang bekerja sama dengan aktivitas anti-Israel dan mengakui Otoritas Palestina sebagai negara akan tahu bahwa hal itu membantu usaha Zionis dan penguatan permukiman Yahudi di negara itu.”
Smotrich telah mengajukan proposal tentang sanksi ekonomi dan otorisasi permukiman kepada kabinet dan berharap proposal itu akan disetujui, menurut surat kabar itu.
“Keputusan itu, yang diambil setelah berkoordinasi dengan perdana menteri, muncul dengan latar belakang upaya Otoritas Palestina mendapatkan dukungan di dunia guna bertindak melawan Negara Israel di arena hukum dan untuk mewujudkan pengakuan negara Palestina,” ungkap Menteri Keuangan Israel itu.
Dia menambahkan usulan tersebut tidak diajukan untuk pemungutan suara pada Minggu, karena "alasan teknis," dan dia berharap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu "akan mengajukan usulan tersebut pekan ini."
Lihat Juga: Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant Jadi Pukulan Keras bagi Israel
“Situasinya sangat mengerikan. Otoritas Palestina, yang bekerja sama erat dengan kita, memperingatkan kita bahwa mereka mungkin akan runtuh musim panas ini,” ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Norwegia Espen Barth Eide mengatakan kepada kantor berita Reuters.
“Jika runtuh, Anda bisa berakhir dengan Gaza lain, yang akan mengerikan bagi semua orang, termasuk orang-orang Israel,” papar dia.
Faktor-faktor lain yang mungkin menyebabkan keruntuhan adalah meningkatnya ketegangan di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Tak hanya itu, Israel menerapkan pembatasan ketenagakerjaan yang diberlakukan pada setengah juta warga Palestina yang tidak diizinkan bekerja di Israel.
Norwegia, pendukung PA, mengepalai kelompok donor internasional untuk Palestina.
Seruan untuk Israel
Pada pertemuan mitra internasional tentang Palestina di Brussels bulan lalu, Barth Eide mengatakan situasi di lapangan, tidak hanya di Gaza tetapi juga di Tepi Barat, “mengerikan”, begitu pula situasi PA.
“Peran PA, sangat penting untuk penyediaan layanan bagi rakyat Palestina dan penting untuk lebih mengembangkan lembaga dan struktur tata kelola bagi rakyat di Tepi Barat,” ujar dia.
“Tidak hanya dana milik Palestina yang ditahan Israel, dan saya akan menegaskan kembali seruan saya bahwa Israel harus mentransfer pendapatan itu sepenuhnya,” tegas dia.
“Tetapi kita juga memiliki dampak lebih dari setengah juta rakyat Palestina yang tidak lagi mampu bekerja, dan banyak dari mereka yang menghidupi keluarga besar yang sekali lagi telah mengurangi sirkulasi ekonomi Palestina,” ungkap dia.
“Kemudian muncul dampak perang sehingga ada dampak akumulasi yang membuat situasi ekonomi menjadi sangat bermasalah,” papar dia.
Sanksi Lebih Lanjut
Pada Senin, The Jerusalem Post melaporkan kabinet keamanan Israel “diperkirakan memberikan sanksi moneter lebih lanjut terhadap PA” atas dukungannya terhadap pejuang dan inisiatifnya terhadap tekanan pada Israel di panggung internasional, termasuk di Pengadilan Kriminal Internasional (ICJ) di Den Haag.
Surat kabar itu mengatakan Israel juga mempertimbangkan mengesahkan empat permukiman baru, “satu untuk masing-masing dari empat negara Eropa yang secara sepihak mengakui negara Palestina dalam dua bulan terakhir.” Negara-negara tersebut adalah Spanyol, Norwegia, Irlandia, dan Slovenia.
Menurut surat kabar itu, Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengatakan pada Senin, “Ini adalah pesan yang jelas bahwa kami kirimkan kepada negara-negara yang bekerja sama dengan rencana untuk melenyapkan Israel.”
Dia menyatakan, “Setiap negara yang bekerja sama dengan aktivitas anti-Israel dan mengakui Otoritas Palestina sebagai negara akan tahu bahwa hal itu membantu usaha Zionis dan penguatan permukiman Yahudi di negara itu.”
Smotrich telah mengajukan proposal tentang sanksi ekonomi dan otorisasi permukiman kepada kabinet dan berharap proposal itu akan disetujui, menurut surat kabar itu.
“Keputusan itu, yang diambil setelah berkoordinasi dengan perdana menteri, muncul dengan latar belakang upaya Otoritas Palestina mendapatkan dukungan di dunia guna bertindak melawan Negara Israel di arena hukum dan untuk mewujudkan pengakuan negara Palestina,” ungkap Menteri Keuangan Israel itu.
Dia menambahkan usulan tersebut tidak diajukan untuk pemungutan suara pada Minggu, karena "alasan teknis," dan dia berharap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu "akan mengajukan usulan tersebut pekan ini."
Lihat Juga: Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant Jadi Pukulan Keras bagi Israel
(sya)
tulis komentar anda