China Sudah Miliki 500 Senjata Nuklir, Bikinnya Tercepat di Dunia
Selasa, 18 Juni 2024 - 09:00 WIB
STOCKHOLM - Kelompok peneliti internasional memprediksi China telah meningkatkan persenjataan nuklirnya sebanyak 90 hulu ledak menjadi 500 dalam 12 bulan hingga Januari 2024.
Kelompok Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) mengatakan perluasan senjata nuklir China itu merupakan yang paling cepat di dunia.
"Itu menunjukkan bahwa Beijing memperluas persenjataan nuklirnya lebih cepat dibandingkan negara lain," kata SIPRI.
Menurut laporan tahunan SIPRI, jumlah total hulu ledak yang ditimbun untuk potensi penggunaan di antara lima negara nuklir yang diakui yaitu Amerika Serikat, Rusia, China, Prancis dan Inggris ditambah negara-negara nuklir de facto—India, Pakistan, Korea Utara dan Israel—telah meningkat menjadi 9.585 unit.
Termasuk hulu ledak yang sudah tidak digunakan lagi, lanjut SIPRI, keseluruhan persediaan senjata nuklir di sembilan negara tersebut diproyeksikan turun 391 menjadi 12.121 unit.
“Jumlah dan jenis senjata nuklir yang dikembangkan telah meningkat karena sejumlah negara semakin bergantung pada pencegahan nuklir,” imbuh SIPRI, seperti dikutip Nikkei Asia, Selasa (18/6/2024).
Mengenai China, lembaga think tank tersebut mengatakan bahwa mereka mungkin memiliki rudal balistik antarbenua, yang dapat digunakan untuk mengirimkan hulu ledak nuklir, setidaknya sama banyaknya dengan Rusia atau Amerika Serikat pada pergantian dekade ini—meskipun persediaan hulu ledaknya diperkirakan masih tetap jauh lebih kecil dibandingkan kedua kekuatan nuklir tersebut.
Korea Utara diperkirakan kini telah merakit sekitar 50 hulu ledak nuklir, bertambah 20 unit dari tahun 2023, dan memiliki bahan fisil yang cukup untuk mencapai total hingga 90 hulu ledak.
“Seperti beberapa negara bersenjata nuklir lainnya, Korea Utara memberikan penekanan baru pada pengembangan persenjataan nuklir taktisnya,” kata Matt Korda, peneliti di Program Senjata Pemusnah Massal SIPRI.
“Oleh karena itu, ada kekhawatiran yang berkembang bahwa Korea Utara mungkin berniat menggunakan senjata-senjata ini pada awal konflik,” imbuh Korda.
Rusia dan Amerika Serikat masing-masing memiliki 5.580 dan 5.044 hulu ledak, yang mencakup hampir 90% dari total hulu ledak di dunia, kata laporan SIPRI.
Diperkirakan 3.904 hulu ledak dikerahkan pada rudal dan pesawat, naik 60 hulu ledak dari tahun sebelumnya, termasuk 1.710 oleh Rusia dan 1.770 oleh Amerika Serikat.
Lembaga think tank tersebut mengatakan China diperkirakan telah mengerahkan 24 hulu ledak nuklir untuk rudal.
“Sementara jumlah hulu ledak nuklir global terus menurun seiring dengan pembongkaran senjata era Perang Dingin secara bertahap, sayangnya kita terus melihat peningkatan jumlah hulu ledak nuklir yang beroperasi dari tahun ke tahun,” kata direktur SIPRI Dan Smith.
“Tren ini tampaknya akan terus berlanjut dan mungkin semakin cepat di tahun-tahun mendatang dan sangat memprihatinkan,” tambah Smith.
Kelompok Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) mengatakan perluasan senjata nuklir China itu merupakan yang paling cepat di dunia.
"Itu menunjukkan bahwa Beijing memperluas persenjataan nuklirnya lebih cepat dibandingkan negara lain," kata SIPRI.
Menurut laporan tahunan SIPRI, jumlah total hulu ledak yang ditimbun untuk potensi penggunaan di antara lima negara nuklir yang diakui yaitu Amerika Serikat, Rusia, China, Prancis dan Inggris ditambah negara-negara nuklir de facto—India, Pakistan, Korea Utara dan Israel—telah meningkat menjadi 9.585 unit.
Baca Juga
Termasuk hulu ledak yang sudah tidak digunakan lagi, lanjut SIPRI, keseluruhan persediaan senjata nuklir di sembilan negara tersebut diproyeksikan turun 391 menjadi 12.121 unit.
“Jumlah dan jenis senjata nuklir yang dikembangkan telah meningkat karena sejumlah negara semakin bergantung pada pencegahan nuklir,” imbuh SIPRI, seperti dikutip Nikkei Asia, Selasa (18/6/2024).
Mengenai China, lembaga think tank tersebut mengatakan bahwa mereka mungkin memiliki rudal balistik antarbenua, yang dapat digunakan untuk mengirimkan hulu ledak nuklir, setidaknya sama banyaknya dengan Rusia atau Amerika Serikat pada pergantian dekade ini—meskipun persediaan hulu ledaknya diperkirakan masih tetap jauh lebih kecil dibandingkan kedua kekuatan nuklir tersebut.
Korea Utara diperkirakan kini telah merakit sekitar 50 hulu ledak nuklir, bertambah 20 unit dari tahun 2023, dan memiliki bahan fisil yang cukup untuk mencapai total hingga 90 hulu ledak.
“Seperti beberapa negara bersenjata nuklir lainnya, Korea Utara memberikan penekanan baru pada pengembangan persenjataan nuklir taktisnya,” kata Matt Korda, peneliti di Program Senjata Pemusnah Massal SIPRI.
“Oleh karena itu, ada kekhawatiran yang berkembang bahwa Korea Utara mungkin berniat menggunakan senjata-senjata ini pada awal konflik,” imbuh Korda.
Rusia dan Amerika Serikat masing-masing memiliki 5.580 dan 5.044 hulu ledak, yang mencakup hampir 90% dari total hulu ledak di dunia, kata laporan SIPRI.
Diperkirakan 3.904 hulu ledak dikerahkan pada rudal dan pesawat, naik 60 hulu ledak dari tahun sebelumnya, termasuk 1.710 oleh Rusia dan 1.770 oleh Amerika Serikat.
Lembaga think tank tersebut mengatakan China diperkirakan telah mengerahkan 24 hulu ledak nuklir untuk rudal.
“Sementara jumlah hulu ledak nuklir global terus menurun seiring dengan pembongkaran senjata era Perang Dingin secara bertahap, sayangnya kita terus melihat peningkatan jumlah hulu ledak nuklir yang beroperasi dari tahun ke tahun,” kata direktur SIPRI Dan Smith.
“Tren ini tampaknya akan terus berlanjut dan mungkin semakin cepat di tahun-tahun mendatang dan sangat memprihatinkan,” tambah Smith.
(mas)
tulis komentar anda