10 Pemimpin Perang Terbaik dalam Sejarah, Nomor 5 Pernah Membebaskan Yerusalem

Minggu, 16 Juni 2024 - 20:26 WIB
Melansir Sky History, Hannibal Barca adalah seorang jenderal Kartago yang keberanian dan kecerdasan strategisnya menjadikannya salah satu musuh Kekaisaran Romawi yang paling tangguh. Karirnya mencapai puncaknya selama Perang Punisia Kedua ketika ia menggiring kawanan gajah perang melewati Pegunungan Alpen, sehingga memukau para pemimpin Roma, yang tidak mengira hal seperti itu mungkin terjadi.

Dia mencetak kemenangan yang menentukan di Trebia, Danau Trasimene, dan Cannae, karena kemampuannya dalam menebak taktik musuh-musuhnya dan mengambil tindakan untuk berhasil melawan mereka.

Setelah menguasai sebagian besar Italia Selatan selama 15 tahun, Hannibal akhirnya dikalahkan dalam Pertempuran Zama di Tunisia modern karena kurangnya bala bantuan dari Kartago. Setelah melarikan diri ke pengasingan, salah satu dari sedikit orang yang mengambil alih kekuasaan Roma dan muncul sebagai pemenang, melakukan bunuh diri pada tahun 183 SM.

3. Julius Caesar



Foto/WikiPedia

Karir militer Caesar dimulai di Hispania di Spanyol modern, di mana ia menunjukkan kecemerlangan awal sebagai pemimpin alami dan ahli strategi yang brilian. Setelah bersekutu dengan jenderal Pompey dan Crassus, Caesar memulai penaklukan Gaul dan kemudian invasi ke Inggris, memperluas Kekaisaran Romawi secara luas.

Setelah Gaul akhirnya ditaklukkan, Caesar berbalik melawan sekutu lamanya, mengalahkan Pompey di akhir perang saudara selama empat tahun yang brutal dan berdarah pada tahun 45 SM. Kaisar yang kini berkuasa dinyatakan sebagai 'diktator seumur hidup' pada tahun 44 SM, namun pemerintahannya hanya berumur pendek. Dia dibunuh pada tahun yang sama. Kematiannya menandai berakhirnya Republik Romawi dan dimulainya pemerintahan Kaisar.

4. Attila the Hun



Foto/WikiPedia

Penaklukan brutal Attila the Hun atas sebagian besar wilayah Eropa Timur dan Tengah membuatnya mendapat julukan 'Pencambuk Tuhan'. Sebagai pemimpin gerombolan perampok haus darah yang terdiri dari Ostrogoth, Bulgar, Alan, dan Hun, Attila mengandalkan kecepatan dan kejutan untuk mengalahkan musuh-musuhnya dengan serangan kavaleri dan infanteri, sehingga menyebabkan kekalahan cepat mereka. Bersekutu dengan saudaranya Bleda, Attila tanpa ampun menerobos sebagian besar wilayah Romawi, hingga mencapai Gaul.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More