Jenderal AS Berada di Israel saat 275 Warga Palestina Dibantai di Nuseirat
Kamis, 13 Juni 2024 - 07:09 WIB
TEL AVIV - Komandan Komando Pusat (CENTCOM) Amerika Serikat (AS), Jenderal Erik Kurilla, mengunjungi Israel pada akhir pekan lalu atau saat pasukan Zionis membantai 275 warga Palestina di Nuseirat, Jalur Gaza tengah.
Laporan kunjungan Jenderal Kurilla ke Israel itu muncul di tengah santernya tuduhan keterlibatan langsung Amerika dalam pembantaian oleh pasukan Zionis tersebut.
Militer Zionis mengonfirmasi bahwa kunjungan komandan CENTCOM Amerika atas undangan Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Jenderal Herzi Halevi.
Pasukan Zionis membantai 275 warga Palestina dan melukai 689 lainnya di Nuseirat pada Sabtu pekan lalu dalam operasi penyelamatan empat sandera.
“Kurilla dan Halevi mengadakan penilaian situasi operasional, membahas tantangan regional baru-baru ini dan memperkuat kemitraan strategis melawan ancaman Iran,” kata juru bicara IDF Avichai Adraee di X.
"Mereka juga membahas perkembangan perang melawan Hamas di Jalur Gaza dan serangan Hizbullah yang sedang berlangsung dari Lebanon," lanjut Adraee, seperti dikutip dari Middle East Monitor, Kamis (13/6/2024).
IDF tidak merinci program kunjungan Jenderal Kurilla.
Sementara itu, sayap militer Hamas Brigade al-Qassam mengumumkan bahwa pengeboman brutal Israel di Nuseirat juga telah menewaskan tiga sandera Israel.
Di tengah santernya tuduhan keterlibatan langsung AS dalam pembantaian di Nuseirat, seorang penyintas mengaku pernah melihat US Rangers (pasukan elite Angkatan Darat AS).
Ada juga laporan bahwa dermaga kemanusiaan yang dibangun AS digunakan untuk memfasilitasi pembantaian di Nuseirat. Washington dan Tel Aviv membantah laporan tersebut.
Namun, menurut laporan saksi mata dan video yang dibagikan melalui saluran Telegram Israel, operasi tersebut diluncurkan dari dermaga yang dibangun AS dan termasuk penggunaan truk pengiriman bantuan untuk menyembunyikan pasukan komando Israel saat mereka menyusup ke kamp Nuseirat yang penuh sesak.
Lebih dari 38.000 warga Palestina telah terbunuh di Gaza dan 85.000 lainnya terluka sejak Israel memulai perang genosida terhadap wilayah kantong yang terkepung tersebut.
Sekitar 10.000 warga Palestina lainnya masih hilang, diperkirakan tewas, di bawah reruntuhan rumah mereka yang dihancurkan oleh pasukan Israel.
Laporan kunjungan Jenderal Kurilla ke Israel itu muncul di tengah santernya tuduhan keterlibatan langsung Amerika dalam pembantaian oleh pasukan Zionis tersebut.
Militer Zionis mengonfirmasi bahwa kunjungan komandan CENTCOM Amerika atas undangan Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Jenderal Herzi Halevi.
Pasukan Zionis membantai 275 warga Palestina dan melukai 689 lainnya di Nuseirat pada Sabtu pekan lalu dalam operasi penyelamatan empat sandera.
“Kurilla dan Halevi mengadakan penilaian situasi operasional, membahas tantangan regional baru-baru ini dan memperkuat kemitraan strategis melawan ancaman Iran,” kata juru bicara IDF Avichai Adraee di X.
"Mereka juga membahas perkembangan perang melawan Hamas di Jalur Gaza dan serangan Hizbullah yang sedang berlangsung dari Lebanon," lanjut Adraee, seperti dikutip dari Middle East Monitor, Kamis (13/6/2024).
IDF tidak merinci program kunjungan Jenderal Kurilla.
Sementara itu, sayap militer Hamas Brigade al-Qassam mengumumkan bahwa pengeboman brutal Israel di Nuseirat juga telah menewaskan tiga sandera Israel.
Di tengah santernya tuduhan keterlibatan langsung AS dalam pembantaian di Nuseirat, seorang penyintas mengaku pernah melihat US Rangers (pasukan elite Angkatan Darat AS).
Ada juga laporan bahwa dermaga kemanusiaan yang dibangun AS digunakan untuk memfasilitasi pembantaian di Nuseirat. Washington dan Tel Aviv membantah laporan tersebut.
Namun, menurut laporan saksi mata dan video yang dibagikan melalui saluran Telegram Israel, operasi tersebut diluncurkan dari dermaga yang dibangun AS dan termasuk penggunaan truk pengiriman bantuan untuk menyembunyikan pasukan komando Israel saat mereka menyusup ke kamp Nuseirat yang penuh sesak.
Lebih dari 38.000 warga Palestina telah terbunuh di Gaza dan 85.000 lainnya terluka sejak Israel memulai perang genosida terhadap wilayah kantong yang terkepung tersebut.
Sekitar 10.000 warga Palestina lainnya masih hilang, diperkirakan tewas, di bawah reruntuhan rumah mereka yang dihancurkan oleh pasukan Israel.
(mas)
tulis komentar anda