Hamas Desak Israel Komitmen pada Gencatan Senjata Permanen, Penarikan Penuh dari Gaza

Rabu, 05 Juni 2024 - 06:25 WIB
Pejuang Hamas mengikuti parade militer di Gaza sebelum perang pecah. Foto/REUTERS
GAZA - Hamas tidak dapat menyetujui kesepakatan apa pun kecuali Israel membuat komitmen "jelas" untuk gencatan senjata permanen dan penarikan penuh dari Jalur Gaza.

Penegasan itu diungkap seorang pejabat senior dari kelompok Palestina itu pada Selasa (4/6/2024), Reuters melaporkan.

Qatar, yang bersama Amerika Serikat (AS) dan Mesir telah memediasi pembicaraan antara Hamas dan Israel, juga mendesak Israel memberikan posisi yang jelas yang didukung seluruh pemerintahnya untuk mencapai kesepakatan.



“Kami tidak dapat menyetujui perjanjian yang tidak mengamankan, menjamin, dan memastikan gencatan senjata permanen, penarikan penuh dari Jalur Gaza dan menyelesaikan kesepakatan pertukaran yang benar-benar serius sesuai dengan itu,” ungkap Osama Hamdan, pejabat Hamas, mengatakan pada konferensi pers yang disiarkan televisi.

Proposal tiga fase yang diajukan Presiden AS Joe Biden pada hari Jumat melibatkan fase pertamanya gencatan senjata selama enam pekan ketika pasukan Israel akan menarik diri dari "semua wilayah berpenduduk" di Gaza dan beberapa sandera, termasuk orang tua dan wanita, akan dibebaskan dengan imbalan ratusan tahanan Palestina.

Berdasarkan rencana itu, Hamas dan Israel akan berunding dalam fase yang sama mengenai gencatan senjata permanen yang menurut Biden akan berlangsung “selama Hamas memenuhi komitmennya”.

Pada fase kedua, Biden mengatakan akan ada pertukaran semua sandera yang masih hidup, termasuk tentara pria, pasukan Israel akan mundur dari Gaza dan gencatan senjata permanen akan dimulai.

Hamdan menegaskan, “Israel hanya menginginkan satu fase di mana dia mengambil semua sanderanya, lalu melanjutkan agresi dan perangnya terhadap rakyat kami.”

“Kami meminta mediator untuk mendapatkan posisi yang jelas dari Pendudukan Israel untuk berkomitmen pada gencatan senjata permanen dan penarikan penuh,” ujar dia.

Hamas sebelumnya mengatakan mereka memandang isi proposal tersebut secara positif.

Amerika Serikat mengatakan pada Minggu bahwa jika Hamas menerima rencana yang diusulkan, mereka berharap Israel akan mengikutinya.

Tahap ketiga dalam proposal tersebut akan mencakup rencana rekonstruksi besar-besaran untuk wilayah kantong tersebut, yang telah hancur akibat perang selama delapan bulan, dan pengembalian jasad sandera yang telah meninggal kepada keluarga mereka.

(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More