Perang Terus Berlanjut, PBB Peringatkan Eksodus Baru Warga Palestina
Sabtu, 01 Juni 2024 - 12:27 WIB
NEW YORK - Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi menyerukan gencatan senjata segera di Gaza dan mendesak Dewan Keamanan PBB mencegah "eksodus paksa warga Palestina lainnya."
“Jumlah orang yang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena perang, kekerasan, dan penganiayaan telah mencapai 114 juta di seluruh dunia,” ungkap Grandi dalam pernyataan pada Kamis (30/5/2024), mengutip perkiraan terbaru PBB.
Namun, angka tersebut akan lebih tinggi paling cepat bulan depan saat komisi mengeluarkan pembaruan, mengacu pada situasi yang memburuk di Gaza.
Lebih dari 800.000 pengungsi Palestina telah meninggalkan Rafah, dekat perbatasan Gaza dengan Mesir, sejak pasukan Israel mulai melancarkan serangan terarah di kota itu awal bulan ini, menurut perkiraan PBB.
Rafah menampung sekitar 1,4 juta pengungsi Palestina yang mengungsi dari daerah lain di daerah kantong itu.
Pasukan Pertahanan Israel mengeluarkan perintah evakuasi untuk beberapa bagian kota saat mengirim tank dan pasukan ke lingkungan timurnya, yang memaksa warga sipil mengungsi ke daerah yang dipenuhi puing-puing yang sebelumnya dibom.
Grandi memperingatkan tentang "eksodus paksa warga Palestina lainnya," dengan membandingkannya dengan perang Arab-Israel tahun 1948 yang menyebabkan migrasi paksa yang dikenal dalam bahasa Arab sebagai Nakba, atau "malapetaka."
“Ini hanya akan menciptakan satu masalah yang sulit diatasi dan membuat solusi untuk konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun ini mustahil ditemukan," papar dia.
Setelah berdirinya Israel, banyak warga Palestina mencari perlindungan sementara di Tepi Barat yang dikuasai Yordania dan Gaza yang dikuasai Mesir.
Ribuan orang mengungsi sekali lagi setelah Perang Enam Hari tahun 1967, di mana Israel menguasai wilayah tersebut.
Perang Israel-Hamas saat ini telah menyebabkan lebih dari 1,8 juta warga Gaza meninggalkan rumah mereka, pemindahan paksa warga Palestina terbesar sejak tahun 1948, menurut PBB.
Grandi mendesak PBB mencegah lebih banyak orang mengungsi, seraya menambahkan, "Belum terlambat untuk mencoba dan menyelamatkan jutaan orang lagi dari bencana perang."
Israel telah menjajah dan menindas warga Palestina sejak 1948 hingga pejuang Palestina melakukan serangan mendadak lintas perbatasan pada 7 Oktober tahun lalu, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 200 orang.
Israel kemudian membunuh lebih dari 36.000 orang, menurut otoritas kesehatan di daerah kantong Palestina tersebut.
“Jumlah orang yang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena perang, kekerasan, dan penganiayaan telah mencapai 114 juta di seluruh dunia,” ungkap Grandi dalam pernyataan pada Kamis (30/5/2024), mengutip perkiraan terbaru PBB.
Namun, angka tersebut akan lebih tinggi paling cepat bulan depan saat komisi mengeluarkan pembaruan, mengacu pada situasi yang memburuk di Gaza.
Lebih dari 800.000 pengungsi Palestina telah meninggalkan Rafah, dekat perbatasan Gaza dengan Mesir, sejak pasukan Israel mulai melancarkan serangan terarah di kota itu awal bulan ini, menurut perkiraan PBB.
Rafah menampung sekitar 1,4 juta pengungsi Palestina yang mengungsi dari daerah lain di daerah kantong itu.
Pasukan Pertahanan Israel mengeluarkan perintah evakuasi untuk beberapa bagian kota saat mengirim tank dan pasukan ke lingkungan timurnya, yang memaksa warga sipil mengungsi ke daerah yang dipenuhi puing-puing yang sebelumnya dibom.
Grandi memperingatkan tentang "eksodus paksa warga Palestina lainnya," dengan membandingkannya dengan perang Arab-Israel tahun 1948 yang menyebabkan migrasi paksa yang dikenal dalam bahasa Arab sebagai Nakba, atau "malapetaka."
“Ini hanya akan menciptakan satu masalah yang sulit diatasi dan membuat solusi untuk konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun ini mustahil ditemukan," papar dia.
Setelah berdirinya Israel, banyak warga Palestina mencari perlindungan sementara di Tepi Barat yang dikuasai Yordania dan Gaza yang dikuasai Mesir.
Ribuan orang mengungsi sekali lagi setelah Perang Enam Hari tahun 1967, di mana Israel menguasai wilayah tersebut.
Perang Israel-Hamas saat ini telah menyebabkan lebih dari 1,8 juta warga Gaza meninggalkan rumah mereka, pemindahan paksa warga Palestina terbesar sejak tahun 1948, menurut PBB.
Grandi mendesak PBB mencegah lebih banyak orang mengungsi, seraya menambahkan, "Belum terlambat untuk mencoba dan menyelamatkan jutaan orang lagi dari bencana perang."
Israel telah menjajah dan menindas warga Palestina sejak 1948 hingga pejuang Palestina melakukan serangan mendadak lintas perbatasan pada 7 Oktober tahun lalu, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 200 orang.
Israel kemudian membunuh lebih dari 36.000 orang, menurut otoritas kesehatan di daerah kantong Palestina tersebut.
(sya)
tulis komentar anda