Israel Nekat Lanjutkan Perang Lawan Hamas di Gaza hingga Akhir 2024
Kamis, 30 Mei 2024 - 09:08 WIB
“Saya merasa waktu telah berhenti,” katanya, namun catatan penderitaan keluarga tersebut belum lengkap. Bom itu mendarat lebih dekat ke tenda terdekat yang menampung ayah dan saudara kandungnya serta keluarga mereka.
“Ketakutan, rasa sakit dan kehilangan—kata-kata ini tidak dapat menggambarkan perasaan saya,” katanya.
“Saya mencoba mengendalikan saraf saya dan mengendalikan perasaan saya, dan saya keluar untuk melihat apa yang terjadi.”
Di tenda ayahnya, dia melihat seorang saudara lelakinya, Abu Ismail, terjatuh di lantai di samping istrinya, yang berteriak “saudaramu sudah mati” ketika Abu Jarad tiba.
Saudara laki-laki lainnya, Emad, terbunuh bersama istrinya, Anwar. Tubuh mereka rusak parah akibat ledakan tersebut sehingga dia tidak bisa membedakan satu sama lain.
Pada hari Selasa dia memindahkan sisa keluarganya ke Khan Younis, namun masih shock.
“Sejauh ini saya belum mampu memahami apa yang terjadi pada saya. Saat saya membongkar tenda, saya memikirkan dimulainya operasi di Rafah. Saat itu aku menyarankan saudara-saudaraku agar kami pindah, tapi mereka menolak gagasan itu dan bertanya padaku apa yang aku takuti," kata Abu Jarad.
“Saya mengatakan kepada mereka bahwa saya tidak takut pada diri saya sendiri, namun saya takut kehilangan seseorang dari keluarga saya. Dan sekarang hal itu telah terjadi, saya telah kehilangan mereka.”
“Ketakutan, rasa sakit dan kehilangan—kata-kata ini tidak dapat menggambarkan perasaan saya,” katanya.
“Saya mencoba mengendalikan saraf saya dan mengendalikan perasaan saya, dan saya keluar untuk melihat apa yang terjadi.”
Di tenda ayahnya, dia melihat seorang saudara lelakinya, Abu Ismail, terjatuh di lantai di samping istrinya, yang berteriak “saudaramu sudah mati” ketika Abu Jarad tiba.
Saudara laki-laki lainnya, Emad, terbunuh bersama istrinya, Anwar. Tubuh mereka rusak parah akibat ledakan tersebut sehingga dia tidak bisa membedakan satu sama lain.
Pada hari Selasa dia memindahkan sisa keluarganya ke Khan Younis, namun masih shock.
“Sejauh ini saya belum mampu memahami apa yang terjadi pada saya. Saat saya membongkar tenda, saya memikirkan dimulainya operasi di Rafah. Saat itu aku menyarankan saudara-saudaraku agar kami pindah, tapi mereka menolak gagasan itu dan bertanya padaku apa yang aku takuti," kata Abu Jarad.
“Saya mengatakan kepada mereka bahwa saya tidak takut pada diri saya sendiri, namun saya takut kehilangan seseorang dari keluarga saya. Dan sekarang hal itu telah terjadi, saya telah kehilangan mereka.”
(mas)
tulis komentar anda