Keluarga Terkejut Tak Ada Pemakaman Militer untuk Tentara Mesir yang Ditembak Israel

Rabu, 29 Mei 2024 - 07:57 WIB
Tentara Mesir Abdallah Ramadan tewas dalam baku tembak di perbatasan Mesir-Gaza pada Senin (27/5/2024). Foto/Facebook
KAIRO - Pemakaman tidak resmi diadakan pada Selasa (28/5/2024) untuk salah satu dari dua tentara Mesir yang tewas dalam baku tembak pada Senin dengan tentara Israel di perbatasan Gaza dengan Sinai Mesir.

Meskipun militer Mesir mengkonfirmasi adanya "insiden penembakan" di penyeberangan Rafah, yang diserbu pasukan Israel pada tanggal 7 Mei, namun mereka belum mengidentifikasi satupun tentara yang terbunuh.

Meski demikian, Middle East Eye telah memverifikasi identitas tentara pertama sebagai Abdallah Ramadan, 22 tahun.

Dia adalah seorang penjaga perbatasan yang ditempatkan di dekat penyeberangan dan meninggal pada hari Senin.

“Tentara lainnya, Ibrahim Abdelrazzaq, dipastikan tewas pada Selasa setelah meninggal karena luka-lukanya akibat insiden baku tembak di daerah yang sama,” ungkap sumber lokal kepada MEE.



Kematian Ramadhan telah memicu luapan belasungkawa dan kemarahan di kalangan masyarakat Mesir secara online.

Publik banyak yang mengecam sikap diam pemerintah terhadap tentara tersebut dan kurangnya pernyataan yang jelas mengenai baku tembak tersebut.

“Kami masih tidak percaya dia telah tiada. Satu-satunya hal yang membuat kami bersabar adalah dia meninggal sebagai martir saat membela negaranya dari para agresor,” ujar sepupu Ramadan, Abu Ahmed, kepada MEE.

“Setelah mengabdi pada negaranya di gurun yang keras dan harus melewati malam-malam yang berat, dia dibunuh oleh Zionis dan dia bahkan tidak mendapatkan pemakaman militer,” ungkap Abu Ahmed.



Berita tentang baku tembak pertama kali muncul pada Senin di media Israel, dengan laporan yang awalnya disensor kemudian dikonfirmasi militer Israel, yang menyatakan "insiden penembakan" terjadi di perbatasan Mesir dan sedang diselidiki.

Pada Senin, juru bicara militer Mesir mengkonfirmasi satu "elemen yang bertugas menjaga keamanan perbatasan" tewas dalam insiden penembakan dan mengatakan penyelidikan sedang dilakukan.

Tidak ada pernyataan resmi lainnya yang dibuat mengenai insiden tersebut, dan pihak militer belum mengungkapkan secara terbuka identitas tentara tersebut.

Meskipun tidak jelas bagaimana baku tembak dimulai atau siapa yang melepaskan tembakan pertama, Daily News Egypt, surat kabar Mesir independen berbahasa Inggris, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan tentara Mesir "terpengaruh" oleh pembantaian Rafah pada hari Minggu, di mana pemboman Israel menyebabkan terbunuhnya 45 warga Palestina di kamp pengungsian.

Akun Facebook Ramadan telah dibagikan secara luas sejak Senin, dengan banyak yang menyoroti postingan terakhirnya di mana dia menulis doa untuk Gaza.

“Ya Tuhan, kedamaian total untuk Gaza,” tulis postingan bertanggal 7 Februari itu.

Dalam postingan sebelumnya, dia menulis: "Hati saya sakit, mata saya berlinang air mata, dan Gaza dekat, namun dunia tuli, bisu, buta... Keheningan adalah ekspresi ketidakberdayaan."

Ramadan lulus dari perguruan tinggi di Fayium dan wajib militer selama dua tahun sebagai penjaga perbatasan di Sinai Utara, menurut keluarga dan teman-temannya.

“Dia seharusnya memulai prosedur untuk menjadi warga sipil lagi pada bulan Agustus dan dibebaskan pada bulan September,” ungkap Samir Abu Atwa, yang kuliah di perguruan tinggi yang sama dengan Ramadan, mengatakan kepada MEE.

“Dia religius dan menyukai sepak bola,” papar Abu Atwa.

“Pada liburan terakhirnya dari dinas, dia bercerita kepada kami tentang para korban pemboman dan keluarga dari Gaza yang melintasi perbatasan ke Mesir,” ujar dia.

“Ramadan berencana menikah setelah selesai mengabdi,” ungkap Abu Atwa.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More