Israel Terus Bombardir Rafah, 1 Juta Warga Pilih Mengungsi

Selasa, 28 Mei 2024 - 20:40 WIB
Satu juta warga Rafah memilih mengungsi karena invasi Israel. Foto/Reuters
GAZA - Sekitar satu juta orang telah meninggalkan kota Rafah di Gaza dalam tiga minggu terakhir. Demikian diungkapkan Badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA).

Kota kecil di tepi selatan Jalur Gaza telah menampung lebih dari satu juta warga Palestina yang melarikan diri dari serangan Israel di wilayah lain di wilayah tersebut.

Sejak awal Mei, militer Israel telah melakukan operasi terbatas di Rafah untuk membunuh para pejuang dan membongkar infrastruktur yang digunakan oleh Hamas, yang menguasai Gaza. Mereka telah memerintahkan warga sipil untuk pergi ke “zona kemanusiaan yang diperluas” sekitar 20 km jauhnya.



Banyak warga Palestina mengeluh bahwa mereka rentan terhadap serangan Israel ke mana pun mereka pergi dan mereka berpindah-pindah di Jalur Gaza dalam beberapa bulan terakhir.

UNRWA mengatakan penerbangan dari Rafah “terjadi di tempat yang tidak aman untuk dituju dan di tengah pemboman, kekurangan makanan dan air, tumpukan sampah dan kondisi kehidupan yang tidak sesuai.”

"Memberikan bantuan dan perlindungan menjadi hampir mustahil," ungkap UNRWA, dilansir Reuters.



BBC melaporkan, saat matahari terbit, ribuan warga Palestina terlihat meninggalkan lingkungan Tal al-Sultan menggunakan mobil, truk, dan gerobak yang ditarik keledai dan kuda, menuju ke utara.

Khaled Mahmoud, warga Tal al-Sultan di Rafah barat, mengungkapkan kesedihannya.

“Ledakan mengguncang tenda kami, anak-anak saya ketakutan, dan ayah saya yang sakit membuat kami tidak bisa melarikan diri dari kegelapan," ujar Mahmoud.

“Kami seharusnya berada di zona aman sesuai standar tentara Israel, namun kami belum menerima perintah evakuasi seperti yang terjadi di wilayah timur, kami khawatir akan nyawa kami jika tidak ada yang turun tangan untuk melindungi kami,” kata Mahmoud.

Sebuah video mengerikan yang dibagikan di media sosial memperlihatkan seorang wanita bergegas melewati jalan yang gelap, sambil menggendong anaknya erat-erat untuk menghindari serangan Israel yang sedang berlangsung.

Seorang jurnalis lokal di Rumah Sakit Kuwait di Tal Al-Sultan, di tengah pemboman yang tiada henti, melaporkan bahwa banyak keluarga mencari perlindungan di halaman pusat medis, sementara ambulans kesulitan mencapai daerah yang terkena dampak karena parahnya situasi.
(ahm)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More