AS-Jepang Akan Bangun Jaringan Satelit Pendeteksi Rudal

Rabu, 19 Agustus 2020 - 21:45 WIB
Foto/Ilustrasi/Sindonews
TOKYO - Jepang dan Amerika Serikat (AS) akan membangun jaringan satelit kecil yang mampu mendeteksi rudal. Laporan ini muncul seiring peringatan Tokyo akan peningkatan ancaman dari Korea Utara (Korut) .

"Tujuan dari satelit tersebut adalah untuk melengkapi sistem pertahanan rudal yang ada saat ini, yang mencakup pencegat rudal PAC-3 Jepang," begitu bunyi laporan media Jepang, Nikkei, yang dikutip UPI, Rabu (19/8/2020).

Tokyo semakin waspada terhadap pengembangan senjata Korut. Pada Juli lalu, Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan Korut bisa menyempurnakan kemampuan untuk membuat miniatur hulu ledak nuklir.



Menurut Nikkei, Korut juga diperkirakan memiliki ratusan rudal jarak menengah. (Baca: Jepang Segera Punya Kemampuan Hentikan Serangan Rudal )

Selain itu peningkatan pengeluaran militer dan pengembangan senjata China bisa menjadi ancaman baru. Untuk tahun 2020, pengeluaran pertahanan China naik 6,6% dari 2019. Sebanyak 2.000 rudal jarak menengah China, yang mampu mencapai wilayah Jepang, diharapkan akan ditempatkan.

"China juga dapat menggandakan jumlah hulu ledak nuklir di gudang senjatanya dalam satu dekade," kata laporan itu.

Nikkei juga melaporkan bahwa Korut, China dan Rusia diyakini sedang mengembangkan rudal yang dapat menembus sistem pertahanan rudal AS-Jepang saat ini.

Militer AS dan Jepang terus mencermati perkembangan senjata hipersonik yang sedang berlangsung di China dan Rusia. Rudal ini sulit dicegat dengan satelit konvensional dan dapat berubah arah secara tidak terduga dan cepat.

Laporan Jepang tentang jaringan satelit muncul setelah Badan Pengembangan Luar Angkasa AS merilis rancangan permintaan proposal, mencari kontraktor untuk membangun delapan satelit dengan sensor inframerah untuk melacak senjata hipersonik, menurut C4ISRNET, publikasi teknologi militer online AS pada Mei. (Baca: Rusia Sukses Tes Tembak Rudal Hipersonik Zircon, AS Mulai Khawatir )

Ketegangan antara Jepang dan China telah meningkat di atas kapal China di Laut China Timur.

Kapal sipil telah terlihat di dekat Kepulauan Senkaku yang diklaim Jepang selama 111 hari berturut-turut pada tahun 2020, menurut Kyodo News pada hari Sabtu.

Pada 2019, Jepang mengungkapkan rencana untuk membangun unit peperangan elektronik sebagai pengawas terhadap manuver China di wilayah sengketa di Laut China Timur.
(ber)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More