Ukraina Tak Mampu Perang Sendirian, Zelensky Desak Dunia Keroyok Rusia
Senin, 27 Mei 2024 - 06:09 WIB
KYIV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah meminta bantuan komunitas global untuk bekerja sama melawan Rusia. Dia menegaskan bahwa tidak ada negara yang dapat bertahan hidup sendirian jika berperang dengan Moskow.
Pemimpin Ukraina itu mengatakan tujuannya adalah untuk memastikan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin memikirkan kelangsungan hidup dan keamanannya. ”Dan bahwa Rusia memikirkan bagaimana mereka dapat menghindari hilangnya kemerdekaan negara mereka—tanpa mengancam mereka—cukup dengan menunjukkan betapa bersatunya dunia ini, betapa kuatnya dunia ini,” seru Zelensky.
“Persatuan seperti itu diperlukan karena tidak ada seorang pun yang bisa bertahan dalam perang besar-besaran melawan Rusia sendirian,” imbuh Zelensky kepada majalah online Kazakh Vlast, yang dikutip Russia Today, Senin (27/5/2024).
“Kami sendirian, kami sendirian ketika Rusia melancarkan invasinya melawan Ukraina pada Februari 2022,” kata Zelensky.
“Tetapi kemudian kami sepakat dengan mitra kami mengenai beberapa jenis sanksi, beberapa jenis senjata, dan hal-hal lainnya,” ujarnya, mengacu pada dukungan yang diberikan oleh Barat sejak awal konflik.
“Bahkan Beijing harus melindungi Ukraina karena kami diserang, karena China mengatakan bahwa integritas wilayah harus dihormati,” imbuh Zelensky.
Beijing telah mempertahankan kebijakan netralitas dalam konflik Ukraina, dan secara konsisten menyerukan penyelesaian politik yang menghormati kepentingan semua pihak.
Pihak berwenang China menyalahkan permusuhan tersebut pada ekspansi NATO ke arah timur, menolak seruan Barat untuk menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, dan memilih untuk meningkatkan perdagangan dengan Moskow.
Zelensky juga ditanya apakah dia khawatir dengan pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin awal pekan ini yang menurut pandangan Moskow, legitimasi pemimpin Ukraina tersebut telah “kedaluwarsa”.
Masa jabatan lima tahun Zelensky sebagai Presiden Ukraina berakhir pada hari Senin lalu setelah dia menolak mengadakan pemilu baru dengan alasan darurat militer diberlakukan karena perang.
“Mereka sama sekali tidak mempedulikan saya,” jawabnya. “Pernyataan presiden tidak sah Rusia mengenai keabsahan presiden Ukraina, sejujurnya, membosankan dan tidak menarik.”
Putin memenangkan masa jabatan kelima pada bulan Maret, mengeklaim 87,28% suara di tengah rekor jumlah pemilih lebih dari 77%.
Zelensky berpendapat bahwa siapa pun yang tahu cara membaca undang-undang dapat dengan cepat memastikan bahwa kekuasaannya adalah sah. “Rakyat Ukraina tahu konstitusi mereka, mereka tahu hukumnya,” katanya.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bulan lalu bahwa upaya AS dan sekutunya untuk mengisolasi Rusia telah gagal, dan berjanji untuk memperluas hubungan kemitraan yang pragmatis, setara, dan saling menguntungkan dengan negara-negara sahabat di Eurasia, Afrika, dan Amerika Latin.
Menurut Putin, tidak seperti para elite Eropa yang tidak menjalankan kebijakan yang bermanfaat bagi rakyatnya, ada banyak warga di benua ini yang mendukung pendirian Rusia.
Pemimpin Ukraina itu mengatakan tujuannya adalah untuk memastikan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin memikirkan kelangsungan hidup dan keamanannya. ”Dan bahwa Rusia memikirkan bagaimana mereka dapat menghindari hilangnya kemerdekaan negara mereka—tanpa mengancam mereka—cukup dengan menunjukkan betapa bersatunya dunia ini, betapa kuatnya dunia ini,” seru Zelensky.
“Persatuan seperti itu diperlukan karena tidak ada seorang pun yang bisa bertahan dalam perang besar-besaran melawan Rusia sendirian,” imbuh Zelensky kepada majalah online Kazakh Vlast, yang dikutip Russia Today, Senin (27/5/2024).
“Kami sendirian, kami sendirian ketika Rusia melancarkan invasinya melawan Ukraina pada Februari 2022,” kata Zelensky.
“Tetapi kemudian kami sepakat dengan mitra kami mengenai beberapa jenis sanksi, beberapa jenis senjata, dan hal-hal lainnya,” ujarnya, mengacu pada dukungan yang diberikan oleh Barat sejak awal konflik.
“Bahkan Beijing harus melindungi Ukraina karena kami diserang, karena China mengatakan bahwa integritas wilayah harus dihormati,” imbuh Zelensky.
Beijing telah mempertahankan kebijakan netralitas dalam konflik Ukraina, dan secara konsisten menyerukan penyelesaian politik yang menghormati kepentingan semua pihak.
Pihak berwenang China menyalahkan permusuhan tersebut pada ekspansi NATO ke arah timur, menolak seruan Barat untuk menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, dan memilih untuk meningkatkan perdagangan dengan Moskow.
Zelensky juga ditanya apakah dia khawatir dengan pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin awal pekan ini yang menurut pandangan Moskow, legitimasi pemimpin Ukraina tersebut telah “kedaluwarsa”.
Masa jabatan lima tahun Zelensky sebagai Presiden Ukraina berakhir pada hari Senin lalu setelah dia menolak mengadakan pemilu baru dengan alasan darurat militer diberlakukan karena perang.
“Mereka sama sekali tidak mempedulikan saya,” jawabnya. “Pernyataan presiden tidak sah Rusia mengenai keabsahan presiden Ukraina, sejujurnya, membosankan dan tidak menarik.”
Putin memenangkan masa jabatan kelima pada bulan Maret, mengeklaim 87,28% suara di tengah rekor jumlah pemilih lebih dari 77%.
Zelensky berpendapat bahwa siapa pun yang tahu cara membaca undang-undang dapat dengan cepat memastikan bahwa kekuasaannya adalah sah. “Rakyat Ukraina tahu konstitusi mereka, mereka tahu hukumnya,” katanya.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bulan lalu bahwa upaya AS dan sekutunya untuk mengisolasi Rusia telah gagal, dan berjanji untuk memperluas hubungan kemitraan yang pragmatis, setara, dan saling menguntungkan dengan negara-negara sahabat di Eurasia, Afrika, dan Amerika Latin.
Menurut Putin, tidak seperti para elite Eropa yang tidak menjalankan kebijakan yang bermanfaat bagi rakyatnya, ada banyak warga di benua ini yang mendukung pendirian Rusia.
(mas)
tulis komentar anda