Profil Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Mengalami Kecelakaan Helikopter
Senin, 20 Mei 2024 - 07:53 WIB
Seperti kelompok ultrakonservatif lainnya, Raisi mengkritik keras kubu pendahulunya setelah presiden Amerika Serikat saat itu Donald Trump secara sepihak menarik Amerika dari pakta nuklir pada tahun 2018 dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran.
Raisi mengambil kendali negara yang sedang mengalami krisis sosial dan ekonomi.
Setelah menggambarkan dirinya sebagai pembela masyarakat miskin dalam pemberantasan korupsi, Raisi mengumumkan langkah-langkah penghematan yang menyebabkan kenaikan tajam harga beberapa bahan pokok, sehingga memicu kemarahan terhadap tingginya biaya hidup.
Kemudian, pada akhir tahun 2022, gelombang protes nasional pecah menyusul kematian Mahsa Amini dalam tahanan setelah penangkapannya karena diduga melanggar aturan berpakaian Islami yang ketat untuk perempuan.
Dalam peristiwa penting pada bulan Maret 2023, Iran dan Arab Saudi, yang merupakan musuh lama kawasan, mengumumkan kesepakatan mengejutkan yang memulihkan hubungan diplomatik.
Namun perang Gaza yang pecah sejak 7 Oktober antara Israel dan Hamas menyebabkan ketegangan regional kembali meningkat, dan peningkatan ketegangan menyebabkan Teheran meluncurkan ratusan rudal dan roket langsung ke Israel pada bulan lalu.
Sebelumnya pada hari Minggu, Raisi menekankan dukungan Iran terhadap Palestina—yang merupakan inti dari kebijakan luar negeri negara tersebut sejak Revolusi Islam Iran—dan menyatakan bahwa “Palestina adalah isu pertama dunia Muslim.”
Kepala Kehakiman
Lahir pada tahun 1960 di kota suci Masyhad di timur laut, Raisi saat masih muda, dengan janggut dan berkacamata tipis, belajar teologi dan yurisprudensi Islam di bawah bimbingan Khamenei.
Lihat Juga :
tulis komentar anda