Erdogan: Negara Jahat Israel akan Targetkan Anatolia dengan Khayalan Tanah Perjanjian

Kamis, 16 Mei 2024 - 18:56 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto/anadolu
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan negara jahat Israel tidak akan berhenti di Gaza, namun akan menargetkan Anatolia dengan khayalannya tentang tanah perjanjian.

Dia menyampaikan komentarnya tentang ambisi ekspansionis Israel dalam pidatonya pada pertemuan kelompok parlemen Partai Keadilan dan Pembangunan di Ankara pada Rabu (15/5/2024).

Erdogan menegaskan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan rekan-rekannya dalam genosida terhadap warga Palestina di Jalur Gaza akan bertanggung jawab atas setiap tetes darah yang mereka tumpahkan.



“Turki akan memastikan para pelaku genosida diadili. Menjadi sasaran para pembunuh Zionis bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti atau malu, melainkan merupakan lencana kehormatan yang kami kenakan di dada kami dengan bangga,” tegas dia.

Berbicara pada peringatan 76 tahun Nakba Palestina, Erdogan menjelaskan 15 Mei adalah hari penting bagi negaranya dan bagi warga Palestina di seluruh dunia.

“Zionis mulai menduduki tanah tersebut dengan dukungan Inggris setelah Kesultanan Utsmaniyah terpaksa mundur dari tanah Palestina. Geng Zionis dan organisasi teroris melakukan pembunuhan massal, mengusir warga Palestina dari rumah mereka, dan memaksa mereka mengungsi,” papar Erdogan.

Presiden Turki menekankan ratusan ribu warga Palestina hanya membawa kunci rumah mereka dan menuju ke Lebanon, Yordania, Suriah dan negara-negara lain di kawasan, dan menjalani kehidupan yang sulit di kamp-kamp pengungsi.

“Kondisi mereka yang tetap tinggal bahkan lebih buruk dibandingkan mereka yang pergi. Negara Israel didirikan pada tanggal 14 Mei 1948, setelah itu kebijakan pendudukan dan genosida terus berlanjut sebagai kebijakan negara,” ujar dia.

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More