Diplomasi Minuman Cognac Menguak Hubungan Xi Jinping dan Emmanuel Macron
Rabu, 15 Mei 2024 - 20:50 WIB
Macron dalam beberapa pekan terakhir, mendesak China dan Eropa untuk membangun hubungan perdagangan yang “lebih seimbang” dan pada hari Senin membahas topik tersebut secara langsung dalam pembicaraan tiga arah dengan Presiden Komisi UE Ursula von der Leyen.
Macron menyebut penangguhan tarif preemptive untuk Cognac Prancis juga merupakan sebuah kemenangan. Dia memuji Xi “atas keterbukaannya mengenai tindakan sementara terhadap Cognac Prancis dan keinginannya untuk tidak menerapkannya.”
Namun Xi tidak mengatakan bahwa dia menentang tarif terhadap Cognac Prancis. Sebaliknya, Kementerian Luar Negeri China mengutip pernyataan Xi yang menyangkal “apa yang disebut sebagai ‘masalah kelebihan kapasitas China’.”
Xi juga mungkin berhasil membuat perpecahan antara Macron, von der Leyen, dan Kanselir Jerman Olaf Scholz. Ketidakhadiran Kanselir Jerman adalah hal yang sangat penting, karena para analis berspekulasi bahwa dia mungkin tidak hadir agar tidak mengambil risiko memicu kemarahan Beijing terhadap kendaraan listrik.
Kenyataan ini memudahkan Xi untuk “menyingkirkan” von der Leyen, kata analis kebijakan luar negeri Ulrich Speck.
“Selama Scholz dan Macron bersikap nyaman terhadap Xi, mencoba memperdalam hubungan ekonomi dan mengurangi kritik terhadap masalah geopolitik, pesan yang disampaikan oleh von der Leyen tidak terlalu kredibel,” tulis Speck, seperti dikutip Politico.
Macron menyebut penangguhan tarif preemptive untuk Cognac Prancis juga merupakan sebuah kemenangan. Dia memuji Xi “atas keterbukaannya mengenai tindakan sementara terhadap Cognac Prancis dan keinginannya untuk tidak menerapkannya.”
Namun Xi tidak mengatakan bahwa dia menentang tarif terhadap Cognac Prancis. Sebaliknya, Kementerian Luar Negeri China mengutip pernyataan Xi yang menyangkal “apa yang disebut sebagai ‘masalah kelebihan kapasitas China’.”
Xi juga mungkin berhasil membuat perpecahan antara Macron, von der Leyen, dan Kanselir Jerman Olaf Scholz. Ketidakhadiran Kanselir Jerman adalah hal yang sangat penting, karena para analis berspekulasi bahwa dia mungkin tidak hadir agar tidak mengambil risiko memicu kemarahan Beijing terhadap kendaraan listrik.
Kenyataan ini memudahkan Xi untuk “menyingkirkan” von der Leyen, kata analis kebijakan luar negeri Ulrich Speck.
“Selama Scholz dan Macron bersikap nyaman terhadap Xi, mencoba memperdalam hubungan ekonomi dan mengurangi kritik terhadap masalah geopolitik, pesan yang disampaikan oleh von der Leyen tidak terlalu kredibel,” tulis Speck, seperti dikutip Politico.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda