Ketua Jaksa ICC Hadapi Kritik Pedas di Dewan Keamanan PBB
Rabu, 15 Mei 2024 - 08:50 WIB
Dia menekankan pentingnya penegakan supremasi hukum. “Kami juga berharap bantuan yang diberikan oleh anggota Dewan untuk pekerjaan ICC juga akan mencakup isu-isu lain sehubungan dengan ancaman yang dihadapi Pengadilan selama keterlibatannya dalam kasus-kasus yang berkaitan dengan kejahatan yang berkaitan dengan pendudukan Israel,” ujar dia.
Gaouaoui menekankan harapan bahwa ICC akan mengambil “pendekatan serius” terhadap situasi di Gaza dan Wilayah Pendudukan Palestina, dengan mengatakan, “Hal ini diperlukan agar ICC dapat menunjukkan ini bukanlah alat yang digunakan oleh beberapa anggota komunitas internasional untuk mengancam siapa pun yang mereka inginkan, kapan pun mereka mau. Kita harus menekankan perlunya menghindari standar ganda dalam hal ini.”
Duta Besar Rusia Vassily Nebenzia menyoroti fakta bahwa ICC belum mengambil tindakan apa pun terhadap Palestina sejak tahun 2015.
Dia mempertanyakan apakah ada hubungan antara tidak adanya tindakan tersebut dan seruan Kongres AS untuk memberikan sanksi jika ICC menyelidiki individu dari AS dan negara-negara sekutunya.
Menggambarkan ICC sebagai “badan boneka”, Nebenzia menuduh ICC membuat tuduhan yang tidak berdasar dan bertanya, “Siapa yang mengendalikan remote?”
Mengutip undang-undang AS yang mendesak ICC untuk “mengundurkan diri” atas kejahatan yang dilakukan di Gaza, Nebenzia berpendapat undang-undang tersebut adalah “bukti” bahwa badan peradilan itu adalah “alat politik” Barat.
Gaouaoui menekankan harapan bahwa ICC akan mengambil “pendekatan serius” terhadap situasi di Gaza dan Wilayah Pendudukan Palestina, dengan mengatakan, “Hal ini diperlukan agar ICC dapat menunjukkan ini bukanlah alat yang digunakan oleh beberapa anggota komunitas internasional untuk mengancam siapa pun yang mereka inginkan, kapan pun mereka mau. Kita harus menekankan perlunya menghindari standar ganda dalam hal ini.”
Duta Besar Rusia Vassily Nebenzia menyoroti fakta bahwa ICC belum mengambil tindakan apa pun terhadap Palestina sejak tahun 2015.
Dia mempertanyakan apakah ada hubungan antara tidak adanya tindakan tersebut dan seruan Kongres AS untuk memberikan sanksi jika ICC menyelidiki individu dari AS dan negara-negara sekutunya.
Menggambarkan ICC sebagai “badan boneka”, Nebenzia menuduh ICC membuat tuduhan yang tidak berdasar dan bertanya, “Siapa yang mengendalikan remote?”
Mengutip undang-undang AS yang mendesak ICC untuk “mengundurkan diri” atas kejahatan yang dilakukan di Gaza, Nebenzia berpendapat undang-undang tersebut adalah “bukti” bahwa badan peradilan itu adalah “alat politik” Barat.
(sya)
tulis komentar anda