Netanyahu Kesal Dunia Kritik Perang Israel di Gaza: Itu Gunung Berapi Anti-Semitisme
Senin, 06 Mei 2024 - 10:22 WIB
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu kesal atas kritik dunia internasional terkait perang Zionis di Gaza, Palestina. Dia menggambarkan kritik itu sebagai "gunung berapi anti-Semitisme".
Pemimpin rezim Zionis itu juga sesumbar bahwa tidak ada tekanan yang akan menghentikan Israel untuk mempertahankan diri.
“Jika Israel dipaksa untuk berdiri sendiri, maka Israel akan berdiri sendiri,” kata Netanyahu, seperti dikutip AFP, Senin (6/5/2024).
Berbicara pada upacara Hari Peringatan Holocaust di situs peringatan Yad Vashem di Yerusalem, dia menyesalkan bahwa ketika Nazi membunuh 6 juta orang Yahudi selama Perang Dunia II, "rakyatnya sama sekali tidak berdaya melawan mereka yang ingin menghancurkan kita."
“Tidak ada negara yang datang membantu kami,” katanya ketika bendera Israel berkibar setengah tiang dan para penyintas Holocaust bersiap menyalakan obor.
“Hari ini, kami kembali menghadapi musuh yang bertekad menghancurkan kami,” lanjut Netanyahu kepada banyak orang yang berkumpul untuk upacara tersebut.
Satu kursi berwarna kuning kosong melambangkan para sandera yang masih ditawan oleh Hamas di Gaza.
“Saya katakan kepada para pemimpin dunia, tekanan apa pun, keputusan apa pun dari forum internasional mana pun, tidak akan menghentikan Israel untuk membela diri," ujarnya.
Dia menyesalkan lonjakan kritik yang terlihat di seluruh dunia terhadap Israel atas perangnya di Gaza, yang dipicu setelah serangan Hamas pada 7 Oktober yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dia mengecam apa yang dia sebut “gunung berapi anti-Semitisme yang mengerikan”, yang menurutnya sedang melonjak di seluruh dunia.
Netanyahu juga membandingkan protes yang terjadi di universitas-universitas di Amerika Serikat dan di seluruh dunia dengan diskriminasi terhadap orang Yahudi di universitas-universitas Jerman selama Perang Dunia II.
“Sungguh distorsi keadilan dan sejarah,” katanya.
Kritik tersebut, katanya, bukan “karena tindakan yang kami lakukan, namun karena kami ada...karena kami adalah orang Yahudi."
“Anda tidak akan merantai tangan kami...Israel akan terus memerangi kejahatan manusia sampai kemenangan,” katanya.
“Kami akan mengalahkan musuh-musuh genosida kami. Tidak akan pernah terjadi lagi sekarang!”
Perang paling berdarah di Gaza dimulai setelah serangan Hamas terhadap Israel yang mengakibatkan kematian lebih dari 1.170 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP atas angka resmi Israel.
Hamas juga menyandera sekitar 250 orang selama serangan itu. Israel memperkirakan 128 orang masih ditawan di Gaza, termasuk 35 orang yang menurut tentara tewas.
Bersumpah untuk menghancurkan Hamas, invasi brutal Israel telah menewaskan sedikitnya 34.683 orang di Gaza, sebagian besar wanita dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Pemimpin rezim Zionis itu juga sesumbar bahwa tidak ada tekanan yang akan menghentikan Israel untuk mempertahankan diri.
“Jika Israel dipaksa untuk berdiri sendiri, maka Israel akan berdiri sendiri,” kata Netanyahu, seperti dikutip AFP, Senin (6/5/2024).
Berbicara pada upacara Hari Peringatan Holocaust di situs peringatan Yad Vashem di Yerusalem, dia menyesalkan bahwa ketika Nazi membunuh 6 juta orang Yahudi selama Perang Dunia II, "rakyatnya sama sekali tidak berdaya melawan mereka yang ingin menghancurkan kita."
“Tidak ada negara yang datang membantu kami,” katanya ketika bendera Israel berkibar setengah tiang dan para penyintas Holocaust bersiap menyalakan obor.
“Hari ini, kami kembali menghadapi musuh yang bertekad menghancurkan kami,” lanjut Netanyahu kepada banyak orang yang berkumpul untuk upacara tersebut.
Satu kursi berwarna kuning kosong melambangkan para sandera yang masih ditawan oleh Hamas di Gaza.
“Saya katakan kepada para pemimpin dunia, tekanan apa pun, keputusan apa pun dari forum internasional mana pun, tidak akan menghentikan Israel untuk membela diri," ujarnya.
Dia menyesalkan lonjakan kritik yang terlihat di seluruh dunia terhadap Israel atas perangnya di Gaza, yang dipicu setelah serangan Hamas pada 7 Oktober yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dia mengecam apa yang dia sebut “gunung berapi anti-Semitisme yang mengerikan”, yang menurutnya sedang melonjak di seluruh dunia.
Netanyahu juga membandingkan protes yang terjadi di universitas-universitas di Amerika Serikat dan di seluruh dunia dengan diskriminasi terhadap orang Yahudi di universitas-universitas Jerman selama Perang Dunia II.
“Sungguh distorsi keadilan dan sejarah,” katanya.
Kritik tersebut, katanya, bukan “karena tindakan yang kami lakukan, namun karena kami ada...karena kami adalah orang Yahudi."
“Anda tidak akan merantai tangan kami...Israel akan terus memerangi kejahatan manusia sampai kemenangan,” katanya.
“Kami akan mengalahkan musuh-musuh genosida kami. Tidak akan pernah terjadi lagi sekarang!”
Perang paling berdarah di Gaza dimulai setelah serangan Hamas terhadap Israel yang mengakibatkan kematian lebih dari 1.170 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP atas angka resmi Israel.
Hamas juga menyandera sekitar 250 orang selama serangan itu. Israel memperkirakan 128 orang masih ditawan di Gaza, termasuk 35 orang yang menurut tentara tewas.
Bersumpah untuk menghancurkan Hamas, invasi brutal Israel telah menewaskan sedikitnya 34.683 orang di Gaza, sebagian besar wanita dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda