Turki Setop Semua Perdagangan dengan Israel karena Genosida di Gaza
Jum'at, 03 Mei 2024 - 20:30 WIB
Sejak menderita kekalahan besar dalam pemilu lokal di Turki pada Maret, pemerintah Turki semakin mengintensifkan kritiknya terhadap Israel dan mengambil serangkaian langkah terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Pemerintah menilai kebijakannya yang relatif lebih seimbang mengenai Palestina dan Gaza telah berdampak negatif terhadap pemilih intinya yang merupakan umat Islam yang taat, yang khawatir dengan invasi Israel yang sedang berlangsung di Gaza.
Israel telah membunuh lebih dari 34.000 warga Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Rezim kolonial Zionis meratakan seluruh lingkungan permukiman, dan menargetkan infrastruktur sipil lainnya termasuk sekolah, rumah sakit, dan masjid.
Pemerintah Turki pertama kali memberlakukan pembatasan ekspor ke Israel pada lebih dari 50 produk pada 9 April 2024.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bulan lalu secara terbuka bertemu dengan para pemimpin Hamas, termasuk kepala biro politik Ismail Haniyeh, untuk pertama kalinya sejak serangan kelompok tersebut terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.
Erdogan mengirim Menteri Luar Negerinya Hakan Fidan ke Doha untuk bertemu dengan para pejabat senior Hamas.
Fidan, dalam pernyataan terpisah awal pekan ini, mengumumkan Ankara juga akan bergabung dalam kasus genosida Afrika Selatan terhadap Israel di Mahkamah Internasional (ICJ).
Fidan mengatakan Turki telah mempertimbangkan bagaimana menanggapi tindakan Israel selama perang di Gaza selama beberapa waktu, dan telah mengambil tindakan terhadap Israel, seperti membatasi beberapa ekspor.
“Pakar hukum kami telah mempelajari bagaimana berpartisipasi dalam kasus hukum melawan Israel di ICJ,” ujar Fidan dalam pidatonya yang disiarkan televisi pada Rabu.
Pemerintah menilai kebijakannya yang relatif lebih seimbang mengenai Palestina dan Gaza telah berdampak negatif terhadap pemilih intinya yang merupakan umat Islam yang taat, yang khawatir dengan invasi Israel yang sedang berlangsung di Gaza.
Israel telah membunuh lebih dari 34.000 warga Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Rezim kolonial Zionis meratakan seluruh lingkungan permukiman, dan menargetkan infrastruktur sipil lainnya termasuk sekolah, rumah sakit, dan masjid.
Pemerintah Turki pertama kali memberlakukan pembatasan ekspor ke Israel pada lebih dari 50 produk pada 9 April 2024.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bulan lalu secara terbuka bertemu dengan para pemimpin Hamas, termasuk kepala biro politik Ismail Haniyeh, untuk pertama kalinya sejak serangan kelompok tersebut terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.
Erdogan mengirim Menteri Luar Negerinya Hakan Fidan ke Doha untuk bertemu dengan para pejabat senior Hamas.
Fidan, dalam pernyataan terpisah awal pekan ini, mengumumkan Ankara juga akan bergabung dalam kasus genosida Afrika Selatan terhadap Israel di Mahkamah Internasional (ICJ).
Fidan mengatakan Turki telah mempertimbangkan bagaimana menanggapi tindakan Israel selama perang di Gaza selama beberapa waktu, dan telah mengambil tindakan terhadap Israel, seperti membatasi beberapa ekspor.
“Pakar hukum kami telah mempelajari bagaimana berpartisipasi dalam kasus hukum melawan Israel di ICJ,” ujar Fidan dalam pidatonya yang disiarkan televisi pada Rabu.
tulis komentar anda