Dibully AS, China Siap Balas Dendam
Selasa, 30 April 2024 - 11:13 WIB
Washington juga mempertahankan kebijakan “ambiguitas strategis", yang berarti AS berupaya mencegah perebutan Taiwan oleh China dengan membuka kemungkinan bahwa hal itu akan membantu mempertahankan pulau dengan pemerintahan mandiri tersebut.
Menurut Lin, undang-undang bantuan Taiwan yang baru melanggar komunike AS-China mengenai "prinsip satu Tiongkok".
"Hal ini juga mengirimkan sinyal yang sangat salah kepada separatis Taiwan," katanya, seraya menambahkan bahwa Washington kembali mengungkapkan “sifat hegemonik dan penindasannya".
Ketegangan baru antara AS dan China terjadi setelah kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Beijing dan Shanghai pekan lalu.
Sekembalinya ke Washington, diplomat top AS itu menuduh Beijing mencoba memanipulasi pemilu Amerika.
Lin membantah tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa hal itu berasal dari “paranoia dan pengejaran bayangan".
Lin juga kecewa dengan tuduhan Blinken bahwa China mengekspor barang-barang yang dapat digunakan ganda untuk membantu Rusia memproduksi lebih banyak senjata untuk digunakan melawan Ukraina.
Dia mencatat bahwa China telah mendorong perundingan perjanjian damai di Ukraina, berbeda dengan peran AS sebagai penghasutnya.
“Hak China atas perdagangan normal dan pertukaran ekonomi dengan negara-negara di dunia, termasuk Rusia, atas dasar kesetaraan dan saling menguntungkan tidak boleh diganggu atau diusik,” kata Lin.
“AS terus mengalirkan amunisi ke Ukraina sambil menyalahkan perdagangan normal kami dengan Rusia. Sudah cukup jelas siapa sebenarnya yang mengobarkan api dan memperburuk krisis ini," imbuh dia.
Menurut Lin, undang-undang bantuan Taiwan yang baru melanggar komunike AS-China mengenai "prinsip satu Tiongkok".
"Hal ini juga mengirimkan sinyal yang sangat salah kepada separatis Taiwan," katanya, seraya menambahkan bahwa Washington kembali mengungkapkan “sifat hegemonik dan penindasannya".
Ketegangan baru antara AS dan China terjadi setelah kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Beijing dan Shanghai pekan lalu.
Sekembalinya ke Washington, diplomat top AS itu menuduh Beijing mencoba memanipulasi pemilu Amerika.
Lin membantah tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa hal itu berasal dari “paranoia dan pengejaran bayangan".
Lin juga kecewa dengan tuduhan Blinken bahwa China mengekspor barang-barang yang dapat digunakan ganda untuk membantu Rusia memproduksi lebih banyak senjata untuk digunakan melawan Ukraina.
Dia mencatat bahwa China telah mendorong perundingan perjanjian damai di Ukraina, berbeda dengan peran AS sebagai penghasutnya.
“Hak China atas perdagangan normal dan pertukaran ekonomi dengan negara-negara di dunia, termasuk Rusia, atas dasar kesetaraan dan saling menguntungkan tidak boleh diganggu atau diusik,” kata Lin.
“AS terus mengalirkan amunisi ke Ukraina sambil menyalahkan perdagangan normal kami dengan Rusia. Sudah cukup jelas siapa sebenarnya yang mengobarkan api dan memperburuk krisis ini," imbuh dia.
tulis komentar anda