WHO: Flu Burung Tidak Akan Memicu Pandemi Baru
Sabtu, 27 April 2024 - 21:40 WIB
WASHINGTON - Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) mengatakan bahwa risiko kesehatan masyarakat secara keseluruhan yang ditimbulkan oleh influenza A (H5N1) yang baru-baru ini terjadi adalah “rendah.”
Namun, bagi mereka yang terpapar burung, hewan, atau lingkungan yang terkontaminasi, risiko penularannya “dianggap rendah hingga sedang."
WHO menekankan bahwa penilaian risiko mungkin berubah ketika badan PBB tersebut mempelajari lebih lanjut.
“Virus ini telah terdeteksi dalam susu dan potensi perannya dalam penularan sedang diselidiki,” demikian keterangan WHO. Mereka menyarankan masyarakat untuk mengonsumsi susu pasteurisasi, bukan susu mentah.
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS baru-baru ini mengatakan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1.
Flu burung pertama kali diidentifikasi pada kelompok ternak di Texas pada bulan Maret, dan temuan selanjutnya menunjukkan adanya virus tersebut pada lebih dari selusin kelompok ternak tambahan di delapan negara bagian AS.
Data terbaru mengenai sampel susu menunjukkan wabah ini lebih luas di AS dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Namun, bagi mereka yang terpapar burung, hewan, atau lingkungan yang terkontaminasi, risiko penularannya “dianggap rendah hingga sedang."
WHO menekankan bahwa penilaian risiko mungkin berubah ketika badan PBB tersebut mempelajari lebih lanjut.
“Virus ini telah terdeteksi dalam susu dan potensi perannya dalam penularan sedang diselidiki,” demikian keterangan WHO. Mereka menyarankan masyarakat untuk mengonsumsi susu pasteurisasi, bukan susu mentah.
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS baru-baru ini mengatakan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1.
Flu burung pertama kali diidentifikasi pada kelompok ternak di Texas pada bulan Maret, dan temuan selanjutnya menunjukkan adanya virus tersebut pada lebih dari selusin kelompok ternak tambahan di delapan negara bagian AS.
Data terbaru mengenai sampel susu menunjukkan wabah ini lebih luas di AS dibandingkan perkiraan sebelumnya.
(ahm)
tulis komentar anda