Di Depan AS Cs, Jenderal China Ini Keras soal Taiwan dan Laut China Selatan
Selasa, 23 April 2024 - 10:30 WIB
Beijing telah mengabaikan keputusan-keputusan yang tidak menguntungkannya, khususnya di Laut China Selatan, di mana China sedang berselisih dengan lima pihak lainnya mengenai pulau, saluran air, dan sumber daya bawah laut.
Jepang terus mempertahankan kendalinya atas rangkaian pulau Senkaku yang tidak berpenghuni, yang disebut Diaoyu oleh China, di Laut China Timur, dari serangan Coast Guard China.
Taiwan pekan lalu memperkuat pijakannya di Laut China Selatan yang disengketakan dengan membangun komunikasi satelit antara pulau utama dan garnisunnya di Pulau Taiping, yang juga dikenal sebagai Itu Aba—daratan terbesar di rangkaian Pulau Spratly yang diperebutkan.
Tiongkok telah menciptakan tujuh pulau buatan di wilayah tersebut dengan menumpuk pasir dan semen di terumbu karang dan melengkapinya dengan landasan udara dan infrastruktur militer lainnya.
"Kedaulatan teritorial China tidak membiarkan pelanggaran dan kepentingan intinya tidak dapat diganggu gugat. Kami tidak memprovokasi masalah, tapi kami tidak akan pernah gentar menghadapi provokasi. Militer China akan dengan tegas membela reunifikasi dan kepentingan tanah air," kata Jenderal Zhang, mengacu pada Taiwan.
Zhang pernah berbicara di masa lalu tentang tekad Beijing untuk mengambil kendali pulau Taiwan yang mempunyai pemerintahan sendiri, yang diklaimnya sebagai wilayah China, dan menggunakan kekerasan jika diperlukan.
Dengan ekonomi dan teknologi tinggi yang sangat penting, Taiwan telah membangun pertahanannya sendiri dan dengan bantuan dari AS, di mana Kongres Amerika pada akhir pekan lalu menyetujui bantuan militer senilai USD8 miliar untuk Taiwan dan Indo-Pasifik.
Taiwan juga sedang membangun kapal selam dan pesawat latihnya sendiri serta menunggu pengiriman versi upgrade pesawat tempur F-16, tank tempur, dan perangkat keras lainnya dari AS.
Zhang tampaknya menekan pendekatan unilateralis China terhadap hubungan luar negeri dan konflik militer seperti yang dianut oleh Xi Jinping, komandan tertinggi militer, pemimpin Partai Komunis dan kepala negara seumur hidup, yang telah menghilangkan semua perbedaan pendapat.
"China tetap berkomitmen untuk menyelesaikan sengketa maritim dengan negara-negara yang berkepentingan langsung melalui konsultasi persahabatan, namun kami tidak akan membiarkan itikad baik kami disalahgunakan,” kata Zhang.
Jepang terus mempertahankan kendalinya atas rangkaian pulau Senkaku yang tidak berpenghuni, yang disebut Diaoyu oleh China, di Laut China Timur, dari serangan Coast Guard China.
Taiwan pekan lalu memperkuat pijakannya di Laut China Selatan yang disengketakan dengan membangun komunikasi satelit antara pulau utama dan garnisunnya di Pulau Taiping, yang juga dikenal sebagai Itu Aba—daratan terbesar di rangkaian Pulau Spratly yang diperebutkan.
Tiongkok telah menciptakan tujuh pulau buatan di wilayah tersebut dengan menumpuk pasir dan semen di terumbu karang dan melengkapinya dengan landasan udara dan infrastruktur militer lainnya.
"Kedaulatan teritorial China tidak membiarkan pelanggaran dan kepentingan intinya tidak dapat diganggu gugat. Kami tidak memprovokasi masalah, tapi kami tidak akan pernah gentar menghadapi provokasi. Militer China akan dengan tegas membela reunifikasi dan kepentingan tanah air," kata Jenderal Zhang, mengacu pada Taiwan.
Zhang pernah berbicara di masa lalu tentang tekad Beijing untuk mengambil kendali pulau Taiwan yang mempunyai pemerintahan sendiri, yang diklaimnya sebagai wilayah China, dan menggunakan kekerasan jika diperlukan.
Dengan ekonomi dan teknologi tinggi yang sangat penting, Taiwan telah membangun pertahanannya sendiri dan dengan bantuan dari AS, di mana Kongres Amerika pada akhir pekan lalu menyetujui bantuan militer senilai USD8 miliar untuk Taiwan dan Indo-Pasifik.
Taiwan juga sedang membangun kapal selam dan pesawat latihnya sendiri serta menunggu pengiriman versi upgrade pesawat tempur F-16, tank tempur, dan perangkat keras lainnya dari AS.
Zhang tampaknya menekan pendekatan unilateralis China terhadap hubungan luar negeri dan konflik militer seperti yang dianut oleh Xi Jinping, komandan tertinggi militer, pemimpin Partai Komunis dan kepala negara seumur hidup, yang telah menghilangkan semua perbedaan pendapat.
"China tetap berkomitmen untuk menyelesaikan sengketa maritim dengan negara-negara yang berkepentingan langsung melalui konsultasi persahabatan, namun kami tidak akan membiarkan itikad baik kami disalahgunakan,” kata Zhang.
Lihat Juga :
tulis komentar anda