Menteri Israel Dikecam karena Tweet Serangan ke Iran 'Cacat'
Sabtu, 20 April 2024 - 06:29 WIB
TEL AVIV - Salah satu sekutu utama Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu dituduh merugikan Israel hanya dengan satu kata yang diposting di media sosial tentang dugaan serangan terhadap lapangan terbang Iran.
Iran menepis laporan ledakan di langit Isfahan pada hari Jumat (19/4/2024), sementara Yerusalem Barat menolak berkomentar.
Oleh karena itu, kedua negara tampaknya memiliki alasan yang tepat untuk tidak meningkatkan konflik mereka lebih jauh, ketika Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir justru ikut campur.
“Lame,” tulisnya di X dalam bahasa Ibrani yang artinya ‘Cacat’, yang menunjukkan Israel berada di balik serangan tersebut yang tidak berdampak besar.
“Belum pernah ada seorang menteri yang melakukan kerusakan besar terhadap keamanan negara, citra negara, dan status internasionalnya,” ujar Pemimpin Oposisi Israel Yair Lapid.
Dia menjelaskan, “Dalam satu kata yang tidak bisa dimaafkan, Ben Gvir berhasil mencemooh dan mempermalukan Israel mulai dari Teheran hingga Washington.”
Channel 12 mengutip pejabat pemerintah yang tidak disebutkan namanya yang dekat dengan Netanyahu yang menyebut Ben-Gvir “kekanak-kanakan dan tidak relevan untuk diskusi apa pun,” tetapi juga menuduhnya merusak keamanan nasional Israel.
“Dia mungkin juga bekerja untuk musuh,” tulis podcaster Shaiel Ben-Ephraim, yang menunjukkan media Iran mengutip tweet Ben-Gvir untuk mengejek Israel.
Kantor berita Iran Tasnim memang mengutip postingan menteri tersebut di media sosial, dan mencatat, “Bahkan para pejabat Israel pun menertawakan mereka.”
Israel telah berjanji “merespons” serangan pesawat tak berawak dan rudal Iran pada Sabtu lalu, yang merupakan pembalasan atas pemboman konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April yang menewaskan beberapa perwira senior Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
Iran mengakui pada hari Jumat bahwa pertahanan udaranya diaktifkan sebagai respons terhadap “objek mencurigakan,” sementara media negara tersebut melaporkan tiga drone kecil ditembak jatuh dan tidak ada kerusakan di darat.
Israel biasanya tidak mengkonfirmasi atau menyangkal serangan di wilayah asing. Namun rezim kolonial Zionis berulang kali menjanjikan pembalasan terhadap Iran, yang mereka tuduh mendalangi serangan Hamas pada 7 Oktober di kota-kota Israel.
Rezim kolonial Israel telah membunuh lebih dari 34.000 warga Palestina di Jalur Gaza. Amerika Serikat, Inggris dan Jerman menjadi pemasok senjata yang digunakan Israel untuk membantai warga sipil di Gaza.
Iran menepis laporan ledakan di langit Isfahan pada hari Jumat (19/4/2024), sementara Yerusalem Barat menolak berkomentar.
Oleh karena itu, kedua negara tampaknya memiliki alasan yang tepat untuk tidak meningkatkan konflik mereka lebih jauh, ketika Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir justru ikut campur.
“Lame,” tulisnya di X dalam bahasa Ibrani yang artinya ‘Cacat’, yang menunjukkan Israel berada di balik serangan tersebut yang tidak berdampak besar.
“Belum pernah ada seorang menteri yang melakukan kerusakan besar terhadap keamanan negara, citra negara, dan status internasionalnya,” ujar Pemimpin Oposisi Israel Yair Lapid.
Dia menjelaskan, “Dalam satu kata yang tidak bisa dimaafkan, Ben Gvir berhasil mencemooh dan mempermalukan Israel mulai dari Teheran hingga Washington.”
Channel 12 mengutip pejabat pemerintah yang tidak disebutkan namanya yang dekat dengan Netanyahu yang menyebut Ben-Gvir “kekanak-kanakan dan tidak relevan untuk diskusi apa pun,” tetapi juga menuduhnya merusak keamanan nasional Israel.
“Dia mungkin juga bekerja untuk musuh,” tulis podcaster Shaiel Ben-Ephraim, yang menunjukkan media Iran mengutip tweet Ben-Gvir untuk mengejek Israel.
Kantor berita Iran Tasnim memang mengutip postingan menteri tersebut di media sosial, dan mencatat, “Bahkan para pejabat Israel pun menertawakan mereka.”
Israel telah berjanji “merespons” serangan pesawat tak berawak dan rudal Iran pada Sabtu lalu, yang merupakan pembalasan atas pemboman konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April yang menewaskan beberapa perwira senior Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
Iran mengakui pada hari Jumat bahwa pertahanan udaranya diaktifkan sebagai respons terhadap “objek mencurigakan,” sementara media negara tersebut melaporkan tiga drone kecil ditembak jatuh dan tidak ada kerusakan di darat.
Israel biasanya tidak mengkonfirmasi atau menyangkal serangan di wilayah asing. Namun rezim kolonial Zionis berulang kali menjanjikan pembalasan terhadap Iran, yang mereka tuduh mendalangi serangan Hamas pada 7 Oktober di kota-kota Israel.
Rezim kolonial Israel telah membunuh lebih dari 34.000 warga Palestina di Jalur Gaza. Amerika Serikat, Inggris dan Jerman menjadi pemasok senjata yang digunakan Israel untuk membantai warga sipil di Gaza.
(sya)
tulis komentar anda