Iran Siaga Hadapi Serangan Israel Lainnya, Tarik Penasihat Militer dari Suriah
Kamis, 18 April 2024 - 18:11 WIB
TEHERAN - Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran diduga menarik kembali penasihat militer utamanya dari lokasi di Suriah, ketika Teheran bersiap menghadapi serangan balasan Israel.
Wall Street Journal melaporkan hal itu pada Rabu (17/4/2024), mengutip pejabat Suriah dan Iran.
Kabar ini muncul setelah Iran meluncurkan apa yang diperkirakan berjumlah beberapa ratus rudal dan drone peledak ke sasaran di Israel pada hari Sabtu.
Teheran menggambarkan serangan itu sebagai pembalasan atas kematian tujuh perwira IRGC yang tewas dalam serangan udara Israel di konsulat Iran di Damaskus pada 1 April 2024.
Rezim kolonial Israel mengklaim telah menembak jatuh hampir semua amunisi yang ditembakkan pada akhir pekan lalu, sementara Teheran melaporkan berhasil menyerang beberapa instalasi militer Israel.
Sekarang, menurut Journal, Iran sedang mempersiapkan serangan Israel dan dilaporkan sedang mempersiapkan angkatan udaranya untuk mencegat serangan tersebut, sementara angkatan lautnya bersiap melindungi kapal komersial Iran di Laut Merah.
Pada saat yang sama, WSJ mengklaim IRGC, serta kelompok pejuang Hizbullah Lebanon, mengurangi kehadiran perwira senior mereka di Suriah, sementara personel militer tingkat menengah “berpindah dari lokasi asal mereka di negara tersebut.”
Outlet tersebut menjelaskan, dengan mengutip para ahli militer, bahwa fasilitas-fasilitas yang terkait dengan Iran di Suriah kemungkinan besar menjadi sasaran serangan udara Israel, karena fasilitas-fasilitas tersebut memungkinkan Israel merespons sambil menghindari pertempuran langsung dengan Iran.
Meskipun AS dan negara-negara Eropa lainnya telah mendesak Israel untuk tidak membalas dan merasa puas mereka berhasil menghalangi serangan Iran, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bersikeras Israel akan membuat “keputusan sendiri” dan “melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk mempertahankan diri.”
Sejauh ini, para pejabat Israel belum mengomentari sifat dari potensi pembalasan tersebut, namun dilaporkan telah meyakinkan mitra mereka di Amerika dan Eropa bahwa tanggapan tersebut tidak akan membahayakan keamanan mereka dan kemungkinan besar cakupannya terbatas.
Teheran, di sisi lain, telah memperingatkan Israel agar tidak melakukan serangan balasan. “Tindakan sekecil apa pun terhadap kepentingan Iran pasti akan ditanggapi dengan respons yang keras, ekstensif, dan menyakitkan terhadap semua pelakunya,” ujar Presiden Iran Ebrahim Raisi.
Sementara itu, PBB telah menyatakan keprihatinannya atas retorika di Timur Tengah di tengah eskalasi terbaru ini, dan menyerukan semua pihak “menahan diri secara maksimal.”
Wall Street Journal melaporkan hal itu pada Rabu (17/4/2024), mengutip pejabat Suriah dan Iran.
Kabar ini muncul setelah Iran meluncurkan apa yang diperkirakan berjumlah beberapa ratus rudal dan drone peledak ke sasaran di Israel pada hari Sabtu.
Teheran menggambarkan serangan itu sebagai pembalasan atas kematian tujuh perwira IRGC yang tewas dalam serangan udara Israel di konsulat Iran di Damaskus pada 1 April 2024.
Rezim kolonial Israel mengklaim telah menembak jatuh hampir semua amunisi yang ditembakkan pada akhir pekan lalu, sementara Teheran melaporkan berhasil menyerang beberapa instalasi militer Israel.
Sekarang, menurut Journal, Iran sedang mempersiapkan serangan Israel dan dilaporkan sedang mempersiapkan angkatan udaranya untuk mencegat serangan tersebut, sementara angkatan lautnya bersiap melindungi kapal komersial Iran di Laut Merah.
Pada saat yang sama, WSJ mengklaim IRGC, serta kelompok pejuang Hizbullah Lebanon, mengurangi kehadiran perwira senior mereka di Suriah, sementara personel militer tingkat menengah “berpindah dari lokasi asal mereka di negara tersebut.”
Outlet tersebut menjelaskan, dengan mengutip para ahli militer, bahwa fasilitas-fasilitas yang terkait dengan Iran di Suriah kemungkinan besar menjadi sasaran serangan udara Israel, karena fasilitas-fasilitas tersebut memungkinkan Israel merespons sambil menghindari pertempuran langsung dengan Iran.
Meskipun AS dan negara-negara Eropa lainnya telah mendesak Israel untuk tidak membalas dan merasa puas mereka berhasil menghalangi serangan Iran, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bersikeras Israel akan membuat “keputusan sendiri” dan “melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk mempertahankan diri.”
Sejauh ini, para pejabat Israel belum mengomentari sifat dari potensi pembalasan tersebut, namun dilaporkan telah meyakinkan mitra mereka di Amerika dan Eropa bahwa tanggapan tersebut tidak akan membahayakan keamanan mereka dan kemungkinan besar cakupannya terbatas.
Teheran, di sisi lain, telah memperingatkan Israel agar tidak melakukan serangan balasan. “Tindakan sekecil apa pun terhadap kepentingan Iran pasti akan ditanggapi dengan respons yang keras, ekstensif, dan menyakitkan terhadap semua pelakunya,” ujar Presiden Iran Ebrahim Raisi.
Sementara itu, PBB telah menyatakan keprihatinannya atas retorika di Timur Tengah di tengah eskalasi terbaru ini, dan menyerukan semua pihak “menahan diri secara maksimal.”
(sya)
tulis komentar anda