Medvedev Ingin Tentara NATO di Ukraina Dibunuh Sebagai Buruan Berhadiah
Jum'at, 05 April 2024 - 09:23 WIB
MOSKOW - Dmitry Medvedev, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, menyerukan pemberian hadiah bagi para tentara Moskow yang memburu dan membunuh pasukan NATO jika dikerahkan di Ukraina.
Dalam sebuah posting-an di media sosial, Medvedev mengecam para pendukung Kyiv dari Barat, dengan alasan bahwa mereka “menganggap dunia sebagai kebodohan” jika mereka percaya bahwa pengiriman pasukan asing ke Ukraina tidak akan menyebabkan eskalasi yang berbahaya.
Menurutnya, jika tentara NATO benar-benar berakhir di Ukraina, mereka tidak akan terbatas pada peran non-tempur saja.
“Mereka akan menjadi bagian dari pasukan reguler yang berperang melawan kami. Itu sebabnya mereka harus diperlakukan hanya sebagai musuh,” tulis Medvedev, yang pernah menjabat sebagai presiden Rusia.
“Kita seharusnya tidak memenjarakan! Penghargaan setinggi-tingginya harus diberikan kepada setiap tentara NATO yang terbunuh,” lanjut dia, seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (5/4/2024).
Para pengusaha dan aktivis pro-perang Rusia sebelumnya telah menetapkan imbalan atas penghancuran tank buatan Barat di Ukraina.
Gagasan mengenai kemungkinan pengerahan tentara NATO ke Ukraina berulang kali dilontarkan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang berpendapat bahwa “semua opsi mungkin dilakukan”. Namun dia menekankan bahwa Paris tidak memiliki rencana seperti itu untuk saat ini.
Selama percakapan telepon yang jarang terjadi antara para pemimpin pertahanan pada hari Rabu, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu memperingatkan koleganya dari Prancis, Sebastien Lecornu, bahwa pengiriman pasukan Prancis ke Ukraina akan menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan bagi Paris.
Moskow telah berulang kali memperingatkan bahwa pengerahan pasukan NATO ke Ukraina akan menempatkan blok tersebut di ambang konflik besar dengan Rusia.
Presiden Vladimir Putin sebelumnya telah memperingatkan: ”Hal itu akan menjadi satu langkah lagi menuju Perang Dunia III skala penuh.”
Dalam sebuah posting-an di media sosial, Medvedev mengecam para pendukung Kyiv dari Barat, dengan alasan bahwa mereka “menganggap dunia sebagai kebodohan” jika mereka percaya bahwa pengiriman pasukan asing ke Ukraina tidak akan menyebabkan eskalasi yang berbahaya.
Menurutnya, jika tentara NATO benar-benar berakhir di Ukraina, mereka tidak akan terbatas pada peran non-tempur saja.
“Mereka akan menjadi bagian dari pasukan reguler yang berperang melawan kami. Itu sebabnya mereka harus diperlakukan hanya sebagai musuh,” tulis Medvedev, yang pernah menjabat sebagai presiden Rusia.
“Kita seharusnya tidak memenjarakan! Penghargaan setinggi-tingginya harus diberikan kepada setiap tentara NATO yang terbunuh,” lanjut dia, seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (5/4/2024).
Para pengusaha dan aktivis pro-perang Rusia sebelumnya telah menetapkan imbalan atas penghancuran tank buatan Barat di Ukraina.
Gagasan mengenai kemungkinan pengerahan tentara NATO ke Ukraina berulang kali dilontarkan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang berpendapat bahwa “semua opsi mungkin dilakukan”. Namun dia menekankan bahwa Paris tidak memiliki rencana seperti itu untuk saat ini.
Selama percakapan telepon yang jarang terjadi antara para pemimpin pertahanan pada hari Rabu, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu memperingatkan koleganya dari Prancis, Sebastien Lecornu, bahwa pengiriman pasukan Prancis ke Ukraina akan menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan bagi Paris.
Moskow telah berulang kali memperingatkan bahwa pengerahan pasukan NATO ke Ukraina akan menempatkan blok tersebut di ambang konflik besar dengan Rusia.
Presiden Vladimir Putin sebelumnya telah memperingatkan: ”Hal itu akan menjadi satu langkah lagi menuju Perang Dunia III skala penuh.”
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda