Kisah Kudeta Guatemala yang Dipelopori AS Gara-gara Kebun Pisang

Selasa, 02 April 2024 - 17:30 WIB
Sejak berkuasa di Guatemala, Arbenz telah meluncurkan kebijakan-kebijakan yang dirasa mengancam pengaruh AS. Misalnya, seperti reformasi tanah dan redistribusi kepada masyarakat Guatemala yang tidak memiliki tanah.

Program-program Arbenz telah memberikan dampak buruk bagi perusahaan United Fruit Company milik Amerika Serikat. Dalam hal ini, mereka kehilangan banyak hektare tanah termasuk dari tempat hasil bisnis pisangnya berasal.

Menanggapi ancaman yang semakin serius, pemerintah AS bermaksud menyingkirkan Arbenz dari kekuasaan. Pada akhirnya, ditugaskan CIA oleh Presiden Dwight D Eisenhower guna menjalankan misi rahasia multifaset (kode bernama PBSUCCESS).

Sejak Juni 1954, CIA mulai menghujani publik Guatemala dengan propaganda. Mereka pun mengorganisir dan mempersenjatai pasukan pemberontak yang menyebut dirinya “pejuang kemerdekaan” serta menunjuk Castillo Armas sebagai pemimpin.

Pada akhir Juni, pemerintahan Arbenz di Guatemala mulai menyerah. Ia pun terpaksa mengundurkan diri pada 27 Juni. Tak hanya itu, Arbenz bahkan mengasingkan diri sebelum akhirnya meninggal pada 1971.

Tak lama setelah Arbenz mundur, Castillo Armas dan para pengikutnya berbaris ke Guatemala City dan mendirikan pemerintahan pengganti. Pada 8 Juli 1954, Castillo Armas resmi terpilih sebagai presiden junta.

Penggulingan Arbenz di Guatemala memunculkan serangkaian kejadian baru. Rezim anyar yang berkuasa menangkap ribuan orang yang diduga komunis dan mengeksekusi ratusan tahanan. Serikat buruh pun dihancurkan, sementara tanah perusahaan United Fruit Company dipulihkan.

Namun, kekuasaan Castillo Armas tidak berlangsung lama. Ia dibunuh pengawalnya sekitar tahun 1957. Pada akhirnya, kondisi Guatemala terus merosot dengan kemunculan serangkaian kudeta dan kudeta balasan.

Demikianlah ulasan mengenai kudeta Guatemala 1954 yang dipelopori AS melalui CIA.

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More