Bukan Hanya AS, Ternyata Iran Sudah Ingatkan Rusia tentang Ancaman Teror, tapi Kremlin Mengabaikannya
Senin, 01 April 2024 - 20:35 WIB
ISIS-K, yang namanya diambil dari istilah lama untuk wilayah yang meliputi sebagian Iran, Turkmenistan, dan Afghanistan, muncul di Afghanistan timur pada akhir tahun 2014 dan dengan cepat mendapatkan reputasi atas kebrutalan yang ekstrem.
Sumber kedua Reuters, yang juga meminta untuk tidak disebutkan namanya karena sensitifnya masalah ini, mengatakan bahwa informasi yang diberikan Teheran kepada Moskow tentang serangan yang akan terjadi tidak memiliki rincian spesifik mengenai waktu dan target pastinya.
“Mereka (anggota ISIS-K) diinstruksikan untuk mempersiapkan operasi signifikan di Rusia… Salah satu teroris (yang ditangkap di Iran) mengatakan beberapa anggota kelompok tersebut telah melakukan perjalanan ke Rusia,” kata sumber kedua.
Sumber ketiga, seorang pejabat senior keamanan, mengatakan: "Karena Iran telah menjadi korban serangan teror selama bertahun-tahun, pihak berwenang Iran memenuhi kewajiban mereka untuk memperingatkan Moskow berdasarkan informasi yang diperoleh dari para teroris yang ditangkap."
Ditanya tentang laporan Reuters, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan: “Saya tidak tahu apa-apa tentang ini.” Kementerian luar negeri Iran tidak membalas permintaan komentar mengenai berita ini. Gedung Putih tidak memberikan komentar mengenai masalah ini.
Sebuah sumber yang mengetahui intelijen AS mengenai serangan yang akan terjadi di Rusia mengatakan bahwa serangan tersebut didasarkan pada intersepsi “obrolan” di antara gerilyawan ISIS-K. Menantang pernyataan AS, Rusia mengatakan mereka yakin Ukraina terkait dengan serangan itu, tanpa memberikan bukti. Kyiv membantah keras pernyataan tersebut.
Sementara itu, serangan di Kerman dan dekat Moskow melibatkan warga negara Tajikistan. ISIS-K secara agresif merekrut orang-orang dari Tajikistan, bekas republik Soviet yang miskin, kata para pakar keamanan.
Sumber mengatakan Iran telah membahas masalah keamanannya dengan Tajikistan. Sebuah sumber diplomatik di Tajikistan membenarkan bahwa Teheran baru-baru ini berdiskusi dengan Dushanbe mengenai peningkatan keterlibatan etnis Tajik dalam kegiatan militan.
ISIS menyimpan kebencian yang besar terhadap kelompok Syiah -- sekte dominan di Iran dan juga menjadi sasaran serangan afiliasinya di Afghanistan. Sebagai kelompok Muslim Sunni garis keras, ISIS memandang Syiah sebagai murtad.
Sumber kedua Reuters, yang juga meminta untuk tidak disebutkan namanya karena sensitifnya masalah ini, mengatakan bahwa informasi yang diberikan Teheran kepada Moskow tentang serangan yang akan terjadi tidak memiliki rincian spesifik mengenai waktu dan target pastinya.
“Mereka (anggota ISIS-K) diinstruksikan untuk mempersiapkan operasi signifikan di Rusia… Salah satu teroris (yang ditangkap di Iran) mengatakan beberapa anggota kelompok tersebut telah melakukan perjalanan ke Rusia,” kata sumber kedua.
Sumber ketiga, seorang pejabat senior keamanan, mengatakan: "Karena Iran telah menjadi korban serangan teror selama bertahun-tahun, pihak berwenang Iran memenuhi kewajiban mereka untuk memperingatkan Moskow berdasarkan informasi yang diperoleh dari para teroris yang ditangkap."
Ditanya tentang laporan Reuters, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan: “Saya tidak tahu apa-apa tentang ini.” Kementerian luar negeri Iran tidak membalas permintaan komentar mengenai berita ini. Gedung Putih tidak memberikan komentar mengenai masalah ini.
Sebuah sumber yang mengetahui intelijen AS mengenai serangan yang akan terjadi di Rusia mengatakan bahwa serangan tersebut didasarkan pada intersepsi “obrolan” di antara gerilyawan ISIS-K. Menantang pernyataan AS, Rusia mengatakan mereka yakin Ukraina terkait dengan serangan itu, tanpa memberikan bukti. Kyiv membantah keras pernyataan tersebut.
Sementara itu, serangan di Kerman dan dekat Moskow melibatkan warga negara Tajikistan. ISIS-K secara agresif merekrut orang-orang dari Tajikistan, bekas republik Soviet yang miskin, kata para pakar keamanan.
Sumber mengatakan Iran telah membahas masalah keamanannya dengan Tajikistan. Sebuah sumber diplomatik di Tajikistan membenarkan bahwa Teheran baru-baru ini berdiskusi dengan Dushanbe mengenai peningkatan keterlibatan etnis Tajik dalam kegiatan militan.
ISIS menyimpan kebencian yang besar terhadap kelompok Syiah -- sekte dominan di Iran dan juga menjadi sasaran serangan afiliasinya di Afghanistan. Sebagai kelompok Muslim Sunni garis keras, ISIS memandang Syiah sebagai murtad.
tulis komentar anda